Stres Tingkatkan Risiko Terkena Cacar Api, Kenapa?

- Cacar api adalah penyakit yang bisa menyerang individu usia berapa saja, terutama pada mereka yang stres berlebihan, berusia 50 tahun ke atas, atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah.
- Stres dapat meningkatkan hormon kortisol dan katekolamin yang menyebabkan reaktivasi virus cacar api, sehingga kelompok remaja hingga dewasa muda rentan terkena penyakit ini.
- Vaksin Shingrix direkomendasikan oleh sejumlah organisasi medis untuk melindungi diri dari cacar api dan komplikasi seriusnya dengan efektivitas 97 persen.
Penyakit cacar api atau herpes zoster sering kali disalahpahami atau bahkan diabaikan gejalanya. Banyak orang berasumsi bahwa cacar api hanya penyakit kulit biasa, menyerang orang lanjut usia, dan merupakan penyakit jangka pendek. Padahal, cacar api bisa menyerang individu segala usia, tetapi memang paling banyak ditemukan di bawah 50 tahun.
Mitra dokter spesialis Halodoc, dr. Frieda Sp.DVE, menyampaikan bahwa stres juga bisa menjadi salah satu faktor risiko. Hal ini dijelaskan dalam Webinar Health Talk by Halodoc "Fakta vs Mitos Cacar Api: Jaga Kualitas Hidup di Usia Dewasa", pada Selasa (17/06/2025).
Berhubungan dengan hormon kortisol
Cacar api adalah penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster, virus yang sama dengan penyebab cacar air. Oleh sebab itu, jarang sekali seseorang yang tidak pernah mengalami cacar air terkena cacar api.
Risiko meningkat pada individu yang memiliki komorbid, stres tingkat tinggi, berusia 50 tahun ke atas, atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah.
"Faktor risiko yang paling sering, terutama pada dewasa muda adalah stres, risikonya meningkat sekitar 47 persen," ujar dr. Frieda.
Lebih dalam dijelaskan bahwa stres bisa meningkatkan hormon kartisol, yang pada akhirnya menurunkan sistem imun kekebalan tubuh. Kadar hormon kartisol dan katekolamin yang tinggi akan meningkatkan reaktivasi virus cacar api.
Kelompok remaja hingga dewasa muda ini biasanya adalah pekerja kantoran yang kerap lembur dan punya pola makan yang buruk. Dia menemukan paling banyak pasien pada rentang usia 20 sampai 30 tahun.
Vaksinasi Shingrix

Dengan vaksinasi Shingrix, masyarakat dapat melakukan langkah pencegahan terhadap herpes zoster. Dokter. Frieda mengatakan bahwa vaksin ini telah direkomendasikan oleh sejumlah organisasi medis termasuk Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI).
"Vaksin Shingrix telah melalui pengujian klinis selama lebih dari satu dekade di berbagai negara dengan hasil yang meyakinkan. Vaksinasi telah terbukti 97 persen efektif melindungi diri dari cacar api dan komplikasi seriusnya," ungkapnya.
Untuk memperoleh vaksin ini, kamu tidak perlu menunggu hingga terinfeksi terlebih dahulu. Vaksin ini bekerja dengan cara mencegah reaktivasi virus varicella zoster virus penyebab cacar air yang dapat kembali aktif sebagai cacar api.
Ada 1.000 konsultasi per bulan
Halodoc mencatat tren terkait penyakit cacar api yang mana rata-rata ada 1.000 konsultasi per bulan. Kemudian, lebih dari 50 persen pasien yang berkonsultasi berusia antara 25-40 tahun. Komposisi pasien adalah 60 persen perempuan dan sisanya laki-laki.
“Data-data ini menegaskan bahwa penyakit cacar api dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia maupun jenis kelamin. Untuk itu, Halodoc berkomitmen penuh dalam mendukung edukasi dan mempermudah upaya pencegahan, salah satunya dengan akses vaksinasi cacar api melalui layanan Halodoc Homecare," kata Timothy Raditya, Head of Product Marketing Halodoc.
Untuk pencegahan ekstra selain vaksinasi, lakukan langkah-langkah dasar seperti menjaga imunitas dan pola hidup sehat, seperti pola makan bergizi seimbang dan olahraga teratur.