Fakta Penting tentang Eksim pada Kulit Orang Asia

- Eksim dapat muncul dengan gejala yang berbeda pada kulit orang Asia, dibandingkan dengan gejala pada kulit berwarna terang.
- Penelitian juga menunjukkan bahwa eksim dapat lebih parah pada orang dengan warna kulit gelap, termasuk orang Asia.
- Beberapa faktor dapat meningkatkan kemungkinan eksim pada orang Asia.
Eksim adalah sebutan untuk sekelompok kondisi kulit inflamasi yang menyebabkan rasa gatal, kulit kering, ruam, bercak bersisik, lepuh, dan infeksi kulit.
Ada tujuh jenis eksim yang berbeda: dermatitis atopik, dermatitis kontak, eksim dishidrotik, eksim numular, dermatitis seboroik, dan dermatitis stasis.
Gejala eksim pada kulit orang Asia dapat muncul secara berbeda dibandingkan dengan warna kulit terang. Kenali lebih lanjut lewat pembahasan di bawah ini.
Penampakan eksim pada kulit orang Asia
Alih-alih kemerahan yang umum terlihat dalam literatur medis, eksim pada kulit orang Asia mungkin tampak berwarna abu-abu, ungu, atau cokelat tua. Perbedaan ini terkadang dapat mempersulit diagnosis, karena perubahan warna mungkin tidak terlalu terlihat.
Penelitian juga menunjukkan bahwa eksim dapat lebih parah pada orang dengan warna kulit gelap, termasuk orang Asia. Peradangan akibat eksim juga dapat menyebabkan hiperpigmentasi, meninggalkan bercak-bercak gelap bahkan setelah eksim sembuh.
Gejala eksim lainnya

Gejala eksim dapat berbeda pada setiap orang karena kondisi kulit ini sangat individual dan muncul dalam berbagai bentuk.
Pada kasus ringan, kulit mungkin hanya kering, meradang, dan gatal. Namun, pada kasus yang lebih parah, kulit mungkin mengeluarkan cairan, berkerak, atau bahkan berdarah.
Pasien eksim biasanya akan mengalami periode waktu ketika gejala mereka kambuh, diikuti oleh periode waktu ketika gejala mereka mereda karena perawatan medis.
Anak-anak dengan eksim biasanya mengalami kondisi ini sebelum berusia 5 tahun. Namun, sebagian besar dari mereka akan melihat gejala mereda saat dewasa. Gejala pada orang dewasa, anak-anak, dan bayi mungkin berbeda.
Tanda dan gejala eksim pada orang dewasa:
- Kulit kering dan sensitif.
- Gatal kronis yang dapat bertambah parah pada malam hari.
- Bercak merah hingga cokelat, terutama di tangan, kaki, pergelangan kaki, leher, dada bagian atas, kelopak mata, di dalam lekukan lutut dan siku.
- Benjolan kecil yang menonjol, yang dapat mengeluarkan cairan dan membentuk kerak saat digaruk.
- Kulit menebal, pecah-pecah, dan bersisik.
Untuk anak-anak berusia 2 tahun ke atas, gejalanya dapat meliputi:
- Ruam yang tidak rata.
- Ruam yang disertai perubahan warna.
- Ruam yang terbentuk di balik lipatan siku dan lutut.
- Ruam yang muncul di leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan lipatan di antara bokong dan kaki.
- Penebalan kulit.
Untuk bayi di bawah usia 2 tahun, gejalanya antara lain:
- Ruam di kulit kepala dan pipi.
- Ruam yang bergelembung sebelum mengeluarkan cairan.
- Ruam yang dapat menyebabkan rasa gatal yang ekstrem dan gangguan tidur.
Jika kamu mengidap eksim saat masih anak-anak tetapi tidak lagi mengalami kondisi tersebut saat dewasa, kamu mungkin masih rentan terhadap kulit kering atau sensitif yang mudah teriritasi.
Penampilan fisik kulit akan bergantung pada seberapa sering kamu menggaruknya dan apakah kulit terinfeksi atau tidak. Menggaruk area yang terkena hanya akan makin mengiritasi kulit, meningkatkan peradangan, dan memperburuk kondisi.
Faktor risiko eksim pada orang Asia
Beberapa faktor dapat meningkatkan kemungkinan eksim pada orang Asia, seperti:
- Mutasi pada gen filaggrin: Mutasi gen ini lebih umum terjadi pada orang Asia dan sering memengaruhi lapisan kulit, sehingga meningkatkan risiko eksim.
- Pola makan: Menurut penelitian, asupan makanan olahan dan makanan yang bersifat inflamasi yang lebih tinggi dapat menyebabkan sensitivitas dan peradangan pada kulit, membuat eksim lebih mungkin terjadi.
- Lingkungan: Lingkungan yang lembap dan tercemar dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya gejala eksim.
- Efek iklim dan kelembapan: Iklim di Asia juga berperan dalam tingginya insiden eksim. Wilayah ini mengalami suhu dan kelembapan yang tinggi, yang dapat memperburuk gejala eksim. Keringat dan peningkatan kelembapan kulit dapat menyebabkan rasa gatal dan peradangan, yang mengakibatkan kerusakan pada lapisan kulit.
- Riwayat keluarga: Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi atopik seperti eksim dan asma juga dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya eksim.
- Stres dan gaya hidup: Tingkat stres yang tinggi di Asia dapat memperburuk gejala eksim. Urbanisasi yang cepat dan budaya kerja yang menuntut telah menyebabkan peningkatan tingkat stres, yang berpotensi meningkatkan risiko eksim.
Pengobatan

Dokter kulit dapat merekomendasikan berbagai pilihan pengobatan untuk eksim sesuai dengan jenis eksim dan keparahan gejala yang dimiliki. Pilihannya antara lain:
- Kortikosteroid topikal: Membantu mengurangi peradangan dan rasa gatal. Pilihan yang lebih ringan, seperti hidrokortison, tersedia tanpa resep dokter, sementara pilihan yang lebih kuat dengan resep dokter, seperti fluosinonida, mungkin diperlukan untuk kasus yang parah.
- Emolien dan pelembap: Penggunaan emolien dan pelembap setiap hari dapat membantu menjaga kulit tetap terhidrasi, membentuk lapisan pelindung untuk mencegah eksim kambuh. Ini tersedia dalam bentuk krim atau salep.
- Antihistamin: Membantu mengatasi rasa gatal, terutama pada malam hari. Meskipun tidak mengobati eksim secara langsung, tetapi obat ini mengurangi rasa tidak nyaman selama kambuh. Contohnya cetirizine.
- Fototerapi (terapi cahaya): Perawatan ini melibatkan paparan sinar ultraviolet untuk mengurangi peradangan dan memperbaiki gejala pada kasus eksim yang lebih parah.
- Biologis: Obat-obatan seperti dupilumab menargetkan jalur sistem imun tertentu untuk mengurangi peradangan dan gejala eksim lainnya. Obat-obatan ini sering digunakan untuk eksim sedang hingga parah yang tidak merespons pengobatan lain dengan baik.
Cara mengelola eksim
Beberapa pengobatan rumahan dapat membantu menjaga kesehatan kulit dan meredakan gejala pasien eksim. Ini termasuk:
- Mandi air hangat.
- Mengoleskan pelembap dalam waktu 3 menit setelah mandi untuk "mengunci" kelembapan.
- Melembabkan kulit setiap hari.
- Mengenakan kain katun dan kain lembut.
- Menghindari serat kasar dan pakaian ketat.
- Menggunakan pelembap udara saat cuaca kering atau dingin.
- Menggunakan sabun lembut atau pembersih tanpa sabun saat mencuci.
- Mengeringkan kulit dengan udara atau menepuk-nepuk kulit dengan handuk setelah mandi atau berendam, bukan menggosoknya.
- Menghindari perubahan suhu yang cepat dan aktivitas yang menyebabkan keringat.
- Mengetahui dan menghindari pemicu eksim pribadi.
- Jaga kuku tetap pendek untuk mencegah kulit terluka akibat garukan.
Jika kamu mengidap eksim, kamu tidak sendirian. Eksim adalah kondisi kulit yang sangat umum yang dapat diobati dan dikendalikan.
Meskipun eksim dapat bersifat kronis dan terus-menerus sepanjang hidup, tetapi diagnosis dini dan intervensi medis akan membantu meringankan gejala secara efektif. Penting bagi untuk berkonsultasi dengan dokter kulit yang berpengalaman dalam mengobati eksim guna meningkatkan kualitas hidup.
Referensi
"What is Eczema?" National Eczema Association. Diakses pada Oktober 2024.
"Eczema in Asian Skin: What You Need to Know." Healthline. Diakses pada Oktober 2024.
"Exposing Eczema: Why is it so Common in Asia?" Medical Channel Asia. Diakses pada Oktober 2024.
Sangha AM. "Dermatological Conditions in SKIN OF COLOR-: Managing Atopic Dermatitis." J Clin Aesthet Dermatol. 2021 Mar;14(3 Suppl 1):S20-S22. Epub 2021 Mar 1.
Carrera, Yuri I. Lopez, Anwar Al Hammadi, et al. “Epidemiology, Diagnosis, and Treatment of Atopic Dermatitis in the Developing Countries of Asia, Africa, Latin America, and the Middle East: A Review.” Dermatology and Therapy 9, no. 4 (October 24, 2019): 685–705.
"Eczema In Asians: Everything You Need To Know." Assurance Skin, Laser & Aesthetics. Diakses pada Oktober 2024.
Cheng, Julia, Jashin J. Wu, and George Han. “Epidemiology and Characterization of Atopic Dermatitis in East Asian Populations: A Systematic Review.” Dermatology and Therapy 11, no. 3 (April 9, 2021): 707–17.
Gupta, Jayanta, and David J. Margolis. “Filaggrin Gene Mutations with Special Reference to Atopic Dermatitis.” Current Treatment Options in Allergy 7, no. 3 (July 10, 2020): 403–13.
Li, Yajia, Juan Su, Dan Luo, et al. “Processed Food and Atopic Dermatitis: A Pooled Analysis of Three Cross-Sectional Studies in Chinese Adults.” Frontiers in Nutrition 8 (December 6, 2021).
"How to treat eczema at home." American Academy of Dermatology Association. Diakses pada Oktober 2024.