- Rebus air hingga mendidih setidaknya satu menit sebelum diminum atau dipakai untuk memasak.
- Alternatif lain, gunakan tablet klorin sesuai dosis agar air bebas dari bakteri seperti E. coli atau Salmonella.
- Simpan air bersih dalam wadah tertutup dan letakkan di tempat yang lebih tinggi untuk mencegah kontaminasi ulang.
- Untuk membuat es, gunakan air yang sudah direbus dan didinginkan. Hindari es dari air mentah.
Cara Mencegah Keracunan Makanan saat Banjir

- Utamakan air bersih untuk segala keperluan, seperti merebus air hingga mendidih setidaknya satu menit sebelum diminum atau dipakai untuk memasak.
- Buang semua makanan yang terpapar banjir, termasuk produk dalam kemasan yang tidak kedap air dan makanan mudah rusak jika listrik padam lebih dari empat jam.
- Sterilkan alat makan dan permukaan dapur dengan cermat, buang barang berpori dan lakukan empat langkah untuk membersihkan barang berbahan logam, kaca, atau keramik.
Banjir sering kali datang diikuti beragam ancaman buat kesehatan, salah satunya adalah keracunan makanan. Banjir membawa campuran bakteri, limbah, bahan kimia, hingga kotoran hewan dan manusia. Kalau sampai mencemari makanan atau peralatan dapur, dampaknya bisa fatal. Oleh sebab itu, menjaga keamanan makanan saat banjir itu sifatnya krusial.
Masalahnya, begitu banjir datang, aktivitas sehari-hari, seperti memasak, menyimpan makanan, atau sekadar mencuci sayur pun jadi penuh risiko. Namun kabar baiknya, ada banyak cara yang bisa dilakukan agar tetap aman dan terhindar dari penyakit bawaan makanan, seperti diare, kolera, atau infeksi bakteri. Berikut langkah-langkah yang wajib kamu tahu, khususnya jika kamu terdampak banjir.
1. Utamakan air bersih untuk segala keperluan
Setelah banjir, air bersih adalah fondasi untuk menjaga keamanan makanan. Kalau air baku sudah tercemar, kegiatan sekecil apa pun, dari mencuci tangan sampai memasak, bisa menimbulkan penyakit.
Berikut berapa cara untuk memastikan kamu mendapatkan air bersih:
Air bersih bukan sekadar pelengkap, melainkan penyelamat utama saat banjir.
2. Buang semua makanan yang terpapar banjir
- Makanan yang terkena air banjir harus langsung dibuang, tanpa kompromi.
- Produk dalam kemasan kertas, karton, foil, atau plastik yang tidak kedap air tidak lagi aman.
- Tutup yang longgar, kemasan penyok, atau segel rusak juga berarti makanan sudah tidak layak konsumsi.
- Makanan mudah rusak seperti susu, daging, telur, serta buah-buahan lunak harus dibuang jika listrik padam lebih dari empat jam.
- Produk hasil kebun yang berada di area banjir juga tidak aman dikonsumsi. Bahkan, buah-buahan yang berada di pohon bisa terkena cipratan air banjir sehingga harus dimasak matang sebelum dimakan.
Ingat, lebih baik membuang daripada berisiko sakit.
3. Sterilkan alat makan dan permukaan dapur

Peralatan masak dan makan yang terkena banjir harus diperlakukan serius. Beberapa bahan bersifat berpori sehingga menyerap kontaminan dari air banjir dan tidak bisa diselamatkan:
- Buang saja barang seperti talenan kayu, sumpit kayu, sendok kayu, spons, dan piring retak.
- Untuk barang berbahan logam, kaca, atau keramik, lakukan empat langkah ini:
- Cuci dengan air panas dan sabun.
- Bilas.
- Rendam dalam larutan klorin (1 sdm pemutih tanpa pewangi per 3,8 liter air) selama 2 menit.
- Angin-anginkan hingga kering.
- Lap meja dapur, rak, lemari, hingga bagian dalam kulkas dengan larutan yang sama.
- Gunakan sarung tangan untuk melindungi kulit dari iritasi.
4. Terapkan kebersihan diri yang ketat
Keracunan makanan sering terjadi bukan hanya dari makanan itu sendiri, tetapi juga dari cara mengolahnya. Berikut cara mengolah makanan untuk menghindari keracunan:
- Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum memasak. Kalau air tidak tersedia, gunakan hand sanitizer.
- Jauhkan orang yang sedang sakit dari area dapur.
- Tutup makanan rapat-rapat dan simpan di tempat yang lebih tinggi.
- Pastikan tempat sampah tertutup rapat agar tidak menarik serangga dan hewan perantara penyakit.
- Masak makanan hingga suhu internal minimal 75 derajat Celcius, terutama daging dan unggas.
- Kupas atau masak sayur dan buah sebelum dimakan.
Ingat, kebersihan adalah kunci utama dalam mencegah kontaminasi silang.
5. Siapkan diri untuk pemulihan jangka panjang
Periode setelah banjir sering memakan waktu. Karena itu, persiapan jangka panjang sangat membantu.
- Simpan stok darurat, seperti air minum minimal 1 galon per orang, makanan kaleng, dan pemutih di rak paling atas.
- Untuk bayi, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dapat mengurangi risiko infeksi saluran cerna.
- Ikuti terus pengumuman air layak konsumsi dari pemerintah.
- Pastikan listrik sudah aman dan stabil sebelum mengisi ulang kulkas. Cek apakah kulkas masih berfungsi dengan baik.
Langkah-langkah ini membantu keluarga tetap sehat dan mengurangi risiko penyakit serius seperti kolera, tifoid, atau norovirus setelah banjir.
Jika kamu menerapkan semua langkah di atas, risiko keracunan makanan saat banjir bisa ditekan secara signifikan. Selalu prioritaskan keamanan, kebersihan, dan persiapan yang matang. Stay safe, jaga kesehatan!
Referensi
"Food Safety During and After a Flood." Michigan State University Extension. Diakses pada Desember 2025.
"Keep Food Safe After an Emergency." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Desember 2025.
"Food Safety After a Flood — Consumer Advice." Food Standards Agency. Diakses pada Desember 2025.
"Food Safety Considerations After a Flood." North Carolina State University (CES). Diakses pada Desember 2025.
"Floods and Food Safety." Food Standards Australia New Zealand. Diakses pada Desember 2025.


















