Anemia Pernisiosa: Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen jika tidak diobati

Anemia adalah suatu kondisi medis di mana tubuh tidak mempunyai cukup sel darah merah yang sehat. Sel darah merah memberikan oksigen ke jaringan tubuh. Ada banyak jenis anemia, salah satunya yaitu anemia pernisiosa.

Anemia pernisiosa adalah salah satu penyebab anemia defisiensi vitamin B12. Kondisi ini diperkirakan terutama disebabkan oleh proses autoimun yang membuat seseorang tidak bisa memproduksi zat di perut yang disebut faktor intrinsik.

Zat ini dibutuhkan untuk menyerap vitamin B12 makanan di usus kecil. Vitamin B12 merupakan nutrisi yang diperlukan tubuh untuk membantu memungkinkan produksi dan fungsi sel darah merah yang tepat dalam tubuh. Tanpa vitamin B12 yang cukup, tubuh memiliki lebih sedikit sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. 

Seseorang bisa mengalami anemia pernisiosa selama beberapa tahun, sebelum melihat perubahan dalam tubuhnya. Jika kondisi ini tidak diobati, maka bisa menyebabkan masalah medis yang serius, termasuk kerusakan permanen pada sistem saraf, mengutip Cleveland Clinic.

Anemia pernisiosa merupakan kondisi yang jarang terjadi. Kondisi ini terjadi pada 0,1 persen dari populasi umum dan 1,9 persen pada orang yang lebih tua dari 60 tahun, menurut sebuah studi yang terbit tahun 2012 dalam Journal of Blood Medicine. Namun hingga 50 persen anemia akibat kekurangan vitamin B12 pada orang dewasa, disebabkan oleh anemia pernisiosa, menurut catatan dari penulis penelitian.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan fakta medis seputar anemia pernisiosa yang penting untuk diketahui.

1. Penyebab dan faktor risiko

Anemia Pernisiosa: Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi anemia pernisiosa (epainassist.com)

Anemia pernisiosa merupakan kondisi autoimun yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang sel-sel di lapisan mukosa lambung dan sel-sel saraf. Respons sistem kekebalan memengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap vitamin B12.

Antibodi juga memblokir protein penting yang disebut faktor intrinsik (in-TRIN-sic). Biasanya, faktor intrinsik membawa vitamin B12 yang didapatkan dari makanan ke sel-sel khusus di usus kecil. Nah, dari sana vitamin B12 diangkut ke aliran darah. Protein kemudian membawa vitamin B12 ke sumsum tulang, di mana vitamin tersebut digunakan untuk membuat  sel darah merah baru. Namun proses ini tidak bisa terjadi saat sistem kekebalan tubuh memblokir faktor intrinsik.

Seseorang juga bisa mengalami kekurangan vitamin B12 jika:

 

  • Menjalani operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh perut, yang menghilangkan sel-sel yang memungkinkan penyerapan vitamin B12. Sekitar setengah dari orang yang menjalani operasi bypass lambung untuk mengobati obesitas, kehilangan sel yang memungkinkan penyerapan vitamin B12.
  • Sebagian atau seluruh usus kecil diangkat melalui pembedahan, mengurangi kemampuan usus untuk menyerap vitamin B12.
  • Memiliki Pertumbuhan Bakteri Usus Kecil yang Berlebihan (SIBO). SIBO terjadi saat seseorang memiliki terlalu banyak jenis bakteri yang salah di usus kecil. Bakteri ini sering menggunakan vitamin B12, sebelum usus kecil bisa menyerap vitamin.
  • Mengonsumsi beberapa obat, termasuk antibiotik untuk infeksi dan obat untuk diabetes dan kejang, yang memengaruhi kadar vitamin B12.
  • Terkena infeksi cacing pita. Seseorang bisa mendapatkan infeksi cacing pita dengan memakan ikan yang terinfeksi yang kurang matang. Cacing pita memakan vitamin B12.
  • Mengikuti pola makan vegan atau vegetarian, yang tidak mengandung cukup vitamin B12.
  • Memiliki kondisi medis yang memengaruhi sistem pencernaan, seperti penyakit Celiac, atau penyakit Chron yang membuat tubuh sulit menyerap cukup vitamin B12.
  • Memiliki penyakit autoimun endokrin, seperti penyakit Graves dan hipopatiroidisme, yang nantinya meningkatkan risiko anemia pernisiosa.

 

2. Tanda dan gejala

Anemia Pernisiosa: Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pria tua mengalami anemia (griswoldhomecare.com)

Anemia pernisiosa biasanya berkembang dengan lambat. Kemungkinan sulit untuk mengenali gejala dari kondisi ini, karena penderita anemia pernisiosa mungkin sudah terbiasa merasa tidak enak badan. Dilansir Healthline, gejala umum anemia pernisiosa yaitu meliputi:

  • Kelemahan;
  • Kelelahan;
  • Sakit dada;
  • Kulit pucat;
  • Penurunan berat badan;
  • Sakit kepala.

Dalam kasus kekurangan vitamin B12 yang lebih parah atau berkepanjangan, termasuk karena kasus anemia pernisiosa, seseorang mungkin memiliki gejala neurologis. Ini termasuk:

  • Kelemahan otot;
  • Hilang ingatan;
  • Neuropati perifer, yaitu mati rasa di tangan dan kaki;
  • Gaya berjalan yang goyah;
  • Depresi;
  • Demensia.

Gejala lain dari kekurangan vitamin B12, termasuk yang disebabkan oleh anemia pernisiosa, yaitu meliputi:

  • Kebingungan;
  • Kehilangan selera makan;
  • Mual dan muntah;
  • Mag;
  • Sembelit.

Baca Juga: Anemia Makrositik: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Perawatan

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Anemia Pernisiosa: Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi sakit perut (freepik.com/sompong_tom)

Dokter kemungkinan akan memantau kondisi pasien dalam jangka panjang. Ini akan membantu mereka untuk mengidentifikasi kemungkinan efek serius dari anemia pernisiosa. 

Potensi komplikasi yang berbahaya dari anemia pernisiosa adalah kanker lambung. Dokter bisa memantau kondisi pasien untuk gejala kanker, pada pemeriksaan rutin dan melalui pencitraan dan biopsi jika dibutuhkan.

Komplikasi potensial lainnya dari anemia pernisiosa yaitu meliputi:

  • Masalah jantung;
  • Masalah saluran pencernaan;
  • Kerusakan saraf perifer;
  • Masalah memori, kebingungan, atau gejala neurologis lainnya.

Penderita anemia pernisiosa lebih mungkin untuk mengalami patah tulang punggung, kaki bagian atas, dan juga lengan atas. Masalah otak dan juga sistem saraf bisa berlanjut atau permanen jika pengobatan tidak segera dilakukan.

Selain itu, seorang wanita dengan tingkat B12 yang rendah, kemungkinan memiliki hasil Pap smear positif palsu, karena kekurangan vitamin B12 memengaruhi tampilan sel-sel tertentu (sel epitel) di serviks.

Komplikasi  di atas paling sering berasal dari anemia pernisiosa yang telah berlangsung lama. Komplikasi tersebut dapat menjadi permanen.

4. Diagnosis

Anemia Pernisiosa: Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi memeriksakan diri ke dokter (vanguardmedgroup.com)

Untuk menegakkan diagnosis anemia pernisiosa, dokter akan mengajukan pertanyaan seputar gejala apa saja yang dimiliki pasien. Selain itu, dokter kemungkinan juga akan bertanya tentang:

  • Operasi perut apa saja yang pernah dilakukan;
  • Diet;
  • Gangguan pencernaan yang dimiliki;
  • Riwayat keluarga dengan kondisi autoimun;
  • Riwayat keluarga dengan anemia.

Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, dokter juga akan memesan tes untuk mempermudah diagnosis anemia pernisiosa. Ini bisa mencakup tes darah sebagai berikut:

  • Hitung darah lengkap: Ini memeriksa kadar hemoglobin.
  • Hitung retikulosit: Ini mengukur kadar sel darah merah muda.
  • Antibodi faktor intrinsik: Ini mencatat tingkat antibodi faktor intrinsik. 

Dokter juga bisa melakukan tes sumsum tulang. Dua jenis tes sumsum tulang yaitu aspirasi atau biopsi. Pada kedua jenis ini, dokter mencari sel sumsum tulang yang membesar, yang merupakan tanda dari anemia pernisiosa.

5. Pengobatan

Anemia Pernisiosa: Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasin suntikan vitamin B12 (littlebeautyacademy.com)

Tujuan pengobatan dari anemia pernisiosa adalah untuk meningkatkan kadar vitamin B12. Namun meski dokter bisa mengobati kekurangan vitamin B12, masih belum ada obat untuk reaksi sistem kekebalan yang menyebabkan defisiensi ini terjadi.

Mengutip Penn Medicine, perawatan melibatkan suntikan vitamin B12 sebulan sekali. Orang dengan tingkat B12 yang sangat rendah, kemungkinan membutuhkan lebih banyak suntikan di awal.

Beberapa orang kemungkinan cukup diobati dengan mengonsumsi vitamin B12 dengan dosis besar secara oral. Jenis vitamin B12 tertentu bisa diberikan melalui hidung. 

Karena anemia pernisiosa merupakan kondisi autoimun, maka penderitanya kemungkinan membutuhkan perawatan seumur hidup untuk mengendalikan gejala. Namun dengan pengobatan yang tepat, gejala anemia pernisiosa bisa dikelola dengan baik. 

Kebanyakan penderita anemia pernisiosa bisa merespons pengobatan dengan baik. Penting untuk memulai pengobatan sejak dini, untuk menurunkan risiko komplikasi. Sebab, kerusakan saraf bisa permanen, jika pengobatan tidak segera dimulai dalam jangka waktu 6 bulan dari gejala muncul.

Baca Juga: Anemia Bisa Timbul karena Persepsi Masyarakat yang Salah, Ini Faktanya

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya