Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mikroplastik Bisa Jadi 'Kendaraan' Penyebar Kuman Berbahaya

Ilustrasi mikroplastik di telapak tangan.
ilustrasi mikroplastik (IDN Times/Novaya)
Intinya sih...
  • Mikroplastik dapat menjadi tempat hidup dan penyebar bakteri patogen, termasuk bakteri kebal antibiotik.
  • Risiko dari mikroplastik tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga kesehatan manusia melalui rantai makanan dan paparan air tercemar.
  • Pengendalian mikroplastik perlu pendekatan serius lintas sektor, dari pengelolaan limbah hingga edukasi publik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang cuma tahu mikroplastik adalah persoalan pencemaran lingkungan, seperti laut, sungai, dan tanah. Namun, makin banyak para ahli yang menelitinya, makin jelas bahwa dampaknya jauh lebih kompleks dari sekadar masalah lingkungan.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikroplastik tidak hanya berbahaya karena ukurannya yang mudah masuk ke tubuh manusia dan hewan. Partikel super kecil ini juga mampu menyerap zat kimia beracun dari lingkungan sekitarnya, lalu membawanya ke mana pun mereka berpindah, termasuk ke dalam rantai makanan.

Kini, temuan baru dari peneliti di University of Exeter dan Plymouth Marine Laboratory, Inggris, menambah lapisan kekhawatiran baru, bahwa mikroplastik ternyata bisa menjadi “kendaraan” bagi bakteri berbahaya, termasuk bakteri yang kebal terhadap antibiotik.

Mikroplastik sebagai 'rumah' dan 'alat transportasi' bakteri

Di lingkungan perairan, mikroplastik mudah dilapisi oleh biofilm—lapisan tipis yang terbentuk dari koloni mikroba. Biofilm ini dikenal dengan istilah plastisphere, dan di sinilah masalah dimulai. Biofilm pada mikroplastik dapat menjadi tempat hidup yang stabil bagi bakteri patogen, bahkan membantu mereka bertahan lebih lama.

Dalam studi ini, para peneliti merendam berbagai material, termasuk mikroplastik, kayu, kaca, dan bio-beads, di beberapa titik sungai yang dekat dengan rumah sakit dan instalasi pengolahan limbah. Dua bulan kemudian, temuannya cukup mengkhawatirkan, yaitu mikroplastik mengandung lebih banyak gen bakteri kebal antibiotik dibanding kayu atau kaca.

Beberapa jenis bakteri penyebab penyakit juga ditemukan lebih banyak menempel pada mikroplastik, terutama di area hilir dekat rumah sakit dan instalasi limbah. Artinya, mikroplastik bisa "membantu" bakteri berbahaya menyebar ke lokasi yang sebelumnya relatif lebih bersih. Ini merupakan sebuah ancaman nyata bagi kesehatan lingkungan dan manusia.

Ancaman nyata bagi kesehatan manusia dan lingkungan

Ilustrasi mikroorganisme, kuman.
ilustrasi mikroorganisme (IDN Times/Novaya Siantita)

Menurut temuan penelitian ini, jika mikroplastik membawa bakteri patogen masuk ke rantai makanan, risikonya bisa dirasakan langsung oleh manusia.

Lebih jauh lagi, penyebaran bakteri kebal antibiotik berpotensi membuat infeksi bakteri makin sulit diobati dan meningkatkan risiko dalam prosedur medis.

Para peneliti menekankan bahwa mikroplastik bukan lagi sekadar isu lingkungan, melainkan juga masalah kesehatan publik. Di negara seperti Indonesia—dengan konsumsi plastik tinggi, sistem pengelolaan limbah yang belum merata, dan ketergantungan besar pada sumber air alami—risiko ini menjadi makin relevan.

Karena itu, para ilmuwan menyerukan pendekatan lintas sektor untuk menekan pencemaran mikroplastik. Bahkan untuk aktivitas sederhana seperti bersih-bersih pantai, masyarakat dianjurkan memakai sarung tangan dan mencuci tangan setelahnya. Plastik kecil yang tampak sepele bisa membawa ancaman besar, baik bagi manusia maupun ekosistem.

Referensi

"Microplastics pose a human health risk in more ways than one." University of Exeter. Diakses Desember 2025.

Emily M. Stevenson et al., “Sewers to Seas: Exploring Pathogens and Antimicrobial Resistance on Microplastics From Hospital Wastewater to Marine Environments,” Environment International 206 (November 21, 2025): 109944, https://doi.org/10.1016/j.envint.2025.109944.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Apakah Jalan Kaki Bisa Membangun Otot?

15 Des 2025, 15:32 WIBHealth