Limbah Medis Sumbang 4,4 Persen Emisi CO₂ secara Global

- Limbah medis dari layanan kesehatan termasuk sisa obat-obatan, alat medis sekali pakai, dan limbah yang infeksi.
- Limbah kesehatan menyumbang 4,4 persen emisi karbon dioksida global, lebih besar dari sektor penerbangan atau pelayaran.
- Rumah sakit memproduksi 13 kg limbah per tempat tidur setiap hari, dengan 15–25 persen limbah berbahaya.
Limbah layanan kesehatan, atau sering disebut sebagai limbah medis, merupakan produk sampingan dari aktivitas di fasilitas kesehatan. Ini termasuk limbah dari rumah sakit, klinik, laboratorium, dan pusat kesehatan lainnya.
Jenis limbah ini tidak hanya mencakup sisa obat-obatan dan bahan kimia, tetapi juga alat medis sekali pakai, sisa jaringan tubuh, dan limbah yang bisa menginfeksi.
Untuk mengulik topik ini lebih dalam, IDN Times berkesempatan berbincang dengan Astri Ramayanti, President Director Philips Indonesia.
1. Limbah medis sumbang emisi lebih banyak dibandingkan dengan pelayaran

Astri memaparkan bahwa layanan kesehatan telah menyumbang 4,4 persen emisi karbon dioksida (CO2) secara global. Untuk sebagian besar negara-negara yang fokus terhadap sektor industri, angka tersebut mendekati 10 persen dari total emisi yang diberikan.
"Walaupun secara persentase ini tidak seberapa ya, tetapi secara akumulasi ini tetap banyak dan jadi concern kita," ungkap Astri di acara media group interview pada Senin (24/6/2024).
Bahkan, menurut laporan World Economic Forum, sumbangan limbah 4,4 persen tersebut lebih besar dibandingkan dengan sektor penerbangan atau pelayaran.
Selain pada layanan kesehatan, Astri juga mengungkapkan bahwa 10 persen alat kesehatan menggunakan bahan mentah yang diekstraksi setiap tahunnya. Secara global, dengan penggunaan 10 persen bahan mentah pada setiap alat kesehatan yang diproduksi, hal ini dapat mengganggu dan merusak lingkungan. Ini karena produksi yang dilakukan dengan skala yang besar, serta berpengaruh pada perawatan alat-alat kesehatan yang diproduksi.
2. Sekitar 15 hingga 25 persen termasuk limbah yang berbahaya

Lebih lanjut, Astri mengungkapkan bahwa rumah sakit memproduksi 13 kg limbah per tempat tidur setiap harinya. Limbah yang dimaksud ini termasuk benda tajam, sisa kemoterapi, dan limbah pathological.
Sekitar 15 hingga 25 persen limbah tersebut merupakan limbah yang berbahaya. Tak hanya itu, bahan pakai medis dengan jangka waktu yang pendek juga digunakan dalam jumlah yang besar.
"Akibatnya, bahan habis pakai ini menjadi sumber utama limbah. Ini juga berdampak kepada tekanan keuangan pada sistem kesehatan," tambah Astri.
Terakhir, supply chain juga bertanggung jawab atas kontribusi emisi karbon dioksida (CO2) sebanyak 71 persen. Supply chain yang dimaksud ini termasuk pada tahapan produksi, transportasi, serta pembuangan barang dan jasa.
Beberapa produk yang termasuk dalam proses supply chain ini meliputi obat-obatan, bahan kimia, produk makanan dan pertanian, perangkat medis, peralatan rumah sakit, dan instrumen kesehatan.
3. Strategi keberlanjutan Philips

Dengan banyaknya limbah kesehatan tersebut, tuntutan datang, mulai dari masyarakat hingga pemangku kepentingan.
Investor mengharapkan perusahaan kesehatan untuk terus memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Di sisi lain, konsumen juga mengharapkan inisiatif yang ramah lingkungan.
Oleh karena itu, Philips sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi kesehatan, terus berupaya untuk memberikan layanan kesehatan yang berkelanjutan.
Lima strategi utama untuk mencapai tujuan tersebut meliputi:
- Meningkatkan efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan.
- Meningkatkan sirkularitas dan mengurangi limbah.
- Mendorong digitalisasi untuk perawatan yang setara dan berkelanjutan.
- Mengadopsi model layanan yang inovatif.
- Membeli secara berkelanjutan dan mengurangi emisi karbon dalam supply chain perusahaan.
Limbah kesehatan merupakan masalah yang serius dan memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaannya. Tanpa penanganan yang benar, limbah ini bisa menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, upaya yang konsisten dan strategis dalam pengelolaan limbah medis sangat penting untuk melindungi masyarakat dan menjaga lingkungan.