Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Efek Paparan Suara Bising pada Kesehatan Mental

ilustrasi masalah telinga (freepik.com/8photo)
ilustrasi masalah telinga (freepik.com/8photo)
Intinya sih...
  • Suara bising dapat memengaruhi kesehatan mental, meningkatkan stres dan kecemasan.
  • Kebisingan kronis dapat menyebabkan kelelahan mental, perubahan suasana hati, dan gangguan kognitif.
  • Polusi suara juga berdampak pada kesehatan fisik, termasuk risiko penyakit kardiovaskular dan gangguan tidur.

Ada banyak hal di sekitar yang tanpa disadari bisa memengaruhi kondisi mental. Salah satunya adalah suara bising.

Dari suara kendaraan yang lalu lalang hingga kebisingan di tempat kerja, paparan suara keras setiap hari bisa lebih dari sekadar gangguan. Meski sering dianggap sepele, tetapi dampak dari kebisingan ternyata bisa berpengaruh besar pada kesehatan mental.

Kamu sendiri mungkin pernah merasa lebih mudah marah atau cemas setelah berada di tempat yang bising? Jika ya, ini bukan hanya perasaan, karena sejumlah penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara kebisingan dengan tingkat stres, kecemasan, bahkan depresi.

Mengapa suara bising bisa memberi efek sebesar itu pada mental? Mari telusuri lebih dalam mengenai dampak ini.

1. Dampak psikologis dari kebisingan

Paparan terhadap tingkat kebisingan yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan stres dan kecemasan.

Saat kamu terpapar suara keras yang terus-menerus, tubuh mungkin bereaksi seolah-olah sedang terancam, yang memicu respons "lawan atau lari" (fight-or-flight). Reaksi fisiologis ini mengakibatkan pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat memperburuk perasaan gelisah dan frustrasi.

Seiring waktu, paparan kebisingan kronis dapat menyebabkan kelelahan mental dan perubahan suasana hati, sehingga menyulitkan individu untuk berkonsentrasi atau terlibat dalam aktivitas sehari-hari.

2. Mekanisme di balik masalah kesehatan mental yang disebabkan oleh kebisingan

Penelitian menunjukkan bahwa kebisingan memengaruhi sistem saraf pusat, yang berpotensi menyebabkan neuroinflamasi dan stres oksidatif di otak. Respons biologis ini dapat mengganggu fungsi kognitif dan pengaturan emosi.

Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa paparan kebisingan kronis dikaitkan dengan masalah perilaku pada anak-anak dan peningkatan kerentanan terhadap kondisi kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan (Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology, 2024).

Selain itu, individu dengan sensitivitas kebisingan tinggi mengalami efek negatif yang lebih nyata dari suara lingkungan. Sensitivitas ini dapat menyebabkan peningkatan stres, yang selanjutnya berkontribusi pada tantangan kesehatan mental.

Orang dengan kondisi seperti misofonia—reaksi ekstrem terhadap suara tertentu—mungkin merasa kewalahan dalam melakukan tugas sehari-hari saat terpapar kebisingan umum, yang menyebabkan peningkatan kecemasan dan stres.

3. Dampak pada kesehatan fisik

ilustrasi menutup telinga (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi menutup telinga (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Polusi suara tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga memiliki implikasi pada kesehatan fisik, yang pada gilirannya memengaruhi kesejahteraan psikologis.

Paparan terus-menerus terhadap tingkat kebisingan tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan penyakit terkait stres lainnya.

Gejala fisik yang terkait dengan kondisi ini—seperti kelelahan, nyeri, atau ketidaknyamanan—dapat berkontribusi pada hasil kesehatan mental yang negatif seperti kecemasan dan depresi, yang menciptakan siklus masalah kesehatan fisik memperburuk tekanan psikologis.

4. Dampaknya terhadap tidur

Polusi suara dapat secara signifikan mengganggu pola tidur. Tidur yang kurang berkualitas sering dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Penelitian menunjukkan bahwa kebisingan malam hari, meskipun hanya dalam tingkat sedang, bisa mengganggu tidur, menyebabkan rasa lelah dan mudah marah sepanjang hari. Gangguan tidur ini memicu dapat peningkatan stres, yang pada akhirnya memperburuk kondisi kesehatan mental (Directory of Open Access Journals, 2018).

5. Strategi mengatasi masalah

Untuk mengurangi dampak kebisingan pada kesehatan mental, berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan:

  • Peredam suara: Berinvestasi dalam peredam suara untuk rumah atau tempat kerja dapat membantu mengurangi paparan kebisingan yang mengganggu.
  • Mesin white noise: Alat ini dapat menutupi suara yang tidak diinginkan, sehingga menciptakan suasana yang lebih nyaman untuk relaksasi dan fokus.
  • Latihan mindfulness: Teknik seperti meditasi dan latihan pernapasan dalam dapat membantu menenangkan pikiran serta mengurangi tingkat stres yang disebabkan oleh paparan kebisingan.
  • Batasi paparan: Memperhatikan lingkungan sekitar, seperti menghindari tempat yang bising atau menggunakan pelindung telinga, juga bisa bermanfaat.

Dengan strategi-strategi di atas, kamu dapat menjaga kesehatan mental di tengah situasi yang bising.

Hubungan antara polusi suara dan kesehatan mental memang rumit, tetapi ini makin diakui sebagai masalah kesehatan masyarakat yang mendesak. Karenanya, memiliki strategi pribadi untuk mengatasi suara bising dapat berdampak besar bagi kesehatan mental.

Referensi

"Noise Pollution and Its Effects on Mental Health." Deccan Herald. Diakses Januari 2025. 
Omar Hahad et al., “Noise and mental health: evidence, mechanisms, and consequences,” Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology, January 26, 2024, https://doi.org/10.1038/s41370-024-00642-5.
Jongseok Lim et al., “Negative impact of noise and noise sensitivity on mental health in childhood.,” DOAJ (DOAJ: Directory of Open Access Journals) 20, no. 96 (December 6, 2018): 199–211, https://doi.org/10.4103/nah.nah_9_18.
Romanova, I. (2020). "Biodiversity conservation: The role of urban gardens in promoting urban biodiversity." (Undergraduate Honors Thesis, University of Nebraska-Lincoln). University of Nebraska-Lincoln. https://digitalcommons.unl.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1327&context=envstudtheses

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us