Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nyeri Menusuk di Telapak Kaki saat Berdiri? Waspada Metatarsalgia

ilustrasi nyeri di telapak kaki pada metatarsalgia (marathontrainingacademy.com)
ilustrasi nyeri di telapak kaki pada metatarsalgia (marathontrainingacademy.com)

Nyeri di telapak kaki bisa disebabkan banyak hal. Misalnya aktivitas atau olahraga tertentu dan penggunaan alas kaki yang tidak pas. Nyeri bisa ringan hingga parah. Selain tak nyaman, nyeri di telapak kaki bisa bikin sulit saat beraktivitas, bahkan untuk berdiri atau berjalan. Nah, salah satu penyebabnya adalah metatarsalgia.

Apa itu metatarsalgia dan apa saja penyebab, gejala, dan pengobatannya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya!

1. Apa itu metatarsalgia?

ilustrasi metatarsalgia (vascularhealthclinics.org)
ilustrasi metatarsalgia (vascularhealthclinics.org)

Dilansir Cleveland Clinic, metatarsalgia mengacu pada nyeri dan peradangan di bagian depan kaki, khususnya di bagian yang disebut bola kaki (ball of the foot), yakni bulatan di bawah jempol kaki. Metatarsalgia berpusat di bawah lima tulang di pangkal jari kaki atau metatarsal.

Walaupun secara umum bukan termasuk kondisi serius, gejala metatarsalgia bisa sangat mengganggu aktivitas. Perawatan secara mandiri di rumah, seperti menggunakan kompres dingin dan istirahat sering kali bisa meredakan gejala.

Mengutip Mayo Clinic, jika tidak diobati, metatarsalgia dapat menimbulkan nyeri di area lain di kaki atau tubuh lainnya, seperti nyeri punggung bawah atau pinggul, karena cara berjalan yang berubah akibat nyeri kaki.

2. Berbagai kondisi yang memicu metatarsalgia

ilustrasi sepatu hak tinggi (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi sepatu hak tinggi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Terdapat sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan metatarsalgia, seperti:

  • Aktivitas atau olahraga yang memberikan tekanan pada tulang metatarsal di bagian depan kaki, misalnya berlari atau melompat
  • Sepatu yang tidak pas, misalnya memakai sepatu yang ukurannya terlalu kecil. Penggunaan sepatu hak tinggi juga dapat memberikan beban tambahan pada telapak kaki
  • Kelainan kaki, seperti lengkungan kaki yang lebih tinggi, ukuran jari di sebelah jempol kaki yang lebih panjang, kapalan di bagian bawah kaki, bunion (benjolan yang bengkak dan nyeri di pangkal jempol kaki), dan hammer toe (jari kaki yang melengkung ke bawah)
  • Berat badan berlebih atau obesitas, yang dapat memberikan tekanan lebih pada kaki dan area metatarsal
  • Adanya retakan kecil di metatarsal atau tulang jari kaki
  • Kondisi medis lainnya seperti bursitis, radang sendi, gout, dan neuroma Morton dapat memicu metatarsalgia

3. Gejala yang perlu diwaspadai

ilustrasi nyeri di telapak kaki pada metatarsalgia (runtothefinish.com)
ilustrasi nyeri di telapak kaki pada metatarsalgia (runtothefinish.com)

Umumnya gejala yang dirasakan oleh orang-orang dengan metatarsalgia meliputi:

  • Nyeri yang menusuk atau sensasi seperti terbakar di bola kaki
  • Nyeri yang terasa memburuk saat berdiri, berlari, meregangkan kaki, atau berjalan tanpa alas kaki di permukaan yang keras. Gejala ini dapat membaik saat penderitanya beristirahat
  • Nyeri yang menusuk, mati rasa, atau kesemutan di jari kaki
  • Terasa seperti ada kerikil di dalam sepatu saat berjalan

4. Pengobatan metatarsalgia

ilustrasi mengistirahatkan kaki (unsplash.com/yns plt)
ilustrasi mengistirahatkan kaki (unsplash.com/yns plt)

Pengobatan metatarsalgia bergantung dari penyebab dan tingkat keparahan gejala. Perawatan yang dapat dilakukan di rumah, seperti :

  • Mengistirahatkan kaki
  • Kompres dingin pada area kaki yang sakit selama 20 menit beberapa kali sehari 
  • Mengangkat kaki setelah beraktivitas
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai aturan atau dosis yang ditentukan
  • Menurunkan berat badan jika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas

Mengurangi rasa sakit dan mencegah kekambuhan juga bisa dengan mengganti sepatu dengan sepatu yang pas dan dengan penyangga yang baik. Hindari pakai sepatu hak tinggi. Istirahatlah dari olahraga high-impact yang mungkin biasa dilakukan. Beralih dulu ke olahraga low-impact seperti renang atau bersepeda.

Dokter mungkin merekomendasikan terapi fisik. Terapis akan memberikan latihan rentang gerak dan latihan yang bisa memperkuat otot-otot di sekitarnya. Bila perlu, terapis juga bisa memperbaiki gaya berjalan.

Terapis okupasi mungkin juga dapat membantu. Mereka dapat memberikan ortotik khusus, misalnya bantalan metatarsal atau penyangga lengkung kaki. Studi berskala kecil dalam International Orthopaedics tahun 2014 menyebut bahwa sandal yang dibuat khusus dengan bantalan metatarsal memiliki hasil terbaik dalam meningkatkan waktu dan jarak berjalan tanpa rasa sakit.

Bila nyeri persisten atau berlanjut setelah menjalani tindakan pengobatan konservatif, mungkin operasi diperlukan untuk menyetel kembali tulang metatarsal. 

Jika tidak diobati, nyeri bisa menyebabkan perubahan gaya berjalan, yang mana ini bisa memengaruhi paha, punggung bagian bawah, dan kaki.

5. Upaya untuk mencegah metatarsalgia kambuh

ilustrasi peregangan sebelum berolahraga (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi peregangan sebelum berolahraga (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Untuk mencegah metatarsalgia kambuh, ada beberapa cara yang bisa dilakukan mengutip WebMD, yaitu:

  • Memakai sepatu dengan ukuran yang sesuai dan nyaman. Bila kamu sering lari, ganti sepatu yang sudah usang dengan yang baru
  • Hindari menggunakan sepatu hak tinggi
  • Menggunakan bantalan, penyangga lengkungan kaki atau ortotik lain yang direkomendasikan oleh dokter atau terapis
  • Mencegah kapalan di bagian bawah kaki menumpuk. Kamu dapat merendam kaki dan menggosoknya dengan lembut menggunakan batu apung
  • Menjaga berat badan ideal
  • Meningkatkan jumlah dan intensitas aktivitas fisik atau olahraga secara bertahap
  • Selalu melakukan peregangan dan pemanasan sebelum berolahraga

Itulah informasi mengenai metatarsalgia, salah satu penyebab nyeri pada telapak kaki. Jangan lupa untuk istirahat cukup, terutama setelah melakukan aktivitas atau olahraga berat. Bila mengalami nyeri di telapak kaki yang tak kunjung membaik selama beberapa hari, makin buruk, atau disertai gejala tak biasa lainnya, sebaiknya periksakan ke diri ke dokter.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Bayu Aditya Suryanto
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us