Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kasus Langka: Pria Ini Menelan Pulpen, Selang Infus, dan Benda Lain

ilustrasi pasien gangguan makan pica dirawat di rumah sakit (unsplash.com/Olga Kononenko)
ilustrasi pasien gangguan makan pica dirawat di rumah sakit (unsplash.com/Olga Kononenko)
Intinya sih...
  • Seorang pria 33 tahun dengan skizofrenia dibawa ke unit gawat darurat di Curitiba, Brasil, setelah menelan satu pulpen dan dua kateter intravena.
  • Pasien memiliki riwayat allotriofagia atau pika, gangguan makan yang ditandai keinginan kompulsif untuk menelan benda-benda yang tidak lazim.
  • Kasus ini menyoroti kompleksitas penatalaksanaan pasien skizofrenia dengan allotriofagia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Seorang pria 33 tahun dengan skizofrenia dibawa ke unit gawat darurat di Curitiba, Brasil. Ia datang dalam kondisi diikat pada brankar setelah menelan satu pulpen dan dua kateter intravena. Rekam medisnya menunjukkan riwayat menelan benda asing, termasuk pernah menjalani laparotomi eksplorasi untuk mengeluarkan delapan sikat gigi.

Perilaku ini menggambarkan allotriofagia atau pika (pica), gangguan makan yang ditandai keinginan berulang dan kompulsif untuk menelan bahan non nutritif seperti logam, kaca, kertas, dan benda-benda tidak lazim lainnya. Saat masuk rumah sakit, ia sedang menerima pengobatan berupa clozapine 100 mg sekali sehari, lithium karbonat 300 mg pada malam hari, asam valproat 500 mg dua kali sehari, dan diazepam 10 mg pada malam hari.

Laporan kasus ini menggambarkan suatu gangguan psikiatri yang jarang terjadi.

Tentang pasien

Pasien tiba di rumah sakit dalam kondisi terikat di brankar kaku setelah melaporkan menelan satu pulpen dan dua kateter intravena. Riwayat medisnya meliputi skizofrenia dengan halusinasi auditorik dan impulsivitas, yang ditangani dengan obat-obatan seperti yang disebutkan di atas. Riwayat lainnya adalah merokok berat dan penggunaan crack (jenis narkoba) sejak usia 12 tahun; riwayat keluarga, alergi, dan traveling tidak ada hal yang menonjol.

Saat masuk ke rumah sakit, tanda vital stabil tanpa keluhan saluran cerna yang signifikan atau gejala psikiatri akut. Pemeriksaan fisik tidak menunjukkan tanda peritonitis (peradangan pada peritoneum, lapisan tipis yang melapisi bagian dalam perut dan menutupi organ-organ di dalamnya).

Endoskopi saluran cerna atas mengonfirmasi adanya benda asing di lambung, tetapi pengangkatan endoskopik lengkap tidak memungkinkan. Dilakukan laparotomi eksplorasi. Selama operasi, dokter bedah mengambil pulpen dari lambung dan satu kateter intravena dari jejunum (usus kosong di bagian tengah usus halus). Usus tampak normal, tidak ditemukan adanya perforasi maupun infeksi.

Pada hari-hari berikutnya, pasien dirawat inap untuk observasi, tanpa keluhan saluran cerna dan toleransi makan baik. Namun, meski telah dipasangi pembatasan mekanis, pasien tetap menunjukkan agitasi psikomotor (ditandai dengan tidak bisa diam bersantai, dan terus-menerus gelisah), upaya melarikan diri, dan menelan benda asing tambahan, termasuk tiga elektroda monitor jantung dan satu oksimeter.

Tim medis memperketat pembatasan dan meningkatkan dosis dexmedetomidine hydrochloride infus kontinu (0,2–0,7 mcg/kg/jam, sesuai kebutuhan klinis) untuk mengendalikan agitasi.

Pasien mengalami beberapa kali rawat inap setelahnya karena kekambuhan perilaku menelan benda asing.

Menurut para penulis dalam laporannya, kasus ini menyoroti kompleksitas penatalaksanaan pasien skizofrenia dengan allotriofagia, suatu kondisi yang bukan hanya berisiko fisik tetapi juga membawa tantangan psikiatri dan sosial yang signifikan. Perilaku menelan benda asing menekankan perlunya pemantauan berkelanjutan dan pendekatan terapeutik terpadu, mengombinasikan pengobatan farmakologis, dukungan psikologis, dan intervensi sosial. Kekambuhan perilaku ini menunjukkan sulitnya mengendalikan impulsivitas dan pentingnya dukungan terstruktur, termasuk keterlibatan keluarga dan institusi.

Referensi

Sarah B Guttman et al., “Allotriophagy in a Patient With Schizophrenia: A Case Report,” Cureus, June 19, 2025, https://doi.org/10.7759/cureus.86375.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us