Sebabkan Diare Parah, Kenali Infeksi Bakteri Clostridium difficile

Selain diare parah, juga bisa menyebabkan radang usus besar

Clostridium difficile atau C. difficile adalah jenis bakteri yang hidup di usus banyak orang. Bakteri tersebut adalah bagian dari keseimbangan normal bakteri dalam tubuh. C. difficile juga hidup di lingkungan, seperti di tanah, air, dan kotoran hewan.

Kebanyakan orang tidak pernah memiliki masalah dengan bakteri ini. Namun, bila terjadi ketidakseimbangan bakteri dalam usus, C. difficile mungkin mulai tumbuh di luar kendali. Bakteri akan melepaskan racun yang mengiritasi dan menyerang lapisan usus, yang akhirnya menyebabkan infeksi.

Bisa menyebabkan diare parah dan bahkan bisa menyebabkan kematian bila tidak diobati, mari memahami lebih lanjut infeksi bakteri Clostridium difficile lewat ulasan di bawah ini.

1. Apa itu infeksi Clostridium difficile?

Sebabkan Diare Parah, Kenali Infeksi Bakteri Clostridium difficileilustrasi bakteri baik dan buruk (expertinstitute.com)

Mengutip Patient, sekitar 3 dari 100 orang dewasa sehat dan 7 dari 10 bayi sehat memiliki bakteri C. difficile di ususnya. Jumlahnya dikendalikan oleh semua bakteri baik yang juga hidup di usus. Dengan kata lain, jumlah kecil bakteri tersebut di usus tidak berbahaya.

C. difficile menghasilkan spora yang sangat kuat dan tahan terhadap suhu tinggi. Spora dikeluarkan bersama tinja (feses) pada orang yang punya bakteri tersebut di ususnya. Spora bisa bertahan di lingkungan selama beberapa bulan atau tahun.

Spora juga bisa menyebar lewat udara (misalnya saat merapikan atau membersihkan tempat tidur). Mereka mungkin masuk ke makanan lalu masuk ke mulut dan usus. Inilah penyebab banyak orang memiliki bakteri ini dalam usus mereka.

Akan tetapi, bila jumlah bakteri C. difficile meningkat pesat di usus, itu akan menyebabkan masalah. Alasan umum mengapa ini terjadi adalah karena konsumsi antibiotik.

Spora C. difficile sering ditemukan di:

  • Rumah sakit
  • Panti jompo
  • Fasilitas extended care, yaitu fasilitas yang menawarkan perawatan subakut, memberikan layanan pengobatan untuk pasien yang membutuhkan perawatan rawat inap tetapi tidak memerlukan layanan rumah sakit berkelanjutan
  • Tempat perawatan bayi baru lahir

Bakteri juga bisa ditemukan di:

  • Pispot
  • Furnitur
  • Kursi toilet
  • Seprai
  • Telepon
  • Stetoskop
  • Kuku
  • Perhiasan
  • Lantai
  • Kamar bayi
  • Tempat pembuangan popok
  • Hewan peliharaan

2. Tanda dan gejala infeksi Clostridium difficile

Sebabkan Diare Parah, Kenali Infeksi Bakteri Clostridium difficileilustrasi anak demam (pexels.com/Gustavo Fring)

Dilansir Mayo Clinic, orang-orang dengan bakteri C. difficile mungkin tidak pernah sakit, tetapi dalam kasus jarang mereka masih bisa menyebarkan infeksi.

Tanda dan gejalanya berkembang dalam 5-10 hari setelah memulai antibiotik, tetapi mungkin bisa muncul lebih cepat, misalnya pada hari pertama terapi antibiotik, atau lebih lama hingga dua bulan kemudian.

Infeksi ringan hingga sedang

Gejala umumnya adalah:

  • Diare berair tiga kali atau lebih dalam sehari selama dua hari atau lebih
  • Kram perut ringan dan nyeri tekan

Infeksi parah

Penderita bisa mengalami dehidrasi dan mungkin butuh dirawat di rumah sakit. Bakteri bisa menyebabkan peradangan pada usus besar dan kadang membentuk bercak jaringan yang dapat berdarah atau menghasilkan nanah. Tanda infeksi parah meliputi:

  • Diare berair sebanyak 10-15 kali per hari
  • Kram perut dan nyeri, yang bisa parah
  • Detak jantung cepat
  • Demam
  • Darah atau nanah pada tinja
  • Mual
  • Dehidrasi
  • Hilang nafsu makan
  • Berat badan berkurang
  • Perut bengkak
  • Gagal ginjal
  • Peningkatan jumlah sel darah putih

Infeksi C. difficile yang parah juga bisa menyebabkan peradangan pada usus yang parah, pembesaran usus besar (toxic megacolon), dan sepsis. Orang-orang dengan kondisi ini sering kali dirawat di ruang perawatan intensif.

Baca Juga: 7 Gejala Sepsis, Keracunan Darah akibat Infeksi yang Bisa Fatal

3. Apa penyebab infeksi Clostridium difficile?

Sebabkan Diare Parah, Kenali Infeksi Bakteri Clostridium difficileilustrasi bakteri Clostridium difficile (vitalacy.com)

Spora dari bakteri C. difficile dikeluarkan melalui feses dan menyebar ke makanan, permukaan dan benda-benda ketika orang yang terinfeksi tidak mencuci tangan dengan bersih.

Spora ini dapat bertahan di ruangan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Jika kamu menyentuh permukaan yang terkontaminasi dengan spora C. difficile, kamu mungkin tanpa sadar telah menelan bakteri tersebut.

Setelah terbentuk, C. difficile dapat menghasilkan racun yang menyerang lapisan usus. Racun menghancurkan sel, menghasilkan tambalan (plak) sel inflamasi dan puing-puing seluler yang membusuk di dalam usus besar, dan menyebabkan diare berair.

4. Faktor yang meningkatkan risiko infeksi Clostridium difficile

Sebabkan Diare Parah, Kenali Infeksi Bakteri Clostridium difficileilustrasi lansia usia di atas 65 tahun (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurut keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), C. difficile bisa menyerang siapa saja. Kebanyakan kasus muncul ketika seseorang sedang terapi antibiotik atau tak lama setelah menyelesaikan terapi antibiotik.

Faktor risiko lainnya meliputi:

  • Usia 65 tahun ke atas
  • Dirawat di rumah sakit atau tinggal di panti jompo
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada orang dengan HIV/AIDS, kanker, atau orang yang baru menjalani transplantasi organ
  • Riwayat infeksi C. difficile sebelumnya atau terpapar bakteri tersebut

Dilansir Family Doctor, faktor risiko lainnya termasuk pembedahan saluran gastrointestinal dan masalah pada usus besar (seperti sindrom iritasi usus besar atau kanker kolorektal).

5. Pengobatan infeksi Clostridium difficile

Sebabkan Diare Parah, Kenali Infeksi Bakteri Clostridium difficileilustrasi obat antibiotik (pexels.com/Karolina Grabowska)

Bila dokter mencurigai infeksi C. difficile, ada beberapa cara untuk menegakkan diagnosis, yaitu:

  • Sigmoidoskopi: dokter akan memasukkan tabung fleksibel dengan kamera kecil di ujungnya ke usus besar bagian bawah untuk mencari tanda-tanda infeksi
  • Tes tinja: untuk mengetahui apakah C. difficile telah menghasilkan racun
  • Pemindaian: bila dokter mencurigai adanya komplikasi, mungkin CT scan bisa dilakukan

Bila memang terbukti adanya infeksi C. difficile, dokter akan segera memberi pengobatan. Standar pengobatannya adalah dengan pemberian antibiotik. Dokter mungkin akan meresepkan vancomycin atau fidaxomicin. Metronidazole juga bisa diberikan bila vancomycin atau fidaxomicin tidak tersedia.

Bila saat terapi antibiotik muncul gejala, dokter mungkin mempertimbangkan penghentian antibiotik tersebut dan meresepkan antibiotik baru.

Meski demikian, terapi antibiotik mungkin bisa membuat infeksi C. difficile memburuk dengan cara menyerang bakteri baik di tubuh. Maka dari itu, dokter juga akan merekomendasikan hal-hal ini sebagai bagian dari terapi:

  • Konsumsi probiotik: untuk membantu mengembalikan keseimbangan bakteri di usus, misalnya Saccharomyces boulardii
  • Operasi: bila gejala parah atau terjadi gagal organ atau perforasi pada lapisan dinding perut, mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat bagian usus besar yang terkena
  • Transplantasi mikrobiota feses (FMT): ini mungkin diperlukan untuk kasus infeksi C. difficile yang berulang. Dokter akan memindahkan bakteri dari usus besar orang yang sehat ke usus besar pasien dengan C. difficile

Akan tetapi, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengeluarkan peringatan efek buruk setelah ada laporan kematian akibat infeksi serius yang resistan terhadap antibiotik yang berkembang setelah transplantasi dilakukan. Semua uji klinis FMT ditangguhkan.

6. Risiko komplikasi

Sebabkan Diare Parah, Kenali Infeksi Bakteri Clostridium difficileilustrasi pasien di rumah sakit (unsplash.com/Olga Kononenko)

Dilansir Mayo Clinic, komplikasi dari infeksi C. difficile meliputi:

  • Dehidrasi. Diare parah bisa menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit yang signifikan. Ini membuat tubuh kesulitan secara normal dan bisa menyebabkan tekanan darah turun drastis ke tingkat yang berbahaya
  • Gagal ginjal. Pada beberapa kasus, dehidrasi bisa muncul begitu cepat yang membuat fungsi ginjal cepat memburuk (gagal ginjal)
  • Toxic megacolon. Pada kasus yang jarang, usus besar tidak dapat mengeluarkan gas dan tinja, menyebabkannya membesar (megacolon). Jika tidak diobati, usus besar dapat pecah, menyebabkan bakteri dari usus besar memasuki rongga perut. Usus besar yang membesar atau pecah memerlukan pembedahan darurat dan dapat berakibat fatal
  • Lubang di usus besar (perforasi usus). Ini jarang terjadi dan merupakan akibat dari kerusakan luas pada lapisan usus besar atau setelah terjadi toxic megacolon. Usus yang berlubang dapat menumpahkan bakteri dari usus ke dalam rongga perut, yang menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa (peritonitis)
  • Kematian. Bahkan infeksi C. difficile ringan hingga sedang bisa dengan cepat berkembang hingga mengancam nyawa bila tidak mendapat pengobatan

7. Pencegahan dari penyebaran bakteri Clostridium difficile

Sebabkan Diare Parah, Kenali Infeksi Bakteri Clostridium difficileilustrasi penggunaan sarung tangan (pexels.com/Anna Shvets)

Untuk membantu mencegah penyebaran C. difficile, rumah sakit dan fasilitas perawatan kesehatan lainnya mengikuti pedoman pengendalian infeksi yang ketat.

Tindakan pencegahannya meliputi:

  • Hindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu, harus sesuai indikasi dokter
  • Rajin mencuci tangan
  • Tindakan pencegahan kontak. Misalnya menempatkan pasien dengan infeksi C. difficile dengan pasien dengan infeksi yang sama atau staf rumah sakit mengenakan sarung tangan sekali pakai atau alat pelindung diri
  • Pembersihan secara menyeluruh dengan disinfektan produk pemutih klorin

Pembersihan menyeluruh. Dalam pengaturan perawatan kesehatan apa pun, semua permukaan harus didisinfeksi dengan hati-hati dengan produk yang mengandung pemutih klorin. Spora C. difficile dapat bertahan dari paparan produk pembersih rutin yang tidak mengandung pemutih.

Itulah fakta seputar infeksi bakteri Clostridium difficile. Bila mengalami gejala-gejalanya apalagi sedang terapi antibiotik, segera periksakan diri ke dokter. 

Baca Juga: Muncul Infeksi Jamur Aspergilosis pada Pasien COVID-19 India, Apa Itu?

Derinda Astri Irdiyana  Photo Verified Writer Derinda Astri Irdiyana

Jual hamster Bergas Ungaran Kabupaten Semarang Instagram @dekyrahamster030721

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya