Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Telinga Kita Berdenging? Kenali Dampaknya untuk Kesehatan!

foto ilustrasi orang yang mengalami telinga berdenging (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Entah ketika sedang beraktivitas atau melamun, kadang kita pasti merasakan telinga tiba-tiba mendengar suara "Ngiiiing" yang sebenarnya tidak besar, tetapi cukup mengganggu. Fenomena tersebut biasa disebut dengan telinga berdenging. Walaupun masih ada pemicu eksternal, pada mayoritas waktu terjadinya telinga berdenging terbilang acak sehingga menimbulkan beberapa pertanyaan bagi kita.

Misalnya saja, kenapa telinga kita bisa berdenging, apa saja penyebab telinga berdenging, sampai dampak telinga berdenging pada tubuh. Nah, pada kesempatan kali ini, yuk, kita cari tahu sama-sama soal penyebab sampai dampak dari fenomena suara “misterius” yang suka tiba-tiba muncul di telinga kita ini. Simak ulasannya sampai selesai, ya!

1. Penyebab telinga berdenging

Mendengar suara yang terlalu keras dapat jadi salah satu penyebab munculnya tinitus. (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Ternyata, dalam istilah medis, telinga berdenging ini disebut sebagai tinnitus atau tinitus. Dilansir Mayo Clinic, tinitus dapat terjadi pada salah satu telinga saja atau keduanya dalam waktu yang bersamaan. Menariknya, fenomena ini terbilang umum di seluruh dunia karena sekitar 15—20 persen orang di seluruh dunia mengalaminya atau sekitar 740 juta orang, terutama bagi orang-orang berusia 40—80 tahun.

Ternyata, penyebab terjadinya tinitus pada telinga kita itu bukan berasal dari faktor eksternal, melainkan dari dalam tubuh kita sendiri alias internal. Artinya, suara denging yang kita dengar itu sebenarnya tidak dapat terdengar oleh orang lain di sekitar. Suara saat telinga mengalami tinitus pun terbilang beragam, bukan hanya denging, melainkan juga dengung, deruan, desisan, dan humming. Soal kapan seseorang mengalami tinitus, waktunya terbilang acak.

Ditambah lagi, tinitus ini bukan sebuah penyakit tertentu, melainkan jadi pertanda gejala dari beberapa penyakit yang mungkin dialami seseorang. Dilansir Cleveland Clinic, tinitus punya kaitan dengan masalah pendengaran yang sering dialami lansia, kondisi noise-induced hearing loss (NIHL) atau kondisi tak nyaman setelah telinga mendengar suara keras, cedera pada bagian dalam telinga, serta pengaruh obat-obatan.

Sebenarnya, di luar sebagai tanda-tanda gejala medis tersebut, belum diketahui secara pasti asal-usul tinitus pada orang-orang yang sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit di area telinga. Yang kita ketahui, tinitus berasal dari telinga bagian dalam yang berbentuk seperti siput, yakni koklea. Saraf-saraf yang ada di bagian telinga inilah yang jadi pelaku munculnya suara denging pada telinga kita pada momen-momen tertentu.

2. Dampak kesehatan dari telinga berdenging

potret seseorang yang mengalami masalah pendengaran (pexels.com/cottonbro studio)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, tinitus bukan kondisi medis dan kemunculannya yang acak itu sebenarnya tidak berbahaya. Namun, kondisinya berbeda semisal kita memiliki riwayat atau potensi terserang penyakit yang berhubungan dengan telinga. Misalnya saja, saat kita mendengar suara dari earphone atau speaker yang terlalu keras, telinga kita akan mengalami cedera yang berujung pada dengingan.

Selain itu, kalau kita membagi tinitus jadi dua kategori, yakni tinitus berdenyut dan tinitus tak berdenyut, dapat menunjukkan kondisi medis yang sedang dialami seseorang. Harvard Health Publishing melansir, jenis tinitus berdenyut akan terdengar seperti denyut jantung karena aliran darah yang tak normal di sekitar telinga. Jenis tinitus ini lebih mengkhawatirkan ketimbang tinitus tak berdenyut karena dapat menyebabkan beberapa kondisi medis serius dan langka sehingga perlu diperiksa ke dokter atau petugas medis secepat mungkin.

Sementara itu, tinitus tak berdenyut lebih umum dialami manusia, baik dalam kondisi sehat ataupun memiliki kondisi medis tertentu. Bagi orang-orang dengan masalah pendengaran, tinitus tak berdenyut dapat diasosiasikan sebagai tanda berkurang sampai hilangnya kemampuan mendengar ataupun cedera di dalam telinga. Apa pun kondisinya, lebih disarankan untuk segera memeriksa ke dokter atau petugas medis jika mengalami tinitus berdenyut, tinitus yang hanya terjadi pada satu telinga, mulai mengakibatkan vertigo, mengganggu pendengaran, sampai mengganggu kualitas tidur.

3. Apakah telinga berdenging dapat diatasi?

seseorang yang sedang melakukan pemeriksaan telinga (pexels.com/Kaboompics)

Sekalipun tak memiliki riwayat penyakit atau medis tertentu, terus-terusan mengalami tinitus tentu bukan hal yang menyenangkan. Untuk itu, pastinya menyenangkan untuk tahu soal bagaimana cara mengatasi telinga berdenging ini. Nah, sebenarnya ada banyak hal yang mendukung terjadinya tinitus. Misalnya saja, gaya hidup, makanan yang dikonsumsi, kebersihan telinga, sampai masalah stres yang dialami. Untuk itu, guna mengatasi rasa denging pada telinga, kita dapat memulainya dari menerapkan pola hidup yang lebih sehat.

Dilansir WebMD, cara paling mudah di antaranya adalah mengurangi volume saat mendengarkan sesuatu, menggunakan pelindung telinga saat harus lewat ke ruangan dengan suara bising, makan makanan yang sehat dan hindari alkohol-rokok, rajin membersihkan telinga, serta periksa telinga secara rutin ke dokter. Untuk yang terakhir itu, tak perlu menunggu kondisi mengalami penyakit atau kondisi medis tertentu. Dalam kondisi sehat sekalipun, sebaiknya sisihkan waktu untuk periksa telinga, setidaknya setahun sekali.

Ternyata, kondisi telinga berdenging bisa dialami seseorang yang sehat ataupun sedang mengalami kondisi medis tertentu. Jadi, kalau kamu mengalami telinga berdenging alias tinitus yang sampai mengganggu aktivitas sehari-hari segera hubungi atau datangi dokter THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) terdekat, ya!

Referensi

"Tinnitus". Mayo Clinic. Diakses Juni 2025.
"Tinnitus". Cleveland Clinic. Diakses Juni 2025.
"When should I be concerned about ringing in my ears?". Harvard Health Publishing. Diakses Juni 2025.
"Triggers of Tinnitus". WebMD. Diakses Juni 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us