Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berapa Lama Jarak Aman Minum Obat setelah Minum Kopi?

ilustrasi minum kopi (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi minum kopi (pexels.com/Karolina Grabowska)
Intinya sih...
  • Kopi dapat membatasi efektivitas banyak obat, mengubah waktu penyerapan, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dalam tubuh.
  • Kafein dalam kopi bisa tetap berada dalam sistem selama 8 jam setelah minumnya, sehingga perlu jeda minimal 3 jam sebelum minum obat.
  • Beberapa obat yang tidak boleh dikonsumsi bersama kopi antara lain efedrin, obat jantung, antikejang, antikoagulan, dan obat antiplatelet.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apakah kamu pernah atau sering minum obat dengan kopi? Atau jarak antara minum obat dan minum kopi berdekatan? Amannya ini dihindari.

Menurut penelitian, kopi dapat membatasi efektivitas banyak obat, baik itu obat antinyeri atau obat resep untuk kondisi kronis (Critical Review in Food Science and Nutrition, 2021).

Studi menunjukkan bahwa kopi dapat menstimulasi perut, mengubah waktu yang dibutuhkan makanan untuk melewati sistem pencernaan (Nutrients, 2020). Secangkir kopi dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang kamu minum, serta mengubah seberapa cepat obat tersebut diserap ke dalam aliran darah.

Minum kopi pada saat yang sama dengan minum obat bisa memengaruhi seberapa baik obat tersebut melakukan tugasnya. Beberapa peneliti meninjau berbagai pengobatan dan pengaruhnya terhadap kopi. Mereka melaporkan bahwa kopi secara signifikan memengaruhi penyerapan, distribusi, metabolisme, dan ekskresi banyak obat (BioMed Research International, 2020). Namun, tidak semua obat terpengaruh oleh kopi. (Obat yang tidak boleh diminum bersama kopi bisa kamu lihat di sini).

Lantas, berapa lama jarak aman minum obat setelah minum kopi?

Lama kafein bertahan dalam tubuh

Kafein adalah stimulan kuat yang dapat meningkatkan kinerja dan meningkatkan tingkat energi. Namun, seperti semua obat dan zat, kafein memiliki potensi efek samping.

Kebanyakan orang memetabolisme kafein dalam waktu 2 hingga 4 jam. Namun, beberapa orang memerlukan waktu hingga 6 jam untuk membersihkannya dari sistem. Artinya, kafein akan tetap berada dalam sistem selama kurang lebih 8 jam setelah minum minuman yang mengandung kafein, seperti kopi. Bagi kebanyakan orang, hal ini aman, tetapi orang yang sensitif terhadap kafein harus menghindari konsumsi kopi atau sumber kafein lain secara berlebihan untuk meminimalkan efek samping.

Bolehkah minum obat dengan kopi?

ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Polina Tankilevitch)
ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Saat mengonsumsi obat, penting untuk menyadari potensi interaksi yang mungkin terjadi. Beberapa interaksi yang umum terjadi antara lain kopi menyebabkan keterlambatan penyerapan obat, meningkatkan risiko efek samping, bahkan menurunkan efektivitas obat tertentu.

Jika khawatir tentang interaksi antara obat dan kopi, bicarakan dengan dokter atau apoteker. 

Jarak aman minum obat setelah minum kopi

Konsumsi obat sesaat sesudah meneguk kopi tidak disarankan. Beri jeda minum obat setelah minum kopi setidaknya tiga jam.
 
Obat dan kopi dapat memunculkan interaksi obat, yaitu timbulnya reaksi atau efek samping karena kandungan obat bercampur dengan zat lain, termasuk kandungan kopi.

Ada beberapa jenis kandungan dalam kopi yang bisa berinteraksi dengan obat, di antaranya kafein dan tannin. 

Umumnya, dalam rentang waktu antara 3 hingga 5 jam, efek kafein dalam tubuh sudah mulai berhenti. Jadi, risiko interaksi obat mungkin bisa berkurang bila menunda minum obat terlebih dahulu.

Langkah yang paling bijak adalah menanyakan kepada dokter atau apoteker tentang apakah aman minum kopi dengan obat dan berapa lama harus menunggu untuk minum obat setelah minum kopi, atau minum kopi setelah minum obat.

Risiko interaksi kafein dan obat

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Dilansir BuzzRx, berikut adalah beberapa contoh obat yang diketahui bisa berinteraksi dengan kafein.

  • Efedrin: Karena kafein dan efedrin adalah stimulan, mengonsumsi keduanya dapat menyebabkan efek samping yang serius, termasuk peningkatan detak jantung, tekanan darah tinggi, dan masalah jantung dalam jangka panjang.
  • Obat jantung: Kafein dapat menghalangi kerja adenosin dan dipyridamole (adalah obat resep yang digunakan selama pengujian stres jantung) serta membuatnya kurang efektif. Karena interaksi obat ini, dokter mungkin meminta kamu untuk menghentikan konsumsi kopi dan produk yang mengandung kafein lainnya 24 jam sebelum tes stres jantung.
  • Obat antikejang: Kafein dapat menurunkan efek obat tertentu yang digunakan untuk mengobati kejang. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kejang pada beberapa orang. Contoh obat kejang yang mungkin kurang efektif jika dikonsumsi bersamaan dengan kafein meliputi carbamazepine, ethosuximide, felbamate, phenobarbital, phenytoin, dan valproate.
  • Antikoagulan dan obat antiplatelet: Kafein dapat mencegah pemecahan antikoagulan seperti warfarin dan meningkatkan kadar obat-obatan ini dalam darah, yang menyebabkan peningkatan risiko pendarahan. Oleh karena itu, mengonsumsi kafein dengan antikoagulan dapat memperlambat pembekuan darah dan meningkatkan risiko memar dan pendarahan.

Beberapa obat dapat mengurangi penghilangan kafein

Interaksi obat dengan obat tertentu dapat memengaruhi metabolisme kafein dalam tubuh, yaitu seberapa cepat kafein dipecah dan dihilangkan. Mengonsumsi obat-obatan ini dengan kafein dapat meningkatkan “caffeine buzz”, yang dapat menyebabkan peningkatan risiko efek samping seperti sakit kepala, kegelisahan, mudah tersinggung, hiperaktif, dan peningkatan detak jantung.

Contoh obat yang dapat meningkatkan efek kafein meliputi antibuotik kuinolon seperti: levofloxacin, ciprofloxacin, dan moxifloxacin; cimetidine; disulfiram; estrogen seperti pada pil KB; antidepresan seperti fluvoxamine; verapamil.

Efek kafein terhadap penyerapan obat

Kafein meningkatkan sekresi asam lambung dan dapat menyebabkan penurunan pH lambung dan perubahan fungsi saluran cerna. Hal ini dapat memengaruhi penyerapan obat-obatan tertentu.

Sebagai contoh, minum 2–3 cangkir kopi dapat mengurangi penyerapan midazolam sebesar 75 persen (obat ini digunakan untuk sedasi selama anestesi). Sebaliknya, meminum dua cangkir kopi dengan dosis aspirin 650 mg dapat meningkatkan penyerapan aspirin secara signifikan.

Obat lain yang penyerapan dan bioavailabilitasnya dapat dipengaruhi oleh kafein meliputi: obat antipsikotik seperti fenotiazin dan klorpromazin; halofantrin (antimalaria); ergotamin (obat migrain).

Meningkatnya efek samping akibat interaksi kafein dan obat

Konsumsi kafein dapat menurunkan kecepatan tubuh mengurai dan menghilangkan obat-obatan tertentu. Hal ini dapat meningkatkan efek obat dan meningkatkan risiko efek samping.

Contoh obat yang dapat meningkatkan efek dan lebih banyak efek samping dengan kafein antara lain: clozapine (obat antipsikotik); litium (penstabil suasana hati untuk gangguan bipolar); antidepresan MAOI seperti phenelzine, tranylcypromine, dan selegiline; riluzole (obat untuk pasien ALS); teofilin (obat untuk mengobati sesak napas dan mengi akibat penyakit paru-paru); flutamide (obat untuk kanker prostat).

Beberapa obat tidak boleh dikonsumsi dengan kafein. Interaksi antara minuman berkafein dan beberapa obat dapat menimbulkan efek yang berpotensi berbahaya, seperti membuat obat menjadi kurang efektif, memperburuk kondisi, meningkatkan risiko efek samping, atau meningkatkan efek stimulan kafein.

Apabila tidak yakin apakah obat kamu aman dikonsumsi bersama kopi atau sumber kafein lainnya, atau berapa lama jarak aman minum obat setelah minum kopi, tanyakan kepada dokter yang merawat atau apoteker dan ikuti instruksi mereka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Delvia Y Oktaviani
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us