Jerawat Bayi: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Ciri-cirinya mirip jerawat pada umumnya

Kemunculan jerawat sering kali dikaitkan dengan pubertas atau masa remaja. Padahal, jerawat juga bisa dialami oleh bayi yang baru lahir, lo! Bahkan, kondisi ini relatif umum.

Jerawat bayi atau baby acne merupakan jerawat yang muncul pada bayi baru lahir atau beberapa minggu setelah lahir. Ini bisa muncul pada bagian tubuh mana saja, tetapi paling sering di bagian wajah, seperti pipi, hidung, atau dahi.

Jerawat bayi biasanya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa meninggalkan bekas. Akan tetapi, penanganan yang keliru malah bisa menyebabkannya memburuk dan serius. Lantas, bagaimana cara merawat jerawat bayi? Apa saja tanda-tandanya yang harus diketahui? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!

1. Penyebab

Jerawat Bayi: Penyebab, Gejala, dan Penangananilustrasi jerawat bayi atau baby acne (acne.org)

Tidak diketahui secara jelas apa yang menyebabkan jerawat bayi atau jerawat neonatal. Namun, pada beberapa studi, hal ini dikaitkan dengan hormon ibu atau bayi, atau reaksi terhadap ragi (jamur) yang hidup di kulit.

Mengutip Medical News Today, hormon testosteron yang menyebabkan aktivitas berlebih di kelenjar minyak dapat berkontribusi pada perkembangan jerawat pada anak-anak. Menambahkah dari Verywell Health, kolonisasi kulit dengan jamur Malassezia dan iritasi kulit akibat susu formula, ASI, atau air liur juga disebut-sebut dapat menjadi pemicunya.

2. Tanda dan gejala

Jerawat Bayi: Penyebab, Gejala, dan Penangananilustrasi baby acne atau jerawat bayi (commons.wikimedia.org/Sage Ross)

Sama seperti jerawat pada remaja atau orang dewasa, jerawat bayi biasanya ditandai dengan benjolan kecil berwarna merah atau putih (whiteheads), serta peradangan kulit ringan yang mengelilingi bintik jerawat.

Jerawat ini biasanya muncul saat lahir atau ketika bayi berumur kurang dari 6 minggu. Dalam kebanyakan kasus, jerawat neonatal berkembang dalam 2 hingga 4 minggu setelah kelahiran. Gejalanya bisa berlangsung selama beberapa hari, minggu, bahkan bulan.

Baca Juga: 7 Jenis Jerawat di Wajah dan Penyebabnya yang Paling Umum

3. Perbedaan antara jerawat neonatal dengan jerawat infantil

Jerawat Bayi: Penyebab, Gejala, dan Penangananilustrasi bayi (unsplash.com/Khoa Pham)

Tak hanya jerawat neonatal, terkadang bayi juga dapat mengalami jerawat infantil. Orangtua sering kali dibuat bingung dengan kedua kondisi ini, karena sama-sama menyebabkan ruam atau bintik-bintik pada kulit bayi.

Jerawat bayi dan jerawat infantil berbeda. Jerawat infantil biasanya muncul pada bayi yang usianya lebih besar, yaitu setelah usia 6 minggu. Ini juga ditandai dengan komedo terbuka (blackheads), yang tidak ditemukan pada jerawat neonatal.

Selain itu, jerawat infantil juga dapat muncul sebagai kista atau nodul, yang terkadang meninggalkan bekas luka. Gejalanya pun dapat berlangsung lebih lama, yaitu hingga anak berusia 2 tahun. Untungnya, jerawat infantil relatif jarang terjadi daripada jerawat bayi.

4. Kondisi medis lain yang menyerupai jerawat bayi 

Jerawat Bayi: Penyebab, Gejala, dan Penangananilustrasi milia pada bayi (pixabay.com/woodypino)

Bukan hanya jerawat infantil, beberapa kondisi medis berikut juga sering kali disalahartikan sebagai jerawat bayi:

  • Eksem atau dermatitis atopik: Ditandai dengan benjolan merah di wajah yang juga dapat muncul pada lutut atau siku. Eksem dapat terinfeksi dan tampak kuning dan berkerak.
  • Eritema toksikum: Ditandai dengan ruam, benjolan kecil, atau bercak merah. Kondisi ini juga bisa muncul beberapa hari setelah bayi lahir, dan membaik dengan sendirinya dalam 5 hingga 14 hari.
  • Milia: Benjolan putih kecil yang biasanya juga muncul di wajah.
  • Cacar air: Kondisi kulit yang disebabkan oleh virus ini juga dapat menyebabkan ruam bintik-bintik seperti melepuh dan jerawat. Namun, cacar air biasanya dapat menyebar ke seluruh tubuh, sementara jerawat bayi tidak menyebar di bawah dada bagian atas atau punggung.
  • Folikulitis bakteri: Kondisi ini cenderung memiliki ciri yang sangat mirip dengan jerawat, tetapi mungkin terdapat cincin merah di sekitarnya.

5. Diagnosis dan pengobatan

Jerawat Bayi: Penyebab, Gejala, dan Penangananilustrasi merawat bayi (pexels.com/Yan Krukov)

Untuk mendiagnosis jerawat bayi, biasanya tidak diperlukan pengujian khusus. Sering kali, kondisi ini mudah dikenali berdasarkan gejala fisik yang terlihat.

Dalam kebanyakan kasus, jerawat bayi bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Namun, jika gejala bertahan lebih lama, dokter mungkin meresepkan obat krim atau salep untuk membersihkan jerawat yang membandel.

Ingat, jangan sekali-kali memberikan obat yang dijual bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter untuk mengobati jerawat bayi. Ini karena beberapa produk mungkin bisa memperburuk jerawat dan merusak kulit bayi yang halus dan lembut.

Jika melihat bayi memiliki baby acne, beberapa perawatan berikut dapat kamu lakukan untuk menjaga kulit bayi tetap sehat:

  • Menjaga kebersihan wajah bayi dengan mencuci muka bayi setiap hari menggunakan air hangat dan sabun bayi yang lembut. Jangan ragu untuk meminta rekomendasi dokter spesialis anak untuk menentukan produk yang paling cocok.
  • Keringkan wajah bayi dengan menepuk-nepuk lembut hingga kering.
  • Jangan memencet atau menggosok jerawat karena dapat menyebabkan lebih banyak iritasi.
  • Hindari penggunaan losion atau minyak pada wajah bayi.

Jerawat bayi umumnya bersifat sementara dan bisa hilang dengan sendirinya. Namun, jika kamu menemukan kondisi seperti peradangan atau bayi terlihat tidak nyaman, sebaiknya kunjungi dokter agar bisa diperiksa dan diberikan perawatan yang tepat.

Baca Juga: Beda Purging dan Breakout, Jerawat usai Coba Skincare Baru

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya