ilustrasi menyeduh matcha (pexels.com/Anh Nguyen)
Jika kamu menggunakan bubuk matcha berkualitas rendah saat menyeduh matcha, maka hal tersebut dapat meningkatkan risiko paparan kontaminan yang berdampak pada kesehatan. Produk murah atau yang tidak terstandarisasi kadang bisa tercampur bahan lain, mengandung residu pestisida, logam berat, atau bahkan jamur. Jika dikonsumsi secara berulang, paparan ini dapat menimbulkan gejala tidak spesifik seperti rasa lemah, pusing, atau ketidaknyamanan pada pencernaan.
Selain itu, matcha juga dikonsumsi dalam bentuk bubuk yang langsung dicampur air panas. Hal ini membuat seluruh kontaminan berpotensi ikut tertelan ke dalam sistem pencernaan. Oleh sebab itu, memilih matcha yang berkualitas tinggi, organik, dan berasal dari produsen tepercaya sangat penting untuk meminimalkan risiko efek samping yang tidak diinginkan.
Mengonsumsi matcha bisa membuat tubuh lemas tidak selalu menandakan sesuatu yang berbahaya. Melainkan sebuah respons dari tubuh yang dipengaruhi banyak faktor. Memahami kualitas matcha, kondisi tubuh masing-masing, serta cara dan waktu mengonsumsi dapat membantumu merasakan manfaat matcha secara optimal.
Referensi:
Williams, J. L., Everett, J. M., D’Cunha, N. M., Sergi, D., Georgousopoulou, E. N., Keegan, R. J., ... & Naumovski, N. (2020). The effects of green tea amino acid L-theanine consumption on the ability to manage stress and anxiety levels: a systematic review. Plant foods for human nutrition, 75(1), 12-23. Diakses pada 21 November 2025.
Sokary, S., Al-Asmakh, M., Zakaria, Z., & Bawadi, H. (2023). The therapeutic potential of matcha tea: A critical review on human and animal studies. Current research in food science, 6, 100396. Diakses pada 21 November 2025.
Yang, A., Palmer, A. A., & De Wit, H. (2010). Genetics of caffeine consumption and responses to caffeine. Psychopharmacology, 211(3), 245-257. Diakses pada 21 November 2025.
Low, J. J. L., Tan, B. J. W., Yi, L. X., Zhou, Z. D., & Tan, E. K. (2024). Genetic susceptibility to caffeine intake and metabolism: a systematic review. Journal of Translational Medicine, 22(1), 961. Diakses pada 21 November 2025.
Is It OK To Drink Coffee on an Empty Stomach?. Cleveland Clinic. Diakses pada 21 November 2025.
Caffeine. The Nutrition Source. Diakses pada 21 November 2025.
Viegas, C., Simoes, A. B., Faria, M., Gomes, B., Cervantes, R., Dias, M., ... & Caetano, L. A. (2023). Tea contamination by mycotoxins and azole-resistant mycobiota–the need of a one health approach to tackle exposures. International Journal of Food Microbiology, 385, 110015. Diakses pada 21 November 2025.
Food Safety Concerns in Matcha Drinks: The Risk of Food Fraud. Assure. Diakses pada 21 November 2025.