Ilustrasi anak dengan hyperfocus
Meskipun ADHD sering dikaitkan dengan kesulitan mempertahankan perhatian, paradoksnya, individu dengan ADHD juga dapat mengalami hyperfocus yaitu kondisi di mana seseorang sangat terfokus pada suatu aktivitas hingga mengabaikan hal-hal lain di sekitarnya. Dalam keadaan ini, mereka bisa begitu tenggelam dalam aktivitas yang menarik minat mereka, seperti bermain game atau menggambar, hingga lupa waktu dan kebutuhan dasar seperti makan atau tidur.
Di sisi lain, individu dengan autisme juga dapat menunjukkan perilaku serupa, yang sering disebut sebagai hyperfixation. Mereka mungkin memiliki minat yang sangat mendalam dan intens terhadap topik atau aktivitas tertentu, seperti kereta api, dinosaurus, atau angka. Minat ini bisa memberikan rasa nyaman dan struktur, namun juga dapat membuat mereka kesulitan untuk beralih ke aktivitas lain.
Meskipun kedua kondisi ini melibatkan fokus yang intens, perbedaannya terletak pada pemicunya misalnya pada ADHD, hyperfocus biasanya muncul secara spontan terhadap hal-hal yang memberikan stimulasi tinggi. Sementara pada autisme, hyperfixation sering kali berkaitan dengan minat khusus (special interest) yang memberikan rasa aman dan keteraturan.
Walau ADHD dan autisme berbeda, namun dua kondisi ini bisa terjadi secara bersamaan. Dalam jurnal “The Co-occurrence of Autism and Attention Deficit Hyperactivity Disorder in Children – What Do We Know?” yang ditulis oleh Leitner (2014), disebutkan bahwa sekitar 30–50 persen individu autistik juga memiliki ADHD. Ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman yang tepat tentang kedua kondisi ini, karena gejala yang muncul bisa saling tumpang tindih.
Penting untuk diingat bahwa artikel ini tidak dimaksudkan untuk diagnosis mandiri (self-diagnose). Jika kamu merasa memiliki gejala yang serupa, ada baiknya untuk berkonsultasi langsung dengan profesional, seperti psikiater atau psikolog, demi mendapatkan evaluasi dan penanganan yang sesuai.
Referensi
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.). Arlington, VA: American Psychiatric Publishing. Diakses pada Mei 2025.
Leitner, Y. (2014). The co-occurrence of autism and attention deficit hyperactivity disorder in children – what do we know? Frontiers in Human Neuroscience, 8, 268. Diakses pada Mei 2025.
Dwijo Saputro, Sp.KJ. (2024). Penjelasan mengenai ADHD pada anak di kelas. Diakses dari akun Instagram @yayasanadhd.id. Diakses pada Mei 2025.
SPARK for Autism. (2023). What Have Researchers Learned about Special Interests in Autism from SPARK Participants?. Diakses pada Mei 2025.