Kenapa Stres Bisa Membuat Sistem Kekebalan Tubuh Melemah?

- Stres dapat memicu kambuhnya berbagai penyakit, seperti eksim, penambahan berat badan, mual, dan masalah lambung.
- Stres kronis melemahkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan kadar limfosit, dan meningkatkan risiko terkena depresi dan kecemasan.
- Stres jangka pendek membantu melindungi diri dengan membuat kamu lebih waspada, sementara stres kronis dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Stres adalah bagian dari kehidupan banyak orang. Stres dapat berlangsung selama beberapa jam, seperti saat akan menjalani ujian atau rapat penting. Namun, terkadang stres juga dapat berlangsung lebih lama, seperti saat kehilangan orang terkasih.
Apa yang jarang disadari banyak orang adalah bahwa stres berdampak lebih dari sekadar memengaruhi suasana hati. Stres bahkan bisa membuat kamu jatuh sakit. Ya. Faktanya, stres sering kali menjadi pemicu kambuhnya berbagai penyakit, seperti eksim, penambahan berat badan, mual, dan masalah lambung.
Alasannya, stres melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga berdampak bagi kesehatan. Di sini akan dibahas lebih dalam tentang bagaimana stres memengaruhi kekebalan tubuh dan apa yang dapat dilakukan untuk meminimalkan efeknya.
1. Hubungan antara stres dan sistem kekebalan tubuh
Stres tidak sepenuhnya buruk. Misalnya, stres akut atau stres jangka pendek membantu melindungi diri dengan membuat kamu lebih waspada.
Begini, saat mulai merasa stres, ini merangsang tubuh memproduksi hormon stres kortisol dalam kadar yang lebih tinggi. Dalam waktu singkat, kortisol dapat meningkatkan kekebalan tubuh dengan membatasi peradangan atau inflamasi. Namun, seiring waktu, ketika tubuh mencapai stres kronis, tubuh mulai terbiasa dengan terlalu banyak kortisol dalam darah. Ini selanjutnya membuka pintu untuk lebih banyak peradangan.
Selain itu, stres kronis menurunkan limfosit tubuh. Limfosit adalah sel darah putih yang membantu melawan infeksi. Makin rendah kadar limfosit, makin besar risiko kamu terkena virus. Saat itulah kamu dapat mulai mengalami penyakit akibat stres. Sistem kekebalan tubuh mulai lebih lemah, sehingga tidak dapat melawan infeksi atau penyakit dengan baik.
Tingkat stres yang tinggi juga dapat menyebabkan depresi dan kecemasan, yang dapat menyebabkan tingkat peradangan yang lebih tinggi. Peradangan yang terus-menerus ini menunjukkan sistem kekebalan tubuh yang bekerja terlalu keras dan terlalu lelah sehingga tidak dapat melindungi tubuh dengan baik.
2. Stres jangka pendek vs stres jangka panjang

Stres jangka pendek atau stres akut merupakan respons sementara terhadap tantangan langsung, yang berlangsung dalam hitungan menit hingga jam. Stres ini dapat meningkatkan fokus dan kinerja, membantu kamu bereaksi secara efektif terhadap ancaman. Pemicu umum dari stres jangka pendek meliputi deadline atau kejadian tak terduga.
Sementara itu, stres jangka panjang atau yang juga dikenal sebagai stres kronis, adalah stres yang berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti kecemasan, depresi, dan penyakit kardiovaskular.
Stres kronis disebabkan oleh tekanan yang berkelanjutan seperti masalah keuangan atau hubungan, yang pada akhirnya membahayakan kesehatan mental dan fisik jika tidak dikelola dengan baik.
3. Kondisi yang sangat terkait dengan stres
Peradangan kronis dapat menyertai stres tingkat tinggi yang tidak terkelola, yang dapat berkontribusi pada perkembangan banyak penyakit sistem kekebalan tubuh, seperti:
- Artritis atau radang sendi.
- Fibromialgia.
- Lupus.
- Psoriasis.
- Penyakit radang usus.
Dalam kondisi stres yang berkelanjutan dan jangka panjang, seseorang juga dapat mengalami masalah kardiovaskular, termasuk detak jantung yang cepat dan penyakit jantung, serta tukak lambung. Stres kronis juga meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2, kanker tertentu, dan penurunan mental.
4. Tanda-tanda sistem imun yang lemah karena stres

Beberapa orang melakukan kebiasaan yang tidak sehat sebagai cara untuk mengatasi stres, termasuk merokok, minum alkohol, bahkan penggunaan narkoba. Ini selanjutnya meningkatkan risiko masalah kesehatan akibat stres.
Tanda-tanda lain dari sistem imun yang melemah akibat stres, meliputi:
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Sering pilek.
- Sering sakit perut.
- Luka sulit sembuh.
- Sering terkena infeksi.
- Sering mengalami luka dingin (cold sore).
- Merasa lelah sepanjang waktu.
5. Tips mengelola stres
Mengambil langkah-langkah untuk mengurangi stres tidak hanya memberikan waktu istirahat bagi pikiran, tetapi juga dapat membantu meringankan tekanan pada sistem imun.
Aktivitas berikut dapat membantumu mengurangi stres jangka pendek maupun jangka panjang:
- Yoga. Berlatih yoga menurunkan kadar hormon stres dan menenangkan sistem saraf untuk mengurangi peradangan.
- Meditasi. Meditasi membantu mengurangi kadar kortisol dan mengurangi peradangan.
- Berpikir positif. Individu yang terbiasa berpikir dan berbicara positif cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik.
- Modifikasi perilaku. Mengubah cara bertindak sering kali dapat menghentikan kebiasaan yang memicu reaksi stres.
- Mencari dukungan sosial. Orang dengan dukungan sosial yang kuat memiliki kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan dan lebih tahan terhadap infeksi dan penyakit.
- Olahraga teratur. Saat berolahraga, tubuh melepaskan endorfin, yaitu hormon yang membantu meningkatkan suasana hati, tidur, dan kemampuan untuk melawan rasa sakit.
- Tidur cukup. Tidur dapat membantu menjernihkan pikiran dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
- Habiskan waktu bersama keluarga dan teman. Menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga dapat merangsang tubuh melepaskan oksitosin, yang membantu mengelola stres dan masalah emosional lainnya.
- Buat jurnal. Menuliskan apa yang membuatmu stres dapat membantumu menilai faktor-faktor yang membawa stres ke dalam hidup. Ini selanjutnya memudahkanmu dalam menghindari atau mengelola faktor-faktor ini.
Pada akhirnya, stres yang berkepanjangan dapat berdampak buruk pada kesehatan tubuh secara keseluruhan, terutama pada sistem kekebalan. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara-cara efektif dalam mengelola stres. Dengan menjaga keseimbangan mental dan fisik, kamu bisa membantu tubuh tetap sehat dan memperkuat sistem kekebalan agar tetap optimal dalam melawan infeksi.
Referensi
"How Does Stress Affect The Immune System?" Baptist Health. Diakses Desember 2024.
"Yes, There Is Such a Thing as Stress Sickness." Cleveland Clinic. Diakses Desember 2024.
" 6 Signs You Have a Weakened Immune System." Penn Medicine. Diakses Desember 2024.
"Short-term Vs. Long-term Stress." Tampa Spine & Wellness. Diakses Desember 2024.