Bronkiektasis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Terjadinya penumpukan lendir di paru-paru

Pernah dengar penyakit bronkiektasis? Penyakit yang menyerang saluran pernapasan ini memang tidak "sepopuler" asma, pneumonia, atau penyakit paru-paru lainnya. Memiliki gejala umum seperti batuk dan sesak napas, penyakit ini bisa dialami anak-anak usia prasekolah hingga lansia.

Apa, sih, bronkiektasis? Berikut ini fakta seputar pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, serta cara penanganan dan pencegahannya.

1. Apa itu bronkiektasis?

Bronkiektasis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi nyeri dada sebagai gejala bronkiektasis (uabmedicine.org)

Berdasarkan laporan dalam jurnal Tuberculosis and Respiratory Diseases tahun 2012, bronkiektasis didefinisikan sebagai pelebaran permanen saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi berulang dan kronis dari salah satu organ pernapasan kita, bronkus. Kondisi tersebut akhirnya memicu pembentukan sputum alias dahak yang akan mengganggu kelancaran saluran pernapasan.

Sistem pernapasan punya mekanisme perlindungan untuk menangkan bakteri dari udara yang dihirup dengan memproduksi mukus atau lendir. Normalnya, lendir tersebut dialirkan ke luar saluran pernapasan dan paru-paru. Akan tetapi, pada orang dengan bronkiektasis, fungsi tersebut tidak berjalan dengan semestinya, sehingga terjadi penumpukan lendir di paru-paru.

2. Penyebab

Bronkiektasis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi batuk berdahak (pixabay.com/natstya_gepp)

Sebuah studi dalam Journal of Thoracic Disease tahun 2018 menyebutkan sejumlah penyebab bronkiektasis. Penyebab yang paling umum adalah:

  • Pasca infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia, tuberkulosis, atau infeksi pada masa kanak-kanak.
  • Terdiagnosis dengan gangguan pernapasan lainnya seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Aspirasi kronis (kondisi seringnya suatu benda seperti makanan, air liur, atau atau cairan perut yang masuk ke saluran pernapasan).

Selain itu, ada pula beberapa penyebab lainnya yang lebih jarang, seperti:

  • Penyakit autoimun.
  • Kelainan genetik.
  • Penyakit infeksi saluran pencernaan.
  • Penyakit jaringan ikat.
  • Kondisi imunodefisiensi alias lemahnya sistem kekebalan tubuh.
  • Obstruksi jalan napas yang disebabkan oleh tumor atau benda asing.

Baca Juga: 10 Latihan Efektif Kuatkan Fungsi Paru-parumu, Bernapas Lebih Lega!

3. Tanda dan gejala

Bronkiektasis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi batuk (timesofindia.indiatimes.com)

Menurut studi dalam Canadian Medical Association Journal tahun 2017, sejumlah gejala yang kerap dialami pasien bronkiektasis adalah:

  • Batuk berdahak.
  • Jumlah dahak berlebihan.
  • Hemoptisis alias batuk berdarah.
  • Sesak napas.
  • Nyeri dada.
  • Infeksi pernapasan berulang.

Sementara itu, tanda-tanda yang kerap ditemukan pada pasien dapat meliputi:

  • Jari tabuh alias clubbing.
  • Suara napas crackles.
  • Suara napas mengi.

4. Berawal dari infeksi, inilah perjalanan penyakit bronkiektasis

Bronkiektasis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi bakteri (news.usc.edu)

Menurut laporan dalam International Journal of COPD tahun 2009, bronkiektasis dimulai dari infeksi yang menyerang saluran pernapasan. Peradangan ini menyebabkan adanya kerusakan jaringan dan terganggunya sistem mukosiliar, yakni sebuah sistem yang berfungsi untuk membersihkan saluran pernapasan dari lendir dan partikel asing.

Hal ini menyebabkan mikroba seperti bakteri, virus, atau jamur dapat berkembang di saluran pernapasan dan menimbulkan infeksi berulang. Adanya infeksi kronis yang berulang pun akan mengakibatkan obstruksi pada saluran pernapasan yang semakin memburuk seiring waktu.

5. Diagnosis bronkiektasis

Bronkiektasis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/pressfoto)

Ada sejumlah cara untuk mengonfirmasi diagnosis bronkiektasis. Menurut sebuah studi dalam jurnal Australian Family Physician tahun 2012, cara yang dijadikan gold standard alias pedoman dalam diagnosis bronkiektasis adalah CT scan paru-paru untuk mengidentifikasi adanya kelainan di saluran pernapasan.

Selain itu, ada pula sejumlah cara lainnya seperti pemeriksaan darah lengkap, rontgen paru-paru, pemeriksaan kultur dahak, hingga penggunaan spirometri untuk mengukur volume pernapasan.

6. Pengobatan

Bronkiektasis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Publikasi StatPearls tahun 2020 menyatakan bahwa tujuan pengobatan atau terapi bronkiektasis adalah mengatasi penyebab yang mendasarinya, membersihkan saluran pernapasan, mengendalikan infeksi, serta memperbaiki obstruksi yang terjadi di saluran pernapasan.

Menurut studi dalam jurnal Tuberculosis and Respiratory Diseases tahun 2012, tata laksana bronkiektasis antara lain:

  • Terapi immunogloasbulin secara intravena alias melalui jarum suntik.
  • Pemberian obat-obatan seperti antibiotik, bronkodilator, dan kortikosteroid.
  • Terapi dengan obat mukolitik atau makrolid.
  • Fisioterapi dada untuk meringankan gejala.

7. Tak hanya obat-obatan, perubahan gaya hidup juga dibutuhkan untuk mengatasi dan mencegah bronkiektasis

Bronkiektasis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi olahraga lari (sciencemag.org)

Tak cukup dengan terapi obat-obatan, modifikasi gaya hidup pun dapat dilakukan untuk mengurangi gejala bronkiektasis. 

Langkah-langkah perbaikan gaya hidup yang bisa dilakukan ialah:

  • Menjauhi asap rokok dan polusi udara.
  • Berolahraga secara rutin.
  • Memenuhi asupan nutrisi tubuh.

Itu semua juga bisa jadi langkah tepat untuk mencegah penyakit ini.

Itulah ulasan seputar pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, serta cara mengobati dan mencegah bronkiektasis. Bila kamu atau orang terdekat mengalami gejala yang mengarah ke penyakit ini atau penyakit paru-paru lainnya, segera periksa ke dokter agar penyebabnya bisa diketahui dan mendapat penanganan terbaik.

Baca Juga: Coba 7 Cara Alami Bersihkan Paru-paru Kotor Akibat Rokok dan Racun

Aisha Variella F Photo Verified Writer Aisha Variella F

aishavariella13@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya