ilustrasi babi (unsplash.com/James Tiono)
Studi ini melibatkan ginjal babi yang telah dimodifikasi secara genetik agar bisa “diterima” oleh tubuh manusia. Organ itu ditransplantasikan ke tubuh seorang laki-laki yang sudah meninggal namun masih memiliki detak jantung dan alat bantu napas. Selama 61 hari, tim peneliti secara rinci memantau reaksi tubuh terhadap ginjal tersebut lewat sampel darah, jaringan, dan cairan.
Hasilnya mencengangkan! Penolakan terhadap organ terjadi bukan hanya karena antibodi, tetapi juga oleh serangan sel T, sel imun yang berfungsi menyerang benda asing secara spesifik.
Setelah memetakan reaksi imun secara detail, tim ahli untuk pertama kalinya berhasil membalikkan penolakan organ dengan menggunakan kombinasi obat yang sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Penanganan ini berhasil meredam aktivitas antibodi dan sel T, dan ginjal tetap berfungsi dengan baik tanpa ada tanda-tanda kerusakan permanen.
“Temuan ini membuat kita lebih siap menghadapi respons imun berbahaya pada transplantasi organ babi ke manusia hidup,” ujar Dr. Robert Montgomery, penulis utama studi ini.
Lebih jauh, penelitian ini memperlihatkan bahwa ginjal babi secara fungsional dapat menggantikan ginjal manusia, yang mana ini merupakan sebuah perkembangan yang dapat memperluas akses transplantasi bagi jutaan orang.
Inti dari studi ini adalah ginjal babi bisa berfungsi di tubuh manusia, bukti bahwa organ dari hewan bisa menjadi alternatif bagi pasien gagal ginjal, terutama di tengah minimnya donor manusia. Kedua, proses penolakan organ dapat diprediksi dan diatasi. Dengan analisis multi-omik (analisis terpadu banyak data biologis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih utuh), para ahli bisa mengetahui kapan tubuh mulai “menyerang” ginjal baru, bahkan lima hari sebelum terlihat tanda klinis. Ini membuka jalan bagi sistem deteksi dini dan pengobatan cepat.
Para peneliti kini berencana memperluas studi ke pasien lain, termasuk yang masih hidup, untuk mengonfirmasi temuan ini. Jika berhasil, xenotransplantasi bukan lagi sekadar eksperimen, tapi solusi nyata untuk krisis organ dunia.
Referensi
"Immune Reactions Found Behind Human Rejection of Transplanted Pig Kidneys." NYU Langone Health. Diakses November 2025.
Robert A Montgomery et al., “Physiology and Immunology of Pig-to-human Decedent Kidney Xenotransplant,” Nature, November 13, 2025, https://doi.org/10.1038/s41586-025-09847-6.
Eloi Schmauch et al., “Multi-omics Analysis of a Pig-to-human Decedent Kidney Xenotransplant,” Nature, November 13, 2025, https://doi.org/10.1038/s41586-025-09846-7.