Migrain Basilar: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Apa beda migrain basilar dengan migrain biasa?

Migrain dengan aura batang otak (migraine with brainstem aura/MBA), yang sebelumnya disebut migrain basilar atau migrain tipe basilar, adalah subtipe migrain dengan aura yang ditandai dengan nyeri di bagian belakang kepala di kedua sisi.

Kondisi ini bisa menyakitkan dan menakutkan, karena banyak gejala yang ditimbulkannya, seperti kehilangan keseimbangan dan bicara tidak jelas, mirip stroke. Migrain basilar juga dikaitkan dengan kejang atau koma, tetapi ini sangat jarang.

1. Apa itu migrain basilar?

Mengutip The Migraine Institute, migrain basilar terjadi karena penyempitan pembuluh darah yang menghambat aliran darah ke otak.

Awalnya, para peneliti menunjukkan bahwa migrain basilar terkait dengan kejang jangka pendek dari arteri basilar, salah satu arteri yang mengantarkan darah yang kaya akan oksigen ke otak. Para peneliti tersebut kemudian dibantah, dan sekarang migrain basilar diyakini terkait dengan saraf di otak.

Migrain basilar adalah jenis migrain dengan aura; aura migrain basilar telah dikaitkan dengan depresi, dan gejala aura memengaruhi batang otak atau kedua sisi otak. Secara umum, migrain dengan aura khas hanya memengaruhi satu sisi otak.

2. Gejala

Migrain Basilar: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi kepekaan terhadap cahaya (pexels.com/Maggie Zhan)

Seperti dilansir The Migraine Trust, migrain basilar terjadi dengan gejala neurologis yang mencakup setidaknya dua hal berikut:

  • Bicara cadel (disartria).
  • Sensasi gerakan (vertigo).
  • Telinga berdenging (tinitus).
  • Penglihatan ganda (diplopia).
  • Goyah saat berjalan seperti mabuk (ataksia).
  • Penurunan kesadaran sementara (sinkop).
  • Sensasi kesemutan yang tidak nyaman, tusukan, gatal atau terasa seperti ada yang merayap di kulit (parestesia) atau mati rasa yang memengaruhi kedua lengan dan/atau kaki.
  • Perubahan penglihatan di kedua mata seperti melihat pola atau kedipan lampu.

Migrain dengan gejala aura batang otak sering berkembang secara bertahap dan terjadi dengan atau sebelum sakit kepala migrain yang khas.

Migrain dengan aura batang otak terjadi pada sekitar 1 dari 10 orang yang mengalami migrain dengan aura visual yang khas. Vertigo, pusing, bicara cadel, telinga berdenging, dan penglihatan ganda juga sering terjadi.

Beberapa orang mengalami disorientasi atau kebingungan serta kehilangan kesadaran sementara.

Secara umum, sebagian besar penderita migrain basilar pertama kali mengalami gejala pada usia dewasa meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun. Namun, jika serangan migrain pertama berkembang setelah usia 50 tahun, perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti pemindaian MRI, untuk menyingkirkan beberapa kemungkinan penyebab lainnya.

3. Penyebab dan faktor risiko

Dilansir publikasi StatPearls, penyebab migrain basilar tidak sepenuhnya diketahui. Beberapa penelitian menghubungkan penyebab aktivitas saraf yang tidak normal, sementara penelitian lain menunjukkan perubahan aliran darah ke batang otak.

Para ilmuwan juga mengeksplorasi kemungkinan penyebab genetik. Mereka umumnya tidak percaya bahwa migrain dengan aura batang otak diturunkan. Migrain basilar mungkin disebabkan oleh perubahan, atau mutasi, pada gen ATP1A2 atau gen CACNA1A.

Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, tetapi para ilmuwan setuju bahwa pemicu lingkungan dan gaya hidup dapat menyebabkan jenis serangan migrain ini.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pain Medicine tahun 2014, situasi emosional (74 persen) dan gangguan tidur (65 persen) adalah pemicu paling umum dari migrain basilar.

Pemicu umum lainnya termasuk:

  • Perubahan cuaca atau ketinggian.
  • Cahaya matahari.
  • Stres.
  • Alkohol.
  • Kelelahan atau kurang tidur.
  • Mabuk.
  • Lampu terang atau berkedip.
  • Bau yang kuat.
  • Obat-obatan tertentu, seperti untuk pil KB atau obat tekanan darah
  • Makanan dan minuman tertentu, seperti yang mengandung kafein atau alkohol
  • Mengalami kejang epilepsi.

Faktor risiko

Serangan migrain basilar paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda. Menurut Genetic and Rare Disease Information Center, migrain jenis ini paling sering terjadi pada perempuan remaja.

Tinggal di lingkungan dengan pemicu sensorik juga dapat meningkatkan risiko. Jika bau, perubahan cuaca yang berulang, cahaya terang, atau stres memicu serangan migrain, pertimbangkan untuk pindah ke lingkungan yang berbeda.

Baca Juga: 6 Penyakit dengan Gejala Mirip Migrain, Jangan Sampai Salah!

4. Diagnosis

Migrain Basilar: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (unsplash.com/@nappystudio)

Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis migrain basilar. Namun, dokter akan mengandalkan pemeriksaan fisik dan riwayat medis untuk menilai hal-hal seperti kemampuan untuk berpikir jernih, kekuatan fisik, refleks, penglihatan, dan fungsi saraf.

Juga, karena migrain dengan aura batang otak dapat meniru berbagai kondisi serius lainnya, termasuk stroke, epilepsi, tumor otak, cacat bawaan batang otak, serta aliran darah yang buruk ke otak, tes tertentu mungkin diperlukan untuk mengesampingkannya, begitu pula untuk mengesampingkan jenis migrain dengan aura lainnya, termasuk migrain hemiplegia dan migrain retina, mengutip Verywell Health.

Beberapa tes yang akan digunakan oleh dokter meliputi:

  • Magnetic resonance imaging (MRI) otak: Untuk memastikan tidak ada tanda-tanda tumor, infeksi, atau penumpukan cairan.
  • Computerized tomography (CT) scan: Sejenis sinar-X yang dapat memperlihatkan tumor, stroke, infeksi, pendarahan di otak, dan kondisi lainnya.
  • Magnetic resonance angiogram (MRA): Pewarna disuntikkan ke dalam pembuluh darah, kemudian dokter bisa melihat bagaimana darah mengalir di kepala dan leher.
  • Electroencephalogram (EEG): Penggunaan elektroda yang dipasang di kulit kepala untuk mengevaluasi aktivitas listrik di otak. Ini untuk menyingkirkan kemungkinan epilepsi atau gangguan kejang lainnya.
  • Pungsi lumbal: Ini dapat mengungkapkan bila ada infeksi atau pendarahan di otak.
  • Tes darah khusus: Untuk mencari infeksi atau racun.

5. Pengobatan

Dalam kebanyakan kasus, obat yang sama yang digunakan untuk mengobati gejala migrain jenis lain—yaitu nyeri, mual, dan muntah—efektif untuk migrain basilar.

  • Obat pereda nyeri (analgesik): Ini termasuk obat antiinflamasi nonsteroid, termasuk ibuprofen dan asetaminofen) yang dijual bebas, atau versi dosis lebih kuat dari resep dokter.
  • Antiemetik (antimual): Obat untuk mengobati mual, seperti fenotiazin, dapat digunakan untuk mengobati migrain dengan aura batang otak.
  • Triptan: Triptan biasanya tidak dianjurkan untuk mengobati pasien dengan migrain basilar karena kekhawatiran bahwa obat ini dapat menyebabkan iskemia serebral pada kelompok pasien ini—walaupun ini masih agak kontroversial. Hal yang sama berlaku untuk penggunaan turunan ergotamine.
  • Blok saraf oksipital: Ini adalah prosedur di mana anestesi lokal dan/atau steroid disuntikkan ke saraf yang terletak di belakang leher. Suntikan ini dapat menghilangkan rasa sakit sementara hingga sekitar tiga bulan dan dapat diulang.

Menurut American Migraine Foundation, obat pencegahan migrain seperti topiramate, verapamil, dan lamotrigine paling sering digunakan. Jika tidak, migrain basilar umumnya dikelola dengan pencegahan tradisional meskipun banyak yang merekomendasikan agar beta-blocker dihindari karena adanya laporan kejadian komplikasi, meskipun jarang terjadi.

6. Komplikasi yang dapat terjadi

Migrain Basilar: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi mengalami stroke (freepik.com/jcomp)

Perubahan sensorik yang terjadi dengan migrain basilar memang hanya sementara. Namun, memiliki migrain jenis ini dapat meningkatkan kemungkinan mengalami masalah kesehatan lainnya, seperti stroke iskemik, mengutip Medical News Today.

Para ahli masih belum sepenuhnya memahami hubungan antara migrain dengan aura dengan risiko stroke.

Perempuan yang mengalami migrain dengan aura dan yang menggunakan pil KB kombinasi mungkin memiliki risiko stroke iskemik tinggi. Karena alasan ini, karena risiko ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen tingkat sedang hingga tinggi kepada perempuan yang mengalami jenis migrain ini.

Merokok juga dapat meningkatkan risiko stroke. Seseorang dengan migrain basilar sebaiknya tidak merokok karena alasan ini.

7. Pencegahan

Dokter mungkin meresepkan intervensi pencegahan, seperti:

  • Suntikan Botox.
  • Obat pengurang kejang, seperti topiramate.
  • Verapamil, yang dapat menurunkan tekanan darah.

Perubahan gaya hidup tertentu juga dapat membantu mengurangi terjadinya episode migrain. Seseorang mungkin mendapat manfaat dari:

  • Menghindari pemicu diet, seperti alkohol dan kafein.
  • Rutin olahraga.
  • Menemukan cara untuk mengurangi stres.
  • Menerapkan pola makan seimbang.
  • Tidur cukup dan teratur.
  • Tidak melewatkan makan.
  • Mengurangi paparan suara bising.

Beberapa hal di bawah ini juga dapat membantu:

  • Melakukan teknik relaksasi, seperti yoga.
  • Akupunktur.
  • Pijat.
  • Terapi perilaku kognitif.
  • Terapi biofeedback.

Apabila mengalami gejala, seperti aura, cobalah untuk menghentikan aktivitas apa pun yang sedang dilakukan dan beristirahat di tempat yang tenang dan gelap. Jika perlu, minum obat penghilang rasa sakit bahkan jika rasa sakitnya belum muncul. Konsultasikan ini dengan dokter.

Migrain basilar gejalanya bisa sangat menyiksa. Bagi kamu yang sering mengalami serangan migrain jenis ini, ini bisa melemahkan. Kabar baiknya, setelah kemungkinan stroke, gangguan kejang, tumor otak, dan masalah serius lainnya telah dikesampingkan dan dokter mendiagnosis migrain basilar, ada beberapa pilihan yang tersedia untuk mencegah episode serangan dan mengobatinya jika itu terjadi. 

Baca Juga: 10 Tips Ampuh Menghilangkan Migrain saat Traveling, Enjoy!

Topik:

  • Nurulia R F
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya