"Protecting your health befor, during and after floods". World Health Organization. Diakses Desember 2025.
"Staying healthy during and after flood". New South Wales Government. Diakses Desember 2025.
"How to Stay Safe During and After Floods". Unicef. Diakses Desember 2025.
"Safety Guidelines: Floodwater". US Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Desember 2025.
4 Cara Efektif Menjaga Kesehatan saat Banjir Melanda

Sejak Senin (24/11/2025), tiga provinsi di pulau Sumatra, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat mengalami peningkatan intensitas hujan yang sangat tinggi. Menurut peneliti hidrologi hutan dan konservasi DAS Universitas Gadjah Mada, Dr Ir Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si., IPU., peningkatan curah hujan itu dipicu karena dinamika atmosfer luar biasa. Selain itu, fenomena Siklon Tropis Senyar di Selat Malaka turut meningkatkan intensitas hujan sampai menyentuh angka 300 mm per hari pada puncaknya.
Maka dari itu, selama beberapa hari ke belakang, tiga provinsi dan belasan kabupaten di wilayah tersebut mengalami musibah banjir besar yang menelan ratusan korban jiwa dan jutaan lainnya turut terdampak. Selain itu, ribuan bangunan serta akses jalan antar kota dan provinsi terputus sehingga membuat banyak tempat terisolasi sekaligus sulit mendapatkan bantuan. Bagi korban selamat, kondisi saat dan setelah banjir itu jadi momen krusial, khususnya dalam hal kesehatan.
Sebab, berbagai material yang terbawa saat banjir sangat berpotensi jadi agen penyebaran penyakit bagi masyarakat setempat. Untuk itu, menjaga kesehatan ketika banjir melanda itu jadi kewajiban, sekalipun memang sulit dipenuhi secara maksimal karena keadaan yang dialami masyarakat di lapangan tak semudah merangkai kata-kata. Namun, setidaknya, kita bisa melakukan beberapa hal ini guna menjaga kondisi kesehatan tubuh ditengah bencana banjir yang melanda.
1. Jaga kebersihan diri

Salah satu langkah utama agar selalu sehat ketika terdampak bencana adalah menjaga kebersihan diri sendiri. Di tengah air banjir atau lumpur, kuman dan bakteri bisa tersebar ke mana-mana sehingga kita wajib untuk membersihkan diri setelah tubuh menyentuhnya. Beberapa kuman dan bakteri yang sering tersebar pada banjir adalah E. coli dan Salmonella. Dilansir UNICEF, rutin mencuci tangan dengan sabun dan membasuh tubuh dengan air bersih harus terus dilakukan jika ada kontak dengan air banjir.
Dengan rutin membersihkan diri setelah menyentuh air atau lumpur dari banjir, kuman dan bakteri yang menempel jelas dapat disingkirkan. Alhasil, kita sudah mencegah berbagai penyakit yang sangat berpotensi diakibatan oleh dua mikroorganisme itu. Jika akses air bersih sulit diperoleh, menggunakan hand sanitizer atau alat kebersihan instan lain dapat jadi solusi sementara sembari menunggu kembalinya air.
Selain lewat membersihkan diri, konsumsi makanan jadi aspek lain yang perlu diperhatikan. Jenis makanan yang dapat dikonsumsi korban bencana banjir, apalagi sebesar banjir di Sumatra, pasti sangat terbatas. Namun, hal yang paling penting adalah selalu memastikan air dan makanan yang hendak dikonsumsi itu tidak terkontaminasi air, lumpur, ataupun benda berbahaya lain agar tidak menjadi penyakit bagi masyarakat, dilansir New South Wales Government. Sebagai upaya prefentif, jangan lupa panaskan air dan makanan yang hendak dikonsumsi, ya!
2. Sebisa mungkin hindari daerah terdampak banjir

Selain rutin menjaga kebersihan, tentunya hal yang wajib kita ingat adalah tidak coba-coba datang ke lokasi banjir sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari pihak berwenang. Sebisa mungkin, selalu berada di dekat lokasi pengungsian karena di sana jelas lebih aman, distribusi obat-obatan lebih merata, serta arus informasi dapat diteruskan lebih cepat, dilansir World Health Organization (WHO). Jika terpaksa harus pergi ke lokasi banjir karena membantu evakuasi korban, maka selalu ingat untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Misalnya saja, selalu gunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh, sepatu boots, dan kacamata supaya tidak terpapar langsung dengan kuman dan bakteri yang ada di air ataupun lumpur. Lalu, bawa alat keselamatan diri dan obat-obatan darurat sebagai langkah prefentif jika terjadi sesuatu saat berada di lokasi banjir. Terakhir, jangan nekat untuk menghampiri lokasi yang masih terendam air yang tinggi atau ada arus yang deras demi keselamatan diri sendiri. Pastikan untuk tidak pernah bergerak sendirian dan ikuti arahan maupun informasi dari pihak berwenang, ya!
3. Hati-hati pada luka terbuka

Salah satu pintu masuk penyakit saat banjir adalah luka terbuka yang banyak disebabkan sayatan benda tajam ketika kita melewati aliran air. Mau sekecil apapun luka terbuka yang timbul selama banjir, kita wajib menanganinya sebaik mungkin. Soalnya, luka terbuka itu tak hanya jadi pintu penyakit, tapi juga mampu berkembang menjadi infeksi yang pastinya membahayakan nyawa.
US Centers for Disease Control and Prevention melansir kalau penanganan luka terbuka kecil yang paling mudah adalah mensterilkan area luka dan menempelkan perban yang kedap air. Namun, kalau luka terbuka itu cukup besar, terus mengeluarkan darah, dan ada benda asing (semisal serpihan kayu atau kaca) tertinggal di dalamnya, jangan ragu untuk langsung mencari bantuan medis. Penanganan pada luka terbuka ini harus dilaksanakan dengan cepat supaya risiko penyakit dan infeksi dapat ditangani dengan cepat pula.
4. Hindari bangkai dan serangan hewan

Tak hanya pada manusia, bencana banjir sejatinya turut jadi musibah bagi berbagai jenis hewan yang hidup dekat dengan kita. Malahan, banyak diantara mereka yang ikut jadi korban jiwa di berbagai lokasi. Masalahnya, sisa-sisa bangkai hewan itu justru berpotensi berubah sebagai masalah baru bagi para korban selamat di sekitar lokasi bencana.
Dilansir WHO, menyentuh bangkai hewan atau bahkan mengonsumsinya berpotensi menyebabkan infeksi dan menyebarkan berbagai penyakit. Maka dari itu, masyarakat diimbau untuk tidak pernah menyentuh bangkai hewan apapun yang ditemukan di lokasi banjir. Lebih baik hindari bangkai hewan sampai nantinya ada petugas atau orang-orang dengan perlengkapan yang tepat yang mengatasi masalah keberadaan bangkai tersebut.
Selain bangkai hewan, masyarakat juga diminta untuk waspada terhadap serangan hewan. Biasanya, saat bencana banjir, ada banyak hewan liar yang berkeliaran dan berpotensi menyerang manusia, semisal biawak, ular, tikus, sampai nyamuk. Gigitan dari hewan-hewan itu jelas berpotensi membawa penyakit bagi kita. Ditambah lagi, serangan hama tikus juga berpotensi mengotori sumber air dan makanan bersih sehingga kita perlu memerhatikan tempat meletakkan dua kebutuhan vital tersebut.
Selalu perbaharui informasi dan ikuti arahan pihak berwenang

Yang terakhir ini sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan cara menjaga kesehatan saat bencana banjir. Namun, langkah memperbaharui informasi dan mengikuti arahan pihak berwenang itu selalu jadi hal penting pada jenis bencana apapun. Setiap harinya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), dan elemen TNI-Polri pasti selalu bersiaga di lokasi dan siap membantu masyarakat yang terdampak.
Jika petugas meminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, maka jangan menunda lagi. Lalu, sebelum memperoleh lampu hijau, sebaiknya jangan kembali dulu ke rumah yang terendam banjir. Terakhir, jika ingin menjadi relawan yang membantu di lapangan, pastikan untuk mengikuti standar operasi yang diberikan oleh petugas.
Jangan pernah ragu untuk meminta pertolongan, memberikan informasi yang diketahui tentang daerah terdampak atau lokasi korban, dan bahu membahu untuk membantu sesama. Di tengah nestapa yang terjadi, bantuan dari berbagai elemen masyarakat, baik yang terdampak langsung maupun yang berada di luar daerah terdampak, jadi kunci supaya kita bisa melewati masa sulit ini bersama-sama. Mau itu bantuan tenaga, materi, informasi, maupun hal-hal sekecil apapun pasti akan dihargai bagi masyarakat yang terdampak.
Untuk saat ini, keselamatan korban terdampak banjir jelas jadi prioritas yang tak boleh dikesampingkan. Setelah situasi mereda, baru kita bahas lagi soal kenapa bencana dengan skala sebesar banjir di Sumatra ini bisa terjadi. Sejatinya curah hujan tinggi dan siklon tropis yang muncul bukan satu-satunya penyebab banjir di sana. Kerusakan alam yang disebabkan para pembuka lahan ilegal yang membabat hutan secara tak bertanggung jawab justru jadi hal yang lebih patut kita soroti supaya mitigasi bencana ke depannya dapat dilakukan lebih baik lagi supaya masyarakat tak bersalah tidak perlu menanggung akibatnya lagi.
Referensi


















