Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Fraktur Stres, Alarm Bahaya untuk Para Pelari

ilustrasi lari (pexels.com/Centre for Ageing Better)
ilustrasi lari (pexels.com/Centre for Ageing Better)
Intinya sih...
  • Makin cepat fraktur stres disadari, makin cepat pula kamu bisa mengambil langkah selanjutnya sebelum cedera ringan berubah jadi masalah besar.
  • Salah satu ciri utama fraktur stres adalah nyeri yang datang dan pergi tergantung aktivitasmu.
  • Meskipun fraktur stres merupakan kerusakan yang sangat spesifik, tetapi rasa nyerinya bisa terasa menjalar atau berpindah-pindah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi kamu yang menyenangi olahraga lari, kesehatan kaki adalah modal utama yang harus dijaga. Di balik sensasi menyenangkan saat kaki menjejak aspal atau tanah, ada satu risiko cedera yang sering datang diam-diam, salah satunya fraktur stres.

Berbeda dari patah tulang akibat benturan keras, fraktur stres muncul pelan-pelan, sering kali tanpa disadari. Cedera ini terjadi akibat tekanan berulang pada tulang, terutama saat kamu terus berlari tanpa jeda pemulihan yang cukup. Awalnya mungkin hanya terasa seperti pegal biasa, tetapi kalau diabaikan, lama-lama nyerinya bisa menetap dan bahkan bertambah parah.

Karena gejalanya samar dan sering disalahartikan, inilah yang membuat fraktur stres berbahaya. Banyak pelari berpikir itu cuma nyeri otot sehabis latihan intens, padahal di baliknya tulang sudah mulai retak halus. Kalau tidak segera ditangani, cedera ini bisa bertambah buruk, membuat kamu terpaksa berhenti berlari dalam waktu lama. Itulah sebabnya mengenali tanda-tanda fraktur stres sangat.

Di bawah ini akan dibahas beberapa tanda khas fraktur stres pada pelari yang sebaiknya tidak kamu anggap remeh. Makin cepat disadari, makin cepat pula kamu bisa mengambil langkah selanjutnya sebelum cedera ringan berubah jadi masalah besar.

1. Nyeri muncul dan hilang sesuai aktivitas

Salah satu ciri utama fraktur stres adalah nyeri yang datang dan pergi tergantung aktivitasmu. Saat kamu sedang berlari atau berdiri lama, rasa sakitnya bisa sangat tajam dan menusuk. Namun, saat kamu istirahat atau tidak menumpu berat badan di kaki yang sakit, rasa sakit tersebut menghilang. Akibatnya, kamu jadi sering mengabaikan rasa sakit ini.

2. Nyeri saat ditekan di titik tertentu

Jika area yang terasa nyeri juga menjadi sangat sensitif saat disentuh, itu bisa menjadi tanda adanya bone stress injury (BSI) atau cedera tekanan tulang. Jika saat tulang ditekan atau bagian lengkungan kaki diremas lalu kamu spontan mengaduh kesakitan, itu adalah sinyal jelas. Selain itu, kamu juga perlu waspada jika muncul pembengkakan atau sensasi hangat di atas tulang yang sakit.

3. Nyeri yang tidak merespons penanganan awal

ilustrasi nyeri kaki (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi nyeri kaki (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Umumnya, jika kaki terasa nyeri, kamu pasti langsung refleks menggunakan kompres dingin, balsam, atau tiduran sambil mengangkat kaki. Namun, jika kamu sudah melakukan ini dan nyeri tetap tidak membaik, itu bisa jadi karena fraktur stres. Cedera ini sering kali tidak membaik hanya dengan penanganan sederhana karena kerusakan pada tulangnya memang butuh waktu dan perhatian khusus untuk sembuh.

4. Nyeri meningkat saat berlari

Cedera otot atau tendon biasanya akan terasa lebih baik setelah tubuh “menghangat.” Namun, berbeda dengan fraktur stres. Jika kamu tetap memaksakan diri berlari, rasa sakitnya justru bisa makin parah. Makin lama kamu menambah tekanan pada tulang yang cedera, makin intens pula rasa nyerinya.

5. Nyeri yang berpindah-pindah

Meskipun fraktur stres merupakan kerusakan yang sangat spesifik, tetapi rasa nyerinya bisa terasa menjalar atau berpindah-pindah. Tubuh kita secara alami mencoba menghindari stres lebih lanjut pada area yang cedera dengan cara mengalihkan tekanan ke bagian lain. Hal ini bisa membuat kamu kesulitan menentukan titik pasti rasa sakit atau lokasi fraktur yang sebenarnya.

6. Pembengkakan atau memar

ilustrasi nyeri kaki (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi nyeri kaki (pexels.com/Kindel Media)

Retakan kecil pada tulang bisa memicu respons peradangan dari tubuh. Akibatnya, area tersebut bisa mengalami pembengkakan. Dalam beberapa kasus, memar juga bisa muncul di lokasi cedera. Jika kamu melihat ada bengkak atau memar yang tidak biasa di kaki setelah berlari, jangan abaikan!

7. Perubahan pola jalan

Sering tanpa sadar, orang dengan fraktur stres akan mulai mengubah cara mereka berjalan atau berlari. Ini terjadi karena otak secara otomatis berusaha menghindari rasa sakit. Jika kamu merasa mulai menumpu berat badan hanya pada satu kaki atau menghindari langkah tertentu, bisa jadi tubuhmu sedang mencoba melindungi bagian yang cedera.

Fraktur stres bukanlah cedera yang bisa dianggap remeh, apalagi untuk kamu yang rutin berlari. Jika kamu merasakan gejala-gejala di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan ahli medis atau fisioterapis. Deteksi dini bisa mencegah cedera makin parah dan membantumu kembali berlari lebih cepat dan aman. Jangan abaikan sinyal tubuhmu!

Referensi

"4 Signs Your Persistent Foot Pain Is a Stress Fracture." Dr. Foot & Ankle. Diakses pada Agustus 2025.
"Stress Fracture Warning Signs." Runner’s World. Diakses pada Agustus 2025.
"5 Signs of a Stress Fracture." Woodlands Sports Medicine. Diakses pada Agustus 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us