6 Fakta dan Sejarah Rabies di Indonesia, Terus Waspada!

Kurang disorot, bagaimana kondisi rabies di Tanah Air?

Pada 28 September setiap tahunnya, dunia memperingati Hari Rabies Sedunia atau World Rabies Day. Tanggal tersebut diambil dari tanggal wafatnya Louis Pasteur, ilmuwan Prancis yang menemukan vaksin rabies pada 1885.

Diperingati pertama kali pada tahun 2007, Hari Rabies Sedunia adalah usaha dari Global Alliance for Rabies Control sebagai kampanye bahaya rabies untuk manusia dan hewan. Memperingati Hari Rabies Sedunia, bagaimana kondisi dan perkembangan rabies di Indonesia? Yuk, simak fakta dan sejarahnya!

1. Terekam sejak zaman Sebelum Masehi, rabies dikatakan sebagai "kegilaan"

6 Fakta dan Sejarah Rabies di Indonesia, Terus Waspada!ilustrasi anjing (medicalnewstoday.com)

Lewat Hukum Eshnunna di Mesopotamia pada 1930 SM, dunia mengetahui bahwa rabies telah terlihat sejak 2300 SM. Konon, menurut hukum tersebut, jika seekor anjing peliharaan menggigit seseorang dan mati, maka majikan "anjing gila" tersebut didenda 40 shekel.

Rabies disebabkan oleh R. lyssavirus. Kira-kira mengapa disebut lyssavirus? Nama tersebut berasal dari Yunani Kuno. Bagi tabib Yunani Kuno, rabies disebabkan oleh Lyssa (Λύσσα), roh kegilaan yang sering menghinggapi hewan. Dalam kepercayaan Romawi Kuno, Lyssa dikenal dengan beberapa nama, termasuk Rabies!

3. Kapan rabies masuk Indonesia?

6 Fakta dan Sejarah Rabies di Indonesia, Terus Waspada!ilustrasi digigit anjing rabies (shutterstock.com/Aleksandar Malivuk)

Di Tanah Air, penyakit yang juga dijuluki sebagai penyakit anjing gila ini masuk untuk pertama kalinya pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, menjelang akhir abad ke-19. Bagaimana kronologinya?

Pada 1884, W. J. Esser menemukan kasus rabies pertama pada seekor kerbau. Lima tahun kemudian, Penning menemukan kasus rabies pada anjing. Pada 1894, kasus rabies baru mencapai manusia setelah ditemukan oleh E. V. de Haan. Ketiga kasus tersebut muncul di Jawa Barat.

3. Salah satu alasan berdirinya Bio Farma

6 Fakta dan Sejarah Rabies di Indonesia, Terus Waspada!PT Bio Farma (biofarma.co.id)

Untuk mencegah penyebaran rabies, pemerintah Belanda telah melakukan berbagai penelitian tentang vaksin rabies. Pada 1890, pemerintah Belanda mendirikan Parc-vaccinogène (Lembaga Pengembangan Vaksin Negara) di Bandung.

Enam tahun kemudian, lembaga ini bekerja sama dengan Instituut Pasteur, dan berubah nama menjadi Parc-vaccinogène et Instituut Pasteur. Pada tahun 1930, seorang peneliti Belanda, Maria van Stockum, berhasil meramu vaksin rabies yang "mati" (inactivated) pertama di Indonesia dari sel saraf otak kera.

Sebelum Indonesia merdeka, lembaga tersebut hanya memproduksi vaksin cacar. Untungnya, setelah kemerdekaan pada 1945, vaksin rabies juga ikut diproduksi. Setelah mengalami pergantian nama beberapa kali, lembaga ini dikenal saat ini dengan nama PT Bio Farma.

4. Penyebaran kasus rabies di Indonesia

6 Fakta dan Sejarah Rabies di Indonesia, Terus Waspada!ilustrasi anjing rabies (people.com)

Sebelum mulainya Perang Dunia II (PD2) pada tahun 1939, kasus rabies di Indonesia berkisar di Jawa Barat, Sumatra Utara, dan Sulawesi Selatan. Untuk mencegah penyebaran rabies, pemerintahan Hindia Belanda merilis peraturan Ordonansi Hondsdolheid terkait rabies sejak tahun 1926 yang juga diperkuat oleh Staatsblad 1926 Nomor 451 dan 452.

Selanjutnya, selama Indonesia dikuasai oleh Jepang, situasi daerah tertular rabies tidak diketahui secara pasti. Baik upaya pencegahan dan penanggulangan rabies tidak jalan saat pendudukan Jepang, karena upaya lebih ditekankan pada peperangan.

Setelah merdeka dari Jepang pada 1945, kasus rabies terus dicari dan ditemukan menyebar ke pelosok negeri. Sayangnya, hingga saat ini, kasus rabies masih bisa ditemukan di Indonesia.

Salah satu alasan utama mengapa rabies dapat menyebar dengan pesat dalam beberapa dekade terakhir adalah karena masa inkubasi rabies yang cukup lama, dari sekitar 2 bulan hingga 2 tahun. Di Indonesia, penyebaran rabies didominasi oleh anjing (98 persen).

Baca Juga: Setiap Tahun, 103 Orang Indonesia Meninggal karena Rabies

5. Jumlah korban rabies di Indonesia

6 Fakta dan Sejarah Rabies di Indonesia, Terus Waspada!ilustrasi pasien rabies (wikimedia.org)

Rabies memakan korban dengan jumlah yang tidak sedikit. Dari tahun ke tahun, jumlah korban rabies, baik manusia dan hewan, meningkat dari ratusan hingga ribuan. Pada 1997-2005, Pulau Flores mencatatkan 11.786 kasus rabies dari gigitan hewan. Dari angka tersebut, sejumlah 149 pasien rabies meninggal dunia.

Pada tahun 2012, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mencatat bahwa terjadi peningkatan kasus rabies besar di Indonesia, dari 45.466 kasus pada tahun 2009 menjadi 84.750. Hal ini dikarenakan terjadi ledakan kasus di Bali.

Sempat menurun pada 2013, kasus rabies di Indonesia naik lagi pada 2015 menjadi 80.403 kasus yang didominasi oleh:

  • Bali: 42.630 kasus
  • NTT: 7.386 kasus 

Dari angka tersebut, sebanyak 118 pasien meninggal dunia; 28 kasus dari Sumatra Utara dan 15 kasus dari Bali. Kemenkes mengatakan bahwa ledakan kasus rabies dikarenakan masyarakat tidak melapor, sehingga penanganan tidak optimal.

6. Upaya yang dilakukan Indonesia

6 Fakta dan Sejarah Rabies di Indonesia, Terus Waspada!ilustrasi vaksinasi rabies pada anjing (greatpetcare.com)

Dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, maka perlahan Indonesia pun mampu bebas dari rabies. Dengan warisan hukum dari Belanda, Indonesia menetapkan berbagai hukum turunan untuk mengentaskan rabies. Beberapa hukum tersebut adalah:

  • Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri pada 1978 tentang Peningkatan Pemberantasan Penanggulangan Rabies
  • Surat Keputusan Menteri Pertanian pada 1982 tentang Pedoman Khusus Pencegahan dan Pemberantasan Rabies
  • Keputusan Menteri Pertanian pada 1999 tentang Pemasukan Anjing, Kucing, Kera dan Sebangsanya ke Wilayah Bebas Rabies di Indonesia

Pada Hari Rabies Sedunia tahun 2020, Kemenkes menyayangkan bahwa baru 8 daerah Indonesia yang mendeklarasikan bebas dari wabah rabies, yaitu:

  • Kepulauan Riau
  • Bangka Belitung
  • Papua
  • Papua Barat
  • DKI Jakarta
  • Jawa Tengah
  • Yogyakarta
  • Jawa Timur
6 Fakta dan Sejarah Rabies di Indonesia, Terus Waspada!Seekor anjing saat diberi vaksin rabies secara gratis di Salatiga. (Dok Humas Pemkot Salatiga)

Pada tahun 2012 lalu, sebagai salah satu negara dari 10 negara ASEAN yang ikut dalam Pertemuan Menteri Pertanian dan Kehutanan ASEAN ke-34 di Laos, Indonesia berkomitmen untuk bebas dari rabies pada 2020. Dengan angka kematian akibat rabies 100-156 per tahun, komitmen tersebut ternyata masih jauh.

Bukan basmi hewannya, kita harus mencabut wabah rabies dari akarnya. Hal ini bisa dilakukan dengan vaksinasi hewan peliharaan, terutama anjing, terhadap rabies. Lalu, segera bergegas untuk mendapat penanganan yang tepat bila kamu digigit hewan yang dicurigai dapat menularkan rabies, ya!

Baca Juga: Berbahaya dan Mematikan! 5 Fakta Rabies yang Harus Kamu Ketahui

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya