4 Fakta Dissociative Identity Disorder (DID)

- DID atau gangguan kepribadian ganda ditandai dengan adanya dua atau lebih identitas yang berbeda dalam satu individu.
- Penyebab utama DID meliputi trauma masa kecil, stres berkepanjangan, kurangnya dukungan sosial, genetika, dan faktor neurobiologis.
- Gejala DID termasuk amnesia disosiatif, perubahan identitas tiba-tiba, gangguan kesadaran dan emosi, kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari, serta perubahan suasana hati yang drastis.
Dissociative Identity Disorder (DID) atau yang lebih dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda, adalah kondisi psikologis yang kompleks dan masih sering disalahpahami. Gangguan ini ditandai dengan keberadaan dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda dalam satu individu, di mana masing-masing identitas dapat memiliki ingatan, perilaku, dan karakteristik yang unik.
DID sering kali berkembang sebagai respons terhadap trauma berat di masa kanak-kanak, sebagai mekanisme perlindungan diri dari pengalaman yang terlalu menyakitkan untuk dihadapi. Bagi orang yang mengalaminya, kehidupan sehari-hari bisa terasa seperti perjalanan yang penuh ketidakpastian, di mana setiap kepribadian memiliki ingatan, cara berpikir, dan perilaku yang berbeda.
Dalam artikel ini, akan membahas lebih dalam mengenai gejala, penyebab, serta cara penanganan DID agar masyarakat dapat memahami dan memberikan dukungan yang lebih baik bagi individu yang mengalaminya.
1. Apa itu Dissociative Identity Disorder (DID)?

Kepribadian ganda atau Dissociative Identity Disorder (DID) adalah gangguan mental yang ditandai dengan adanya dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda dalam satu individu. Masing-masing kepribadian dapat memiliki pola pikir, perilaku, ingatan, serta preferensi yang berbeda, dan dapat bergantian mengambil alih kendali atas individu tersebut.
Gangguan ini termasuk dalam kategori gangguan disosiatif yang terjadi akibat gangguan pada mekanisme identitas, memori, dan kesadaran individu.
2. Penyebab utama Dissociative Identity Disorder

Penyebab utama DID belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang diduga berkontribusi terhadap gangguan ini antara lain:
- Trauma masa kecil: Mayoritas individu dengan DID memiliki riwayat trauma berat, seperti pelecehan fisik, seksual, atau emosional.
- Stres berat atau berkepanjangan: Trauma yang terjadi secara terus-menerus, terutama pada masa kanak-kanak, dapat menyebabkan mekanisme disosiasi sebagai bentuk pertahanan diri.
- Kurangnya dukungan sosial: Tidak adanya dukungan dari keluarga atau lingkungan sosial yang sehat dapat memperparah perkembangan gangguan ini.
- Genetika dan faktor neurobiologis: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dan perubahan dalam struktur otak dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang mengalami gangguan disosiatif.
3. Gejala Dissociative Identity Disorder

Individu dengan DID dapat mengalami berbagai gejala, antara lain:
- Adanya dua atau lebih kepribadian yang berbeda dengan karakteristik, usia, jenis kelamin, dan perilaku yang berbeda.
- Amnesia disosiatif, yaitu hilangnya ingatan yang tidak dapat dijelaskan secara medis, terutama terkait peristiwa traumatis.
- Perubahan identitas secara tiba-tiba, di mana individu bisa bertindak dan berpikir berbeda seolah menjadi orang lain.
- Gangguan kesadaran, persepsi, dan emosi, seperti perasaan terlepas dari diri sendiri (depersonalisasi) atau merasa bahwa dunia di sekitar tampak tidak nyata (derealitas).
- Kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hubungan sosial, pekerjaan, atau akademik.
- Perubahan suasana hati yang drastis yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan mood lainnya.
4. Pengobatan untuk Dissociative Identity Disorder (DID)

Banyak penderita Dissociative Identity Disorder baru menyadari kondisi mereka setelah mendapatkan diagnosa dari profesional kesehatan mental. Terapis atau psikiater biasanya membantu individu menyatukan potongan-potongan pengalaman mereka dan mengenali pola perubahan identitas. Dengan terapi yang tepat, seseorang dengan DID dapat belajar mengenali dan mengelola identitas mereka secara lebih sadar. Ada beberapa jenis terapi untuk DID yang sudah dikenal di kalangan medis:
1. Psikoterapi
- Terapi Berbasis Trauma: Fokus pada penyembuhan trauma yang mendasari gangguan.
- Terapi Perilaku Kognitif (CBT): Membantu mengelola pikiran negatif dan meningkatkan kontrol diri.
- Terapi Dialektis (DBT): Mengajarkan keterampilan mengatasi emosi dan meningkatkan kesadaran diri.
2. Hipnoterapi
- Digunakan untuk mengakses dan mengintegrasikan kepribadian yang terpecah.
- Membantu pasien dalam mengelola kenangan traumatis dengan lebih baik.
3. Terapi Obat-obatan
- Tidak ada obat khusus untuk DID, tetapi obat seperti antidepresan atau antipsikotik dapat digunakan untuk mengatasi gejala tambahan seperti depresi dan kecemasan.
4. Terapi Kelompok dan Dukungan Sosial
- Kelompok dukungan membantu pasien merasa diterima dan memahami kondisi mereka.
- Terapi keluarga dapat membantu anggota keluarga memahami kondisi pasien dan memberikan dukungan yang lebih baik.
5. Teknik Relaksasi dan Mindfulness
- Meditasi dan latihan pernapasan dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesadaran diri.
- Yoga dan terapi seni juga bisa menjadi alternatif dalam mengekspresikan emosi.
DID adalah gangguan kompleks yang membutuhkan pendekatan terapi holistik dan berkelanjutan. Terapi psikologis seperti psikoterapi dan hipnoterapi sangat penting dalam membantu pasien memahami dan mengintegrasikan identitas mereka.
Pengobatan dapat membantu mengelola gejala lain yang menyertainya, sementara dukungan sosial dari keluarga dan kelompok pendukung memainkan peran penting dalam proses pemulihan. Dengan perawatan yang tepat, individu dengan DID dapat mencapai stabilitas emosional dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Memiliki kepribadian ganda adalah pengalaman yang rumit dan sering kali sulit dipahami oleh orang lain. Pergantian identitas, kehilangan ingatan, serta tantangan sosial menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi mereka yang mengalaminya. Dengan dukungan yang tepat dan perawatan yang sesuai, individu dengan DID bisa belajar mengelola kondisi mereka dan menjalani kehidupan yang lebih stabil.
Referensi
"Dissociative Identity Disorder (Multiple Personality Disorder)." Cleveland Clinic. Diakses Maret 2025
"What is dissociative identity disorder?" Medical News Today. Diakses Maret 2025.
"Dissociative disorders." Mayo Clinic. Diakses Maret 2025.
"My life with dissociative identity disorder." Sane. Diakses Maret 2025.
"What is dissociative identity disorder?" Medical News Today. Diakses Maret 2025.
"Dissociative Identity Disorder." MSD Manuals. Diakses Maret 2025.