Amphetamine atau Dextroamphetamine: Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Akhir-akhir ini di Amerika Serikat disebutkan sedang mengalami krisis pasokan obat Adderall yang mana ini merupakan salah satu obat untuk mengobati Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD). Dikutip STAT News, penyebab kurangnya pasokan karena produksi obat yang terhambat dan meningkatnya permintaan pasar akan obat tersebut.
Sekadar informasi, Adderall adalah obat paten dengan kelas stimulan yang terbuat dari kombinasi amphetamine/dextroamphetamine. Lalu, bagaimana cara kerja kombinasi stimulan ini sehingga dapat dipakai untuk mengobati gejala orang dengan ADHD? Simak uraiannya di sini.
1. Fungsi dan cara kerja

Mengutip MedlinePlus. gov, kombinasi amphetamine dan dextroamphetamine dipakai untuk mengontrol gejala ADHD seperti kesulitan berkonsentrasi, kesulitan mengontrol perilaku dan kesulitan untuk tetap tenang dan diam seperti layaknya orang lain yang usianya sama. Obat paten yang menggunakan kombinasi ini antara lain Adderall, MYDAYIS, dan Adderall XR.
Merujuk sumber yang sama, cara kerja amphetamine dan dextroamphetamine adalah dengan mengubah jumlah senyawa alami tertentu di otak. Kemudian fungsi lain dari kombinasi stimulan ini adalah untuk mengobati gejala narkolepsi yaitu gangguan saraf yang menyebabkan seseorang tidur berlebihan di pagi atau siang hari.
2. Kelompok yang umumnya mengonsumsi kombinasi stimulan

Dilansir Mayo Clinic, kombinasi amphetamine dan dextroamphetamine bermanfaat untuk mereka yang mempunyai kondisi ADHD karena beberapa hal:
- Meningkatkan kemampuan seseorang untuk fokus terhadap suatu aktivitas.
- Mengurangi perilaku yang mana orang tersebut tidak bisa duduk atau berdiri dengan tenang, konsentrasi cepat buyar, dan terlalu berenergi/aktif dibandingkan dengan orang lain pada umumnya.
Perlu diketahui, penggunaan kombinasi stimulan ini merupakan bagian dari keseluruhan metode pengobatan untuk ADHD yang melibatkan terapi psikologi, sosial, dan pendidikan. Obat diberikan dalam bentuk tablet atau kapsul lepas lambat (extended release) yaitu zat aktif dikeluarkan secara perlahan-lahan atau lepas cepat yaitu efek kerja obat langsung terasa.
Durasi kerja obat untuk tablet/kapsul lepas cepat adalah 4 hingga 6 jam. Sedangkan durasi kerja obat untuk tablet/kapsul lepas lambat adalah 8 hingga 12 jam.
3. Dosis

Obat yang mengandung kombinasi amphetamine dan dextroamphetamine dapat diminum oleh anak dari usia 3 hingga 16 tahun dan orang dewasa yang mempunyai kondisi ADHD. Sementara untuk pengobatan narkolepsi di anak kecil, obat ini dapat dikonsumsi oleh anak yang usianya 6 tahun ke atas.
Merujuk dari artikel di National Library of Medicine di jurnal StatPearls tahun 2022, anak usia 6 tahun ke atas yang mempunyai ADHD dapat mengonsumsi amphetamine/dextroamphetamine dalam bentuk kapsul lepas cepat atau lepas lambat.
Masih mengacu kepada sumber yang sama, berikut adalah panduan dosis untuk anak dan orang dewasa yang mempunyai ADHD:
- Anak kecil usia 3 hingga 5 tahun :
- 2.5 mg di pagi hari untuk dosis awal.
- Anak di usia ini hanya boleh minum obat dalam bentuk lepas cepat.
- Dosis berikutnya dapat diberikan 4 atau 6 jam setelahnya.
- Anak usia 6 tahun hingga remaja (10-16 tahun) yang menggunakan tablet/kapsul lepas cepat:
- 5 mg setiap pagi yang diminum 1 atau 2 kali dalam sehari.
- Dosis berikutnya dapat diberikan 4-6 jam setelahnya.
- Anak usia 6 tahun hingga remaja yang menggunakan tablet/kapsul lepas lambat:
- 5 mg hingga 10mg setiap pagi 1 kali sehari untuk anak usia 6-9 tahun.
- 10 mg setiap pagi 1 kali sehari untuk anak usia 10-16 tahun.
- Orang dewasa yang menggunakan tablet/kapsul lepas cepat:
- 5mg 1 atau 2 kali sehari.
- Orang dewasa yang menggunakan tablet/kapsul lepas lambat:
- 20 mg 1 kali sehari.
Sementara untuk panduan dosis obat amphetamine/dextroamphetamine untuk pengobatan narkolepsi adalah 5 mg 1 kali sehari untuk dosis awal bagi anak usia 6 tahun ke atas. Orang dewasa menggunakan 10 mg 1 kali sehari sebagai dosis awal.
4. Peringatan

Obat ini tidak dijual bebas dan membutuhkan resep dari dokter. Saat mengonsumsi obat ini sebaiknya mengikuti petunjuk dari dokter. Cara minum obat ini yang benar adalah dengan menelannya. Hindari menggerus atau mengunyah obat karena dapat membuat efek obat langsung keluar dalam waktu yang bersamaan.
Merangkum dari laman WebMD dan MedlinePlus.gov, hal-hal lain yang patut diperhatikan sebelum dan saat mengonsumsi obat amphetamine/dextroamphetamine adalah:
- Obat ini mempunyai efek putus obat misalnya seperti perubahan suasana hati, merasa letih, atau depresi. Kondisi ini dapat terjadi bila orang yang bersangkutan menghentikan obat secara mendadak.
- Obat ini dapat menyebabkan kecanduan bila digunakan secara terus-menerus sehingga sebaiknya mengonsumsi obat sesuai dengan perintah dari dokter.
- Segera memberitahu dokter bila anggota keluarga di rumah atau diri sendiri mempunyai masalah dengan penggunaan obat terlarang atau suka minum minuman beralkohol. Dokter biasanya tidak memberikan jenis obat ini bila pasien atau anggota keluarga sering menyalahgunakan zat atau obat.
- Mengonsumsi obat ini di luar dosis dan anjuran dari dokter dapat menyebabkan kerusakan di organ jantung dan kematian secara tiba-tiba.
- Memberitahu dokter bilamana pernah mengalami reaksi alergi terhadap obat, makanan, atau pengawet makanan.
- Obat ini tidak dianjurkan untuk anak dan orang dewasa yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan/atau penyakit jantung bawaan, penyakit terkait pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi.
- Beritahu dokter bila sedang mengandung, berencana untuk mempunyai anak, atau sedang menyusui agar alternatif obat dapat didiskusikan bersama.
- Obat ini kurang cocok untuk orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas.
5. Efek samping

Dikutip Cleveland Clinic, obat amphetamine/dextroamphetamine dapat menyebabkan efek samping yang ringan hingga berat. Apabila efek samping berat segera beritahu dokter. Contoh efek samping ringan antara lain:
- Kehilangan nafsu makan.
- Sulit tidur.
- Berat badan berkurang.
- Pandangan kabur.
- Mual dan pusing.
Sedangkan efek samping berat yang membutuhkan pengobatan medis antara lain:
- Tekanan darah menjadi tinggi.
- Perubahan di ritme jantung misalnya seperti detak jantung bertambah cepat atau tidak beraturan.
- Perubahan suasana hati misalnya mendadak murung, berpikiran untuk melakukan bunuh diri atau melukai diri, halusinasi, menjadi agresif.
- Jari tangan atau jari kaki berubah warna dan mati rasa.
- Stroke.
Itulah informasi penting terkait obat amphetamine/dextroamphetamine yang umumnya digunakan untuk mengontrol gejala ADHD dan mengobati gejala narkolepsi. Dikarenakan obat ini mempunyai risiko kecanduan yang tinggi, sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi secara terus-menerus terutama di luar resep dari dokter.
Obat ini juga kurang cocok untuk anak kecil dan orang dewasa yang mempunyai riwayat sakit jantung, penyakit jantung bawaan, stroke, atau tekanan darah tinggi. Tidak lupa untuk memberitahu dokter bila mengonsumi obat rutin lainnya karena amphetamine/dextroamphetamine dapat berinteraksi dengan obat yang lain.
Orangtua yang mempunyai anak dengan kondisi ADHD dan mengonsumsi obat ini sebaiknya mengikuti petunjuk dari dokter saat sedang memberikan obat. Pantau efek samping obat baik dalam bentuk fisik misalnya nafsu makan berkurang atau perubahan emosi atau perilaku anak misalnya mendadak murung atau agresif. Apabila mendapati gejala/reaksi yang kurang wajar segera beritahu dokter.