Disonansi Kognitif: Tanda, Penyebab, Pengaruh, Dampak

Disonansi kognitif merupakan teori yang termasuk dalam psikologi sosial yang mengacu pada konflik mental. Kondisi ini termanifestasi dalam bentuk ketidaksesuaian antara keyakinan dan perilaku. Dengan kata lain, seseorang bisa memegang dua keyakinan namun bertentangan satu sama lain.
Disonansi kognitif menyebabkan perasaan yang tidak nyaman. Hal ini karena seseorang cenderung mencari konsistensi dalam sikap dan persepsi, sehingga konflik yang timbul lebih sering memengaruhi diri sendiri secara internal.
Menarik untuk diketahui, berikut adalah ulasan lengkap dari perspektif kesehatan terkait disonansi kognitif.
1. Sejarah singkat
Psikolog sosial asal Amerika Serikat (AS), Leon Festinger, mencetuskan teori disonansi kognitif dalam bukunya A Theory of Cognitive Dissonance pada tahun 1950-an. Ia memaparkan bahwa orang mengalami ketidaknyamanan saat mereka memegang keyakinan yang saling bertentangan. Di samping itu, orang juga bisa mengalami ketidaknyamanan apabila berkaitan dengan pertentangan antara tindakan dan keyakinan.
Sejak gagasan tersebut tercetus, disonansi kognitif telah menjadi bahasan yang menarik untuk diteliti dan paling berpengaruh dalam psikologi sosial. Penting untuk dipahami bahwa disonansi kognitif tidak terjadi secara otomatis ketika seseorang memegang keyakinan yang berlawanan. Mereka harus memiliki kesadaran akan inkonsistensi untuk merasakannya.