Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Pasangan Sesama Carrier Talasemia Sebaiknya Tidak Menikah?

ilustrasi pasangan menikah (pexels.com/Juliano Astc)
Intinya sih...
  • Talasemia adalah kelainan darah genetik yang dapat menyebabkan anemia berat dan komplikasi kesehatan lainnya.
  • Prevalensi individu carrier talasemia di Indonesia mencapai 3 hingga 10 persen dari populasi, tanpa adanya obat penyembuh.
  • Skrining pranikah sangat penting untuk menghindari pernikahan sesama carrier talasemia dan mencegah risiko bagi anak-anak.

Ada banyak hal yang perlu kamu dan pasanganmu persiapkan sebelum memasuki jenjang pernikahan. Salah satu yang tidak boleh ketinggalan adalah skrining kesehatan.

Nah, jika ternyata hasil skrining menunjukkan bahwa kamu dan pasanganmu adalah sesama carrier atau pembawa sifat talasemia, mungkin kamu dan pasangan disarankan untuk tidak melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Apa alasannya?

Talasemia adalah kelainan darah genetik yang memengaruhi produksi hemoglobin, menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, termasuk anemia berat. Kondisi ini sering ditemukan di daerah dengan tingkat pernikahan antar kerabat yang tinggi, seperti di sebagian Timur Tengah dan Asia Selatan.

Ketika dua orang yang sama-sama pembawa sifat thalassemia menikah, ada risiko besar bahwa anak-anak mereka dapat mewarisi talasemia mayor, bentuk penyakit yang lebih parah. Yuk, ketahui lebih dalam lagi seputar hal ini!

1. Talasemia di Indonesia

Talasemia adalah kelainan genetik pada sel darah merah yang terjadi karena rantai protein atau globin penyusun hemoglobin utama tidak terbentuk. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya atau ketidakcukupan produksi protein, sehingga membuat sel darah merah menjadi lebih rapuh dan mudah hancur.

Di Indonesia, prevalsensi individu carrier talasemia mencapai 3–10 persen dari seluruh populasi.

Hingga kini, talasemia belum dapat disembuhkan, tetapi kondisi ini dapat dicegah. Pencegahannya adalah dengan menghindari pernikahan antar sesama carrier talasemia Karenanya, penting untuk melakukan skrining kesehatan sebelum menikah.

2. Dampaknya jika pasangan sesama carrier sifat talasemia menikah

ilustrasi menikah (pexels.com/Sir Lodi)

Jika pasangan sesama carrier talasemia menikah, setiap anak yang mereka lahirkan memiliki kemungkinan 25 persen mewarisi talasemia mayor; 50 persen menjadi pembawa sifat tanpa gejala; dan 25 persen tidak terpengaruh.

Anak-anak dengan talasemia mayor biasanya membutuhkan transfusi darah rutin dan perawatan medis yang intensif sepanjang hidupnya. Ini tidak hanya memberikan beban emosional pada keluarga, tetapi juga menyebabkan tekanan keuangan yang signifikan pada sistem kesehatan dan masyarakat.

3. Implikasi kesehatan bagi anak

Anak-anak yang lahir dengan talasemia mayor menghadapi banyak tantangan kesehatan, seperti:

  • Anemia berat: Karena produksi hemoglobin yang tidak memadai, anak-anak yang terkena sering mengalami kelelahan ekstrem, kulit pucat, dan sesak napas.
  • Pertumbuhan terhambat: Anemia kronis dapat menghambat perkembangan fisik, menyebabkan pertumbuhan dan pubertas yang tertunda.
  • Kerusakan organ: Anak dengan talasemia mayor akan membutuhkan transfusi darah secara rutin sepanjang hidupnya. Transfusi darah berulang dapat menyebabkan kelebihan zat besi, yang merusak organ-organ seperti jantung dan hati.
  • Deformitas tulang: Tubuh mungkin mencoba untuk mengompensasi rendahnya jumlah sel darah merah dengan memperluas ruang sumsum tulang, yang dapat menyebabkan deformitas tulang.

4. Pertimbangan emosional

ilustrasi pasangan suami istri sedang sedih (pexels.com/Alex Green)

Keterikatan emosional antara pasangan juga dapat mengaburkan penilaian mereka terhadap risiko menikah dengan sesama pembawa sifat talasemia. Banyak pasangan carrier talasemia yang nekat menikah, pada akhirnya menyesali keputusannya.

Kompleksitas emosional dalam hubungan ini sering kali memicu percakapan sulit tentang perencanaan keluarga, misalnya apakah mereka ingin memiliki anak atau tidak, dan tantangan kesehatan yang mungkin dihadapi anak-anak mereka nantinya.

5. Peran skrining pranikah

Untuk mengurangi risiko memiliki keturunan dengan talasemia, skrining pranikah sangat penting.

Banyak wilayah telah menerapkan program skrining untuk mendidik orang dewasa muda tentang talasemia dan memberikan konseling genetik sebelum menikah. Program ini membantu pasangan memahami risiko mereka dan membuat keputusan yang lebih baik terkait hubungan dan perencanaan keluarga.

Kendati demikian, masih ada sejumlah pasangan yang tetap melanjutkan pernikahan setelah mengetahui bahwa keduanya sama-sama merupakan pembawa sifat talasemia.

Waktu pelaksanaan tes pranikah sangat penting. Idealnya, tes dilakukan paling awal sebelum pertunangan dan persiapan akad. Sayangnya, banyak pasangan justru baru melaksanakan skrining setelah semua persiapan pernikahan hampir selesai. Situasi ini menunjukkan perlunya kampanye edukasi dan kesadaran yang lebih baik bagi orang dewasa muda sebelum mereka memasuki hubungan yang serius.

Jadi, pasangan yang sama-sama membawa sifat talasemia tidak disarankan menikah karena risiko signifikan yang akan dialami anak-anak mereka nantinya. Karena alasan ini, penting untuk melakukan tes genetik sebelum merencanakan pernikahan untuk membuat keputusan yang bijak.

Referensi 

"Cegah Thalassemia, Hindari Pernikahan Sesama Pembawa Sifat." Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses Januari 2025. 
"Information and Choices for Women and Couples at Risk of Having a Child with Thalassaemia Major." UK Government. Diakses Januari 2025.
"Thalassaemia." Better Health Channel. Diakses Januari 2025. 
"Thalassaemia Carriers." NHS. Diakses Januari 2025. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us