Stroke Hemoragik: Penyebab, Gejala, Pencegahan, Pengobatan

Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak

Stroke merupakan suatu kondisi ketika aliran darah ke bagian otak terputus atau berkurang secara signifikan. Akibatnya, oksigen yang dibawa oleh darah gak tersampaikan dan akhirnya menyebabkan kematian sel secara cepat. Di antara dua jenis stroke, salah satunya ada stroke hemoragik.

Dari keseluruhan kasus yang ada, stroke hemoragik hanya ditemukan sekitar 13 persennya saja, melansir Healthline. Data tersebut menyebabkan kasus stroke hemoragik ini jarang dijumpai. Lantas, apa penyebabnya?

Penyebab stroke hemoragik

Apapun jenisnya, stroke merupakan kondisi kesehatan serius yang harus segera ditangani. Adapun stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Dokter jamak menyebut penyakit ini sebagai perdarahan intraserebral atau ICH. 

Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah atau ketika jaringan otak mulai berdarah. Stroke hemoragik dapat terjadi akibat tekanan yang disebabkan oleh perdarahan, edema, atau kurangnya suplai darah.

Stroke hemoragik juga bisa diakibatkan oleh kerusakan otak yang luas dan pembengkakan jaringan pasca stroke iskemik. Hal tersebut disebut sebagai konversi hemoragik dan berisiko terjadi beberapa hari hingga 2 minggu setelah stroke iskemik.

Publikasi Journal of Gynecolog Oncology 2022 menyebutkan, stroke hemoragik bisa terjadi akibat tumor otak. Termasuk tumor yang bermetastasis ke otak dan infeksi parah di otak.

Perdarahan intraserebral pada hemoragik merupakan jenis yang paling umum. Pada tipe ini, pendarahan terjadi di dalam otak. Ada juga pendarahan subarachnoid, yang terjadi antara otak dan selaput yang menutupinya.

Faktor risiko stroke hemoragik

Stroke Hemoragik: Penyebab, Gejala, Pencegahan, Pengobatanilustrasi kebiasaan merokok (unsplash.com/jacquesperreault)

Terdapat beberapa faktor risiko yang memicu stroke hemoragik. Termasuk di antaranya gaya hidup gak sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol tinggi, hingga obesitas. Selain itu, latar belakang kesehatan juga menjadi pemicunya, misalnya diabetes, darah tinggi, riwayat penyakit jantung dan stroke, hingga penggunaan obat-obatan tertentu. 

Ada juga faktor risiko yang secara khusus dapat memicu pendarahan intraserebral, di antaranya:

  • Malformasi kavernosa serebral: Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah kecil atau kapiler berkumpul di otak, lalu membesar dan tidak berbentuk, kemudian memengaruhi aliran darah
  • Aneurisma serebral: Ini merupakan tonjolan di dinding pembuluh darah di otak. Aneurisma bisa bertambah besar, sehingga menyebabkan dinding arteri melemah. Jika aneurisma pecah, dapat menyebabkan perdarahan gak terkontrol
  • Malformasi arteriovenosa (AVM): AVM adalah kondisi genetik yang biasanya memengaruhi otak dan tulang belakang. Jika terjadi di otak, pembuluh darah bisa pecah, lalu menyebabkan pendarahan ke otak. Meski demikian, AVM jarang terjadi.

Adapun pada perdarahan subarachnoid, faktor risikonya termasuk gangguan pendarahan. Biasanya bisa dipicu cedera kepala, trauma fisik, dan obat pengencer darah

Baca Juga: Hati-hati! Hipertensi Bisa Menyebabkan Demensia dan Stroke

Gejala stroke hemoragik

Medical News Today memberikan indikator atau gejala yang mungkin membedakan stroke hemoragik dengan lainnya. Nah, berikut gejala stroke hemoragik yang umum ditemukan:

  • Sakit kepala parah atau ketidakmampuan melihat cahaya terang
  • Perubahan penglihatan
  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
  • Mati rasa atau kelemahan pada satu sisi tubuh
  • Kejang
  • Kehilangan bicara atau kesulitan memahami ucapan
  • Kebingungan atau kehilangan kesadaran
  • Mual dan muntah
  • Kelumpuhan atau mati rasa di bagian tubuh mana pun
  • Kekakuan atau nyeri di daerah leher
  • Perubahan detak jantung dan pernapasan

National Heart, Lung, and Blood Institute membagikan metode FAST untuk mengenali  gejala awal stroke. Cara ini membantu mendeteksi: 

  • F (wajah)= Apakah satu sisi wajah terkulai saat orang tersebut tersenyum
  • A (lengan)= Apakah kesulitan mengangkat salah satu tangan (tangan terjatuh)
  • S (berbicara)= Apakah bicara orang itu tidak jelas
  • T (waktu)= Segera hubungi 112 atau panggilan darurat, jika jawaban salah satu di atas adalah 'ya'.

Pencegahan

Stroke Hemoragik: Penyebab, Gejala, Pencegahan, Pengobatanilustrasi yoga (freepik.com/freepik)

Pencegahan stroke, termasuk stroke hemoragik, berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup. Berikut yang bisa kamu lakukan:

  • Berhenti atau menghindari merokok
  • Menjaga berat badan yang sehat
  • Berolahraga secara teratur
  • Mengikuti pola makan yang sehat dan bervariasi
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
  • Mendapatkan perawatan untuk mengelola penyakit jantung, diabetes, dan kondisi lainnya.

Pengobatan

Stroke hemoragik sangat penting segera ditangani. Perawatan darurat berfokus pada pengendalian perdarahan dan mengurangi tekanan di otak. Termasuk perbaikan pembuluh darah yang terkena atau penyegelan aneurisma.

Prosedur pembedahan yang dikenal sebagai kraniotomi, mungkin diperlukan jika terjadi pembengkakan otak. Seorang ahli bedah akan membuka bagian kecil dari tengkorak untuk membantu mengurangi tekanan pada otak akibat pendarahan.

Selain prosedur bedah, dalam kondisi gak terlalu parah, dokter juga dapat meresepkan obat pengencer darah atau obat anti pembekuan darah lainnya. Kontrol kadar gula juga harus dilakukan dengan ketat, karena jika gula darah terlalu tinggi atau rendah dapat memperburuk kondisi stroke hemoragik.

Rehabilitasi juga penting dilakukan guna mengembalikan kemampuan fisik seseorang pasca stroke hemoragik. Dokter akan menentukan level rehabilitasi sesuai kondisi pasien. Dengan begitu, penderita bisa hidup mandiri kembali setelah melewati masa pengobatan. 

Stroke hemoragik melibatkan pendarahan otak. Kondisi ini memerlukan penanganan tepat dan segera untuk menghindari risiko fatal. 

Baca Juga: Kenali Gejala Stroke Ringan, kalau Dibiarkan Bisa Jadi Stroke!

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya