Pernahkah kamu melihat komposisi bahan yang ada di produk sampomu? Awalnya kamu akan bingung karena banyaknya bahan kimia yang terkandung dalam satu produk sampo.
Umumnya dalam satu produk sampo akan terdapat sekitar 10-30 jenis bahan, baik bahan kimia maupun bahan alami. Salah satu bahan yang sangat terkenal digunakan pada produk perawatan rambut adalah dimethicone.
Penggunaan dimethicone pada produk sampo ternyata memiliki pro dan kontra. Yuk, pelajari lebih jauh tentang kandungan ini.
Dimethicone merupakan polimer yang terbuat dari silika. Bahan silika yang terdapat pada produk sampo bekerja dengan cara membuat lapisan hidrofobik (waterproof) pada batang rambut. Akibat dari pelapisan tersebut, rambut jadi tidak mudah kehilangan air, sehingga kelembapan dalam rambut terjaga. Kondisi ini menjadikan dimethicone cocok digunakan sebagai conditioning.
Di sisi lain, lapisan hidrofobik juga akan menutupi porositas rambut sehingga rambut cenderung tidak menyerap kelembapan. Minimnya porositas rambut akan menyebabkan rambut lebih lembut. Tertutupinya pori rambut juga bermanfaat untuk digunakan dalam produk pelurus rambut.
Lapisan yang terbentuk juga melubrikasi rambut sehingga akan terasa lebih halus. Tak heran ketika sehabis keramas rambutmu terasa lebih lebih halus dan lembut sehingga mudah diatur. Berkat lapisan itu juga rambut akan terlindungi dari panas ketika melakukan styling rambut.
Berdasarkan sebuah tinjauan ilmiah yang dilakukan tahun 2019 oleh The Cosmetic Ingredient Review Expert Panel menemukan bahwa jumlah kandungan dimethicone kurang dari 15 persen pada produk perawatan rambut telah terbukti aman.
Akan tetapi, tidak bisa dimungkiri bahwa masing-masing orang memilliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan suatu produk. Jika kamu mengalami reaksi alergi seperti kemerahan, gatal, dan iritasi, segera hentikan penggunaan produk.
Bila kondisi alergi tak kunjung membaik, sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis kulit.
Banyak yang mengatakan dimethicone bisa menumpuk pada rambut, apakah benar? Ya, penumpukan dimethicone terjadi karena sifatnya yang cenderung sulit larut oleh air, sehingga sulit untuk dihilangkan.
Dimethicone yang menumpuk pada rambut akan menghalangi masuknya air ke dalam kutikula. Minimnya air yang masuk pada kutikula rambut akan memberikan efek rambut lemas dan kering.
Efek dari penggunaan dimethicone ini tidak menguntungkan bagi yang memiliki rambut ikal maupun keriting karena akan semakin membuat rambut terlihat kering dan rapuh. Ditambah lagi juga dapat merusak bentuk ikal dan keriting pada rambut.
Lapisan dimethicone yang bersifat hidrofobik memiliki ketertarikan lebih kuat pada zat-zat non air. Lapisan ini akan sangat mudah mengikat debu dan polutan di udara, sehingga membuat lapisan yang terbentuk semakin tebal dan berat.
Kondisi tersebut tentu bisa merugikan orang-orang yang memiliki rambut halus, karena rambut akan terlihat lepek dan berminyak. Bad hair day, deh!
Tenang saja, efek dari dimethicone dapat diatasi dengan mudah. Kamu bisa memilih sampo tanpa kandungan itu di dalamnya.
Jika kamu sudah cukup lama menggunakan sampo dengan kandungan dimethicone, cobalah beralih ke produk yang mengandung sulfat. Gunakan seminggu sekali untuk menghilangkan penumpukan dimethicone.
Buat kamu yang rambutnya kering dan rusak, kamu tetap bisa merasakan manfaat dari dimethicone sebagai pelembut dan pelindung rambut. Coba gunakan jenis silika lain, seperti cyclomethicone dan dimethicone copolyol. Kedua bahan tersebut tidak menyebabkan penumpukan pada rambut. Cyclomethicone sangat mudah menguap, sedangkan dimethicone copolyol bersifat mudah dibilas oleh air.
Tidak semua orang mengalami efek kurang menguntungkan dari dimetihicone. Di balik kekurangan, dimetihicone sangat bermanfaat untuk jenis rambut yang rusak akibat sering di-styling. Supaya rambut terawat dengan baik, kenali jenis dan kondisi rambut, kemudian pilih sampo dengan komposisi sesuai kebutuhan. Satu lagi, jangan malas membaca kemasan sampo, ya!