Apa Hubungan antara Binge-Eating dan ADHD?

ADHD memperbesar risiko gangguan makan binge-eating

Gangguan makan dan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) sepertinya tidak berhubungan. Akan tetapi, dua kondisi ini sering terjadi bersamaan. Penelitian telah menunjukkan hubungan yang kuat antara ADHD dan binge-eating atau compulsive overeating, yaitu gangguan saat seseorang mengonsumsi lebih banyak makanan dari yang seharusnya alias makan berlebihan.

Di bawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa faktor yang menjelaskan hubungan antara ADHD dan binge-eating.

1. Terjadi pada segala umur

Apa Hubungan antara Binge-Eating dan ADHD?ilustrasi tiga generasi keluarga (unsplash.com/Rajiv Perera)

Siapa bilang binge-eating hanya terjadi pada remaja dan orang dewasa? Ternyata anak-anak juga bisa mengalaminya, apalagi jika anak memiliki ADHD.

Studi dalam Journal of Affective Disorders tahun 2023 menemukan bahwa ADHD dan binge-eating tidak memiliki batasan usia dan bisa menyerang siapa saja.

Anak-anak yang hidup dengan ADHD punya kemungkinan lebih besar untuk mengalami masalah dengan binge-eating. Begitu pula para remaja dan orang dewasa yang mengalami ADHD memiliki risiko lebih tinggi untuk memperparah binge-eating hingga pada tahap sangat serius.

2. Kelainan pada otak diduga menjadi penyebab

Apa Hubungan antara Binge-Eating dan ADHD?ilustrasi ADHD (pexels.com/Tara Winstead)

Binge-eating dan ADHD tidak hanya soal psikologis, tetapi juga neurologis. Sebuah studi yang diterbitkan oleh jurnal CNS Spectrums pada tahun 2015 menemukan bahwa terdapat hubungan antara aspek neurologis dengan kondisi ADHD dan binge-eating.

Pada ADHD dan binge-eating, terdapat kesamaan kelainan pada otak, yang mana kelainan sirkuit otak mengakibatkan permasalahan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Pada orang dengan ADHD, mereka akan kesulitan untuk menahan godaan dan keinginan untuk makan.

Kalau dibiarkan, lama-lama ini meningkatkan berat badan, risiko obesitas meningkat, begitu pula berbagai penyakit yang bisa menyertainya seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Penyebab Orang dengan ADHD Suka Menunda-nunda

3. Perubahan reseptor dopamin juga diduga menjadi penyebab

Apa Hubungan antara Binge-Eating dan ADHD?ilustrasi ADHD (pexels.com/Tara Winstead)

Tidak hanya masalah psikologis dan neurologis, permasalahan hormonal dan sistemnya juga memiliki andil. Bagaimana sistem hormonal bisa memengaruhi ADHD dan binge-eating?

Sebuah studi dalam jurnal Nutrition Reviews tahun 2007 mengemukakan bahwa terdapat pengaruh hormonal yang membuat orang dengan ADHD juga mengalami binge-eating.

Terdapat perubahan reseptor hormon dopamin D2 (DRD2) dan dalam kondisi yang parah DRD4 juga ikut terdampak. Kondisi ini merupakan salah satu tanda penderita ADHD mengalami “reward deficiency syndrome”.

Akibat perubahan reseptor hormon dopamin, orang dengan ADHD menjadi kesulitan untuk mengendalikan keinginannya, termasuk keinginan untuk makan dalam jumlah yang besar. Selain itu, perubahan pada reseptor dopamin DRD4 mengakibatkan mood swing yang memperbesar keinginan orang tersebut untuk makan dalam jumlah yang banyak.

4. ADHD memperbesar risiko binge-eating

Apa Hubungan antara Binge-Eating dan ADHD?ilustrasi binge-eating (pexels.com/Tim Samuel)

Orang dengan ADHD lebih berisiko mengalami binge-eating. Menurut sebuah penelitian dalam jurnal BMC Psychiatry tahun 2017, ditemukan bahwa 8,1 persen dari individu dengan ADHD mengalami binge-eating, sedangkan pada orang tanpa ADHD sebesar 2,6 persen.

Dengan kata lain, jika ada 100 orang dengan ADHD, 8 orang mengalami binge-eating, sedangkan pada orang tanpa ADHD hanya 3 dari 100 orang yang mengalami binge-eating.

Hal tersebut menunjukan bahwa orang dengan ADHD memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami binge-eating dibanding orang tanpa ADHD. 

5. Penanganan

Apa Hubungan antara Binge-Eating dan ADHD?Ilustrasi mengunjungi ahli untuk mendapat pertolongan (Pexels.com/SHVETS Production)

Pilihan pengobatan untuk ADHD dan binge-eating termasuk pengobatan dan terapi.

Penelitian menunjukkan bahwa stimulan yang digunakan untuk mengobati ADHD juga dapat membantu mengobati binge-eating. Salah satu contohnya adalah lisdexamfetamine dimesylate. Obat ini telah disetujui untuk digunakan dalam pengobatan binge-eating pada orang dewasa.

Uji klinis acak yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry tahun 2015 menemukan bahwa lisdexamfetamine dimesylate lebih efektif daripada plasebo dalam mengurangi perilaku dan frekuensi binge-eating.

Obat ADHD lain yang mungkin efektif untuk binge-eating adalah atomoxetine.

Sebuah studi kasus terhadap seorang perempuan berusia 18 tahun dalam jurnal Clinical Neuropharmacology tahun 2021 menemukan bahwa obat atomoxetine memperbaiki suasana hati dan perilaku gangguan makan.

Studi lainnya dalam jurnal Current Treatment Options in Psychiatry tahun 2016 menemukan bahwa atomoxetine mengurangi binge-eating pada orang dewasa. Namun, penelitiannya terbatas dan diperlukan lebih banyak bukti untuk mengetahui efektivitasnya.

Jenis terapi yang dapat membantu mengatasi ADHD, binge-eating, atau keduanya meliputi:

  • Terapi perilaku kognitif yang disempurnakan (CBT-E).
  • Terapi perilaku dialektis (DBT).
  • Psikoterapi interpersonal (IPT).

Pada orang dengan ADHD yang mengalami binge-eating, sangat penting untuk mencari bantuan dari profesional medis untuk mengelola kedua kondisi tersebut untuk mencegah timbulnya komplikasi yang lebih serius.

Baca Juga: Binge-Eating Disorder: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Masrurotul Hikmah Photo Verified Writer Masrurotul Hikmah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya