Sederhana, 10 Cara Mudah Cegah Infeksi pada Ibu Hamil

Masa kehamilan adalah masa yang membahagiakan untuk keluarga. Sebagai calon buah hati, tentunya kehamilan harus dijaga. Selain menjaga diri agar tidak terjatuh atau beraktivitas berat, keadaan tubuh pun harus senantiasa dipantau.
Selama masa kehamilan, tubuh ibu hamil mengalami perubahan, dari tampilan luar fisik maupun hormonal. Perubahan tersebut membuat para ibu jadi rentan terkena penyakit dan infeksi. Jika tak dicegah apalagi ditangani, kondisi ini dapat membahayakan kehamilan dan kelahiran bayi.
Jadi, apa saja yang harus dilakukan? Dilansir Healthy Children, inilah 10 langkah mudah yang bisa dilakukan ibu hamil dan calon ayah untuk mengawal kehamilan bebas infeksi. Catat!
1. Jaga kebersihan

Langkah pertama adalah menjaga kebersihan diri untuk menghilangkan kuman patogen dan mencegah infeksi. Salah satu caranya adalah dengan mencuci tangan secara teratur. Selain masuk dan keluar rumah, cuci tangan juga harus dilakukan bila ibu berada di sekitar atau merawat anak-anak.
Kapan saja ibu hamil harus mencuci tangan? Setelah menggunakan kamar mandi, sebelum dan sesudah makan, serta setelah batuk, bersin, atau membuang ingus. Tidak ada akses sabun dan air mengalir? Untuk sementara bisa pakai hand sanitizer berbahan dasar alkohol.
2. Masak daging hingga matang

Daging yang setengah matang, apalagi mentah, harus dihindari oleh para ibu hamil. Dapat ditemukan pada daging sosis, luncheon, dan daging deli, jika dimasak kurang matang, dapat menyebabkan infeksi bakteri berbahaya Listeria monocytogenes.
Jadi, masak daging hingga benar-benar matang! Pastikan sari daging benar-benar bening dan hindari konsumsi daging yang masih berwarna merah muda. Agar mudah, ingat bahwa:
- Daging giling harus dimasak dengan suhu 71 derajat Celcius
- Daging ayam harus dimasak dengan suhu 74 derajat Celcius
- Daging sapi atau babi harus dimasak dengan suhu 63 derajat Celcius
3. Hindari susu yang tidak dipasteurisasi dan produk turunannya

Selain daging yang tidak dimasak matang, susu yang tidak melewati proses pasteurisasi atau mentah juga harus dihindari. Ini karena susu yang tidak dipasteurisasi mengandung bakteri berbahaya yang memicu infeksi.
Apakah produknya boleh dimakan? Tentu tidak! Hindari konsumsi keju lunak seperti feta, brie, dan queso fresco. Pastikan susu dan produk turunan untuk ibu hamil sudah memiliki label "pasteurisasi" pada kemasannya.
4. Cegah infeksi Grup B Streptococcus (GBS) dengan konsultasi pada dokter

Dianggap sebagai silent killer, sekitar 1 dari 4 perempuan membawa bakteri GBS tanpa merasakan atau menunjukkan gejala apa pun. Satu-satunya cara adalah tes usap (swab test) menjelang akhir kehamilan. Jika tak ditangani, GBS dapat menyebabkan:
- Kelahiran prematur
- Pecahnya air ketuban prematur
- Infeksi plasenta dan air ketuban
- Demam saat persalinan
Selain itu, GBS dapat ditularkan ke bayi lewat vagina saat persalinan. Jadi, jika ibu hamil ternyata membawa GBS, segera konsultasi dengan dokter untuk melindungi kehamilan dan janin.
5. Konsultasikan vaksinasi selama kehamilan dengan dokter

Tidak perlu takut, vaksin memang direkomendasikan untuk para calon ibu, dari sebelum hamil, selama hamil, hingga setelah persalinan. Faktanya, vaksinasi di waktu yang tepat pada masa kehamilan dapat membantu ibu dan janin tetap sehat.
Sebagai contoh, vaksinasi flu penting untuk para ibu hamil. Ini dapat mencegah sakit parah pada bayi atau masalah kesehatan jangka panjang.
6. Pastikan diri terhindar dari penyakit menular seksual

Infeksi menular seksual (IMS) ibarat "bom waktu". Tak ada gejala atau pun rasa sakit, setelah parah baru tidak dapat ditangani! Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengecek keberadaan IMS demi kehamilan dan kelahiran sempurna.
Jika ibu hamil terdiagnosis IMS, tak perlu panik. Konsultasikan dengan dokter untuk penanganan terbaik dan aman untuk kehamilan. Beberapa jenis IMS mudah diobati saat masa kehamilan. Untuk mencegahnya, ingat selalu untuk menerapkan praktik seksual yang bersih dan aman.
7. Jauhi mereka yang sedang sakit

Selagi hamil, sistem imun tubuh ikut tidak stabil, sehingga dapat membuat para ibu rentan terhadap infeksi. Jadi, hindari orang-orang yang sedang sakit agar tidak tertular. Secara spesifik, hindari orang yang sedang sakit cacar air dan rubela.
Cacar air saat kehamilan dapat menyebabkan komplikasi kehamilan dan bayi terlahir cacat. Selain itu, rubela dapat menyebabkan kecacatan serius pada bayi, keguguran, hingga lahir mati. Jika ibu hamil belum pernah terkena cacar air atau rubela dan belum divaksinasi, jangan coba-coba berdekatan!
Di masa pandemi COVID-19, ibu hamil—terutama yang belum mendapatkan vaksinasi—juga harus lebih waspada. Pastikan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan seperti:
- Memakai masker di kerumunan
- Mencuci tangan dengan sabun dan air selama maksimal 20 detik
- Menjaga jarak atau physical distancing 1,8 - 2 meter di kerumunan
- Tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan atau tidak fit
- Menghindari kebiasaan menyentuh mulut, hidung, dan mata
- Menutup batuk dan bersin dengan tisu atau siku tangan
8. Basmi serangga yang menyebarkan penyakit mematikan

Salah satu aspek dari menjaga kebersihan adalah juga membasmi serangga yang berpotensi membawa penyakit. Jadi, ibu hamil juga harus membasmi serangga seperti nyamuk atau kutu di rumah.
Nyamuk bisa menjadi pembawa infeksi seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, hingga Zika yang dapat menyebabkan lahir cacat. Selain itu, gigitan kutu dapat menyebabkan penyakit Lyme yang menyebabkan komplikasi kehamilan jika dibiarkan tanpa penanganan.
Jika sedang berada di luar rumah, usahakan untuk memakai baju berlengan panjang dan celana panjang. Gunakan pembasmi serangga dengan bahan DEET, picaridin, IR3535, atau lemon eucalyptus oil (para-menthane-3,8-diol). Yang pasti, hindari bepergian ke tempat dengan sanitasi buruk.
9. Hindari kegiatan membersihkan kotoran atau mereka yang baru melakukannya

Kotor itu baik, memang. Tetapi, tidak untuk ibu hamil! Jadi, hindari menyentuh hal-hal kotor. Jika memelihara hewan peliharaan, minta bantuan orang lain untuk membersihkannya.
Kotoran hewan dapat mengandung organisme parasit berbahaya yang memicu infeksi toksoplasmasis. Jika sedang tak ada siapa pun dan ibu terpaksa melakukannya, pastikan untuk mengenakan sarung tangan dan jangan lupa untuk cuci tangan setelahnya.
10. Hindari kontak fisik dengan hewan pengerat dan kotorannya

Hewan-hewan pengerat, baik peliharaan seperti hamster atau yang liar seperti tikus, dapat membahayakan ibu hamil. Beberapa hewan pengerat mengandung virus lymphocytic choriomeningitis (LCMV) yang berbahaya untuk ibu hamil dan janin.
Untuk tikus yang mengganggu, segera singkirkan dengan pengendali hama atau petugas profesional. Untuk peliharaan seperti hamster dan marmot, titipkan dulu sampai bayi lahir agar terhindar dari bulu dan kotorannya.
Itulah beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan ibu hamil untuk mengawal kehamilan tetap sehat hingga persalinan yang lancar. Mudah, bukan?