Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Perbandingan antara SARS, MERS, dan COVID-19

ilustrasi virus penyebab COVID-19 (unsplash.com/Fusion Medical Animation)

Sejak pertama kali ditemukan, kasus COVID-19 masih terus meningkat hingga saat ini. Virus penyebab COVID-19 juga terus bermutasi sehingga kasus COVID-19 masih terus bermunculan.

Beberapa tahun lalu, terdapat beberapa penyakit pernapasan menular yang menimbulkan peningkatan kasus tiba-tiba di sebagian negara sebelum COVID-19, seperti SARS dan MERS. Virus penyebab penyakit SARS dan MERS masih satu keluarga dengan virus penyebab COVID-19 yaitu coronavirus. Berikut perbandingan antara SARS, MERS, dan COVID-19

1. Mengenal coronavirus

ilustrasi virus (freepik.com/kjpargete)

Medical News Today menjelaskan bahwa coronavirus merupakan keluarga besar dari virus RNA yang memiliki selubung. Kelompok virus tersebut kebanyakan menginfeksi burung dan mamalia.

Pada manusia, coronavirus dapat menyebabkan infeksi ringan pada saluran pernapasan atas, seperti selesma. Selain infeksi ringan, kelompok virus tersebut juga dapat menimbulkan infeksi yang lebih serius di saluran pernapasan bawah. Coronavirus menjadi penyebab beberapa penyakit, diantaranya severe acute respiratory syndrome (SARS), Middle East respiratory syndrome (MERS), hingga coronavirus disease 19 (COVID-19).

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), coronavirus adalah kelompok virus yang memiliki permukaan berduri seperti mahkota ketika dilihat dengan bantuan mikroskop. Menambahkan penjelasan Healthline, mahkota (crown) dalam bahasa Latin adalah Corona, sehingga kelompok virus tersebut dinamakan coronavirus

2. Mengenal SARS

ilustrasi paru-paru (freepik.com/kjpargeter)

Dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO), severe acute respiratory syndrome (SARS) adalah infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Penyakit tersebut pertama kali diidentifikasi pada akhir Februari 2003 selama terjadi wabah di China. Menurut Healthline, asal mula virus diyakini berasal dari kelelawar kemudian menginfeksi hewan lainnya sebelum akhirnya berpindah ke manusia.

Mengutip penjelasan CDC, selama periode November 2002 sampai Juli 2003, sebanyak 8.098 orang terinfeksi SARS, sementara 774 diantaranya meninggal dunia. Pada akhir Juli 2003, sudah tidak ada lagi kasus baru yang dilaporkan sehingga WHO menyatakan wabah global berakhir.

Belum ada vaksin dan pengobatan untuk menyembuhkan SARS. Tingkat fatalitas SARS menurut WHO sekitar tiga persen, sementara CDC menyebutkan tingkat fatalitasnya sekitar 10 persen.

3. Mengenal MERS

ilustrasi paru-paru (pexels.com/Monstera)

Middle East Respiratory Syndrome atau MERS merupakan infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS‐CoV). Penyakit tersebut pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi tahun 2012.

MERS‐CoV dapat menular dari hewan yaitu unta yang sedang terinfeksi dan antarmanusia. Sekitar 80 persen kasus MERS yang dilaporkan berasal dari Arab Saudi. Sebagian besar kasus tersebut akibat kontak langsung atau tidak langsung dengan unta berpunuk satu (dromedary camels) yang terinfeksi atau kontak dengan seseorang yang sedang terinfeksi di fasilitas perawatan kesehatan. Penularan antarmanusia di luar fasilitas kesehatan juga bisa terjadi namun terbatas.

Menurut WHO, 35 persen kasus MERS yang dilaporkan meninggal dunia. Hingga saat ini, belum ada vaksin dan pengobatan yang spesifik untuk MERS. Data dari WHO menyebutkan, sejak April 2012 sampai November 2022, jumlah kasus konfirmasi MERS secara global sebanyak 2.601 kasus, sementara 935 di antaranya meninggal dunia.

4. Mengenal COVID-19

ilustrasi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 (unsplash.com/CDC)

COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan coronavirus jenis baru, yaitu SARS-CoV-2. Virus tersebut pertama kali dikenali saat terjadi wabah di Wuhan pada bulan Desember 2019 dan menyebar di seluruh dunia.

Terdapat beberapa vaksin COVID-19 yang telah mendapat persetujuan dan dapat digunakan. Berdasarkan data WHO, hingga 16 Desember 2022, jumlah kasus konfirmasi COVID-19 global sebanyak lebih dari 647 juta kasus, dimana lebih dari 6,6 juta diantaranya meninggal dunia.

Tingkat fatalitas COVID-19 sangat bervariasi, tergantung berbagai faktor seperti lokasi dan karakteristik populasi. Tingkat fatalitas COVID-19 diperkirakan antara 0,25 sampai 3 persen, namun angka tersebut bervariasi antar negara, mengutip penjelasan Healthline.

5. COVID-19 lebih mudah menular

ilustrasi sakit (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Medical News Today menjelaskan bahwa ketiga virus yang termasuk coronavirus baru menyebabkan penyakit pernapasan, namun masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Seperti pada SARS dan MERS memiliki tingkat fatalitas yang lebih tinggi daripada COVID-19.

Meskipun begitu, COVID-19 jauh lebih mudah menular dari SARS dan MERS sehingga menyebabkan kasus COVID-19 tinggi. Penularan antarmanusia yang lebih mudah membuat makin banyak orang terjangkit dan kasus meninggal dunia juga menjadi lebih banyak. Saat ini sudah tidak ada kasus SARS, sementara MERS dan COVID-19 masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. 

SARS, MERS, dan COVID-19 masih dalam satu keluarga virus yang sama yaitu coronavirus. Meskipun tingkat fatalitas COVID-19 tidak setinggi SARS dan MERS, namun COVID-19 lebih mudah menular sehingga jumlah orang yang terjangkit dan kasus meninggal dunia menjadi lebih banyak. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dewi Purwati
EditorDewi Purwati
Follow Us