Sindrom Anak Pertama: Pengertian, Tanda, dan Cara Mengatasi

Biasanya jadi kompetitif dengan sang adik

Kelahiran pertama memang kerap terasa istimewa. Menjadi satu-satunya, orangtua pun mencurahkan sebagian besar waktunya hanya pada anak pertama. Pengalaman pertama ini pun membuat anak kerap kali jadi bintang keluarga, setidaknya selama beberapa saat hingga sang adik lahir.

Setelah anak kedua lahir, terkadang fokus orangtua menjadi terpecah. Alhasil, tidak sedikit first born yang mengalami sindrom anak pertama. Apa itu sindrom anak pertama dan bagaimana cara mengatasinya? 

Apa itu sindrom anak pertama?

Pernahkah kamu merasa bahwa anak pertama mendadak suka bersaing setelah sang adik lahir? Berbagai sikap tidak biasa pun muncul. Mereka bisa tantrum, merengek meminta perhatian, hingga menunjukkan dominasi terhadap sang adik. Jika demikian, mungkin first born di keluarga sedang mengalami sindrom anak pertama.

Sindrom anak pertama atau first born syndrome merupakan sindrom yang muncul saat si sulung mengalami transisi dari anak tunggal menjadi kakak. Dari yang semula menjadi pusat perhatian keluarga, mendadak harus rela membagi kasih sayang kepada adik-adiknya.

Jangan dikira sepele, lho. Rasa tidak nyaman si sulung ini dapat memicu rasa persaingan antar saudara, kecemburuan, dan pengalaman traumatis baginya, sebagaimana hasil studi dalam Psychology Teaching Review. 

Baca Juga: 8 Efek Buruk Jika Orang Tua Merokok Dekat Anak, Bahaya!

Tanda-tanda sindrom anak pertama

Sindrom Anak Pertama: Pengertian, Tanda, dan Cara Mengatasiilustrasi saudara (pexels.com/Jessica West)

Sindrom anak pertama kerap ditunjukkan dengan berbagai tanda. Anak sulung mungkin jadi lebih sering menunjukkan tindakan untuk meminta perhatian orang di sekitarnya. Mereka ingin menjadi pusat atensi. Menurut Mom Junction, berikut beberapa tanda lainnya:

  1. Suka memimpin yang cenderung mendominasi
  2. Memiliki keinginan untuk terus menjadi sempurna
  3. Mendapat tekanan dari ekspektasi orangtua
  4. Memiliki harga diri yang tinggi
  5. Mengembangkan sikap bersaing yang tidak sehat
  6. Menjadi obsesif
  7. Dapat bertindak sebagai orangtua 'kedua' bagi saudara kandung
  8. Suka mengendalikan.

Lantas, mengapa tanda-tanda sindrom anak pertama ini dapat muncul? Well, transisi menjadi kakak dapat menimbulkan stres yang memicu krisis perkembangan anak. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memberikan perhatian dan treatment yang tepat untuk mencegah dan mengurangi sindrom ini.

Cara mengatasi sindrom anak pertama

First born syndrome mungkin muncul bahkan tanpa disadari orangtua. Lantas, bagaimana cara mengatasi sindrom ini? Howard Pratt, DO., direktur medis kesehatan perilaku di Community Health of South Florida, Inc., menyarankan agar tidak memberi label pada anak sulung.

Jika first born menunjukkan beberapa tanda sindrom anak pertama, beberapa hal berikut dapat dilakukan oleh orangtua.

  • Memiliki harapan yang moderat dari anak sulung

Ledakan ekspektasi terhadap anak sulung dapat memberikan tekanan sangat besar bagi mereka. Alhasil, anak pertama pun berusaha menyenangkan orang lain dan merasa buruk jika gagal. Untuk itu, coba semangati dan puji si sulung ketika mereka gagal karena hal tersebut dapat mengurangi perasaan tidak nyamannya.

  • Memberikan peluang yang luas

Sebagian besar orangtua mungkin menginginkan anak pertama menjadi panutan untuk adik-adiknya. Namun, demi menghindari anak mengalami first born syndrome, ada baiknya tidak membebani anak sulung secara berlebihan. Sebaliknya, berikan mereka ruang untuk berkembang.

  • Habiskan waktu secara private

Perubahan dari anak tunggal menjadi kakak bisa memicu stres jika tiba-tiba seluruh perhatian orangtua teralih ke adik. Ada baiknya meluangkan waktu untuk sekadar mengobrol dengan memusatkan perhatian kepada sang kakak. Langkah ini membantu meningkatkan rasa yakin dan percaya si sulung, lho.

Sindrom anak pertama dapat bertahan bahkan bertahun setelah adik lahir. Jangan ragu hubungi konselor apabila tanda yang muncul pada sulung mulai membutuhkan bantuan profesional, ya!

Baca Juga: 7 Pilihan Terapi untuk Anak dengan Down Syndrome

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya