Kenali 10 Penyebab BAB Berlendir, Wajar atau Tidak?

Sering kali menandakan masalah pencernaan

Adanya sedikit lendir pada tinja adalah hal yang normal. Namun, ada kalanya itu bisa menjadi tanda kondisi yang memerlukan perawatan medis.

Lendir melapisi dan melindungi bagian dalam usus besar. Apabila lapisan ini rusak, kamu akan melihat lebih banyak lendir pada tinja. Selain tinja berlendir, adanya masalah pada usus kerap disertai tinja berdarah dan demam.

Nah, apa saja penyebab buang air besar (BAB) berlendir? Scroll down untuk tahu jawabannya!

1. Sindrom iritasi usus besar

Saat mengalami irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar, makanan tertentu, stres, atau perubahan hormon dapat membuat usus kejang. Ini membuat makanan terlalu cepat dikeluarkan melalui sistem pencernaan dan menyebabkannya dikeluarkan sebagai diare berair atau berlendir.

Dijelaskan laman WebMD, selain tinja berlendir, gejala IBS lainnya antara lain:

  • Sakit perut yang tidak kunjung sembuh atau membaik setelah BAB.
  • Sembelit, diare, atau keduanya.
  • Perut kembung.
  • Perut bengkak.
  • Sensasi ingin BAB.

2. Intoleransi makanan

Kenali 10 Penyebab BAB Berlendir, Wajar atau Tidak?ilustrasi laki-laki sedang makan (pexels.com/Michael Burrows)

Intoleransi makanan dan alergi makanan tertentu dapat menyebabkan peradangan pada dinding usus, dilansir Tua Saúde. Ini dapat meningkatkan produksi lendir, yang menyebabkan adanya lendir pada tinja.

Selain lendir pada tinja, intoleransi makanan juga disertai gejala lain, seperti kembung, diare, bintik merah pada kulit, gas berlebih, atau sembelit.

Kalau kamu curiga memiliki intoleransi makanan tertentu, penting untuk segera menemui ahli gastroenterologi guna menjalani tes untuk memastikan diagnosis.

3. Infeksi gastrointestinal

Saluran gastrointestinal dapat mengalami infeksi akibat virus, bakteri, atau parasit. Infeksi ini bisa didapatkan dari makanan atau minuman yang terkontaminasi atau dari kebersihan tangan yang buruk. Mengutip dari Buoy Health, gejala lain dari infeksi gastrointestinal bisa termasuk:

  • Diare.
  • Sakit perut.
  • BAB disertai darah.

Pengobatan infeksi gastrointestinal melibatkan hidrasi dan membiarkan usus beristirahat dengan makan makanan hambar. Selain itu, antibiotik dan antiparasit mungkin diperlukan.

Baca Juga: Omphalocele, Kondisi Organ perut Berkembang di Luar Perut

4. Penyakit Crohn

Kenali 10 Penyebab BAB Berlendir, Wajar atau Tidak?ilustrasi GERD sering kambuh saat Lebaran (freepik.com/jcomp)

Pada orang dengan penyakit Crohn, usus kecil dan besar cenderung mengalami peradangan. Selain itu, kondisi ini dapat menyebabkan diare disertai lendir.

Tidak ada obat untuk penyakit Crohn. Meskipun begitu, obat-obatan dan perubahan pola makan dapat membantu meredakan dan mengendalikan gejala.

5. Kolitis ulseratif

Kolitis ulseratif menyebabkan iritasi dan bisul di usus besar. Diterangkan laman Cleveland Clinic, ini sering menyebabkan diare dengan darah dan lendir, kram, dan keinginan untuk BAB. Terkadang, gejala ini bisa menyebabkan penderitanya terbangun pada malam hari untuk pergi ke kamar mandi.

Kolitis ulseratif tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi, obat-obatan dapat membantu menenangkan peradangan. Operasi mungkin diperlukan untuk kasus yang lebih parah.

6. Wasir

Kenali 10 Penyebab BAB Berlendir, Wajar atau Tidak?ilustrasi kanker anus (pixabay.com/Darko Djurin)

Wasir ialah pembengkakan pembuluh darah di dubur. Wasir terbagi menjadi dua, yaitu wasir di luar dubur (wasir eksternal) dan wasir internal.

Wasir adalah kondisi yang umum dan dapat menyebabkan perdarahan, gatal, atau nyeri. Gejala lain dari wasir meliputi:

  • BAB disertai darah dan lendir.
  • Nyeri dubur.
  • Gatal di daerah anus.

7. Fibrosis kistik

Fibrosis kistik merupakan kondisi yang bersifat genetik dan menyebabkan tubuh membuat lendir kental dan lengket yang dapat menumpuk di paru-paru, pankreas, dan usus. Orang dengan fibrosis kistik tidak dapat mencerna lemak dengan baik. Sebaliknya, mereka membuangnya.

Pada orang dengan fibrosis kistik, tinja cenderung lembek dan berminyak. Gejala fibrosis kistik lainnya bisa meliputi:

  • Mengi.
  • Batuk yang disertai lendir atau darah.
  • Berat badan rendah.

Fibrosis kistik tidak bisa disembuhkan, tetapi obat-obatan dapat membantu membersihkan kelebihan lendir dari tubuh. Ini selanjutnya membuat kamu dapat bernapas dengan lebih baik dan membantu melawan infeksi.

8. Proktitis

Kenali 10 Penyebab BAB Berlendir, Wajar atau Tidak?ilustrasi buang air besar (freepik.com/gpointstudio)

Proktitis adalah peradangan pada lapisan rektum. Sejumlah faktor dapat menyebabkannya, termasuk IBD, infeksi, dan pengobatan radiasi.

Peradangan pada rektum dapat merangsang produksi lendir berlebih yang mungkin dikeluarkan sebagai lapisan pada tinja atau sendirinya. Beberapa orang dengan proktitis mungkin mengeluarkan lendir bercampur darah atau nanah.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, gejala proktitis lainnya dapat meliputi:

  • Nyeri di daerah dubur atau perut sebelah kiri.
  • Sering kali merasa perlu buang air besar meskipun usus kosong.
  • Diare atau sembelit.

9. Abses anal atau fistula

Abses anus adalah infeksi pada anus atau rektum yang menyebabkan kumpulan nanah. Ini dapat terjadi jika kelenjar dubur yang mengeluarkan lendir tersumbat atau tersumbat. Jika abses tidak dikeringkan atau sembuh dengan baik, ini dapat menyebabkan berkembangnya fistula ani. Fistula ani adalah terowongan yang terbentuk antara saluran anus dan kulit dekat anus, dilansir American Society of Colon and Rectal Surgeons.

Lendir yang keluar dari abses atau fistula dapat bercampur dengan tinja, nanah, atau darah. Selain lendir pada tinja, orang dengan abses anus atau fistula mungkin mengalami gejala ini:

  • Nyeri dubur, kemerahan, atau bengkak.
  • Kelelahan.
  • Demam.
  • Panas dingin.

10. Intususepsi

Kenali 10 Penyebab BAB Berlendir, Wajar atau Tidak?ilustrasi intususepsi (commons.wikimedia.org/BruceBlause)

Intususepsi adalah kondisi ketika salah satu bagian usus terlipat ke bagian usus yang lain. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti obstruksi usus dan dehidrasi.

Bayi dan anak kecil lebih mungkin mengalami intususepsi, dan kondisi ini jarang terjadi pada orang dewasa. Salah satu gejala intususepsi pada anak adalah tinja bercampur lendir dan darah yang disebut tinja jeli kismis. Gejala intususepsi lain pada anak antara lain:

  • Kram perut yang parah.
  • Kelesuan.
  • Muntah.

Dalam kebanyakan kasus, lendir dalam tinja bukanlah kondisi serius dan mudah diobati. Namun, kamu perlu waspada jika lendir tersebut berjumlah banyak dan disertai gejala lain, seperti:

  • Kotoran dengan darah atau nanah.
  • Sakit perut yang sangat parah.
  • Perut kembung berlebihan.
  • Diare konstan.

Baca Juga: 7 Tips Cegah Gangguan Pencernaan saat Traveling

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya