Mikropsia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Sebagian dari kamu mungkin pernah menonton film Alice in Wonderland. Film ini menceritakan tentang seorang gadis yang terjebak dalam dunia kurcaci yang berukuran serba kecil. Film ini tentunya dibuat berdasarkan imajinasi penulis. Namun, percayakah kamu kalau kelainan yang membuat seseorang merasa seperti tokoh film tersebut benar-benar ada?
Mikropsia merupakan kelainan otak yang mengacaukan persepsi terhadap ukuran suatu benda. Dalam pandangan pengidapnya, benda-benda di sekitar akan terlihat lebih kecil dari semestinya. Gejala mikropsia lebih banyak dilaporkan pada usia anak-anak hingga remaja.
Penasaran, kan? Berikut ini sajian fakta-fakta tentang mikropsia yang sudah terbukti secara ilmiah.
1. Penyebab
Pada tahun 1881, seorang psikolog bernama Emil Emmert menganggap bahwa fenomena mikropsia hanyalah ilusi akibat otak yang salah memperkirakan jarak antar benda. Pada kenyataannya, beberapa pasien epilepsi tetap mengalami gejala mikropsia meskipun jarak benda sudah didekatkan ke mata mereka.
Dari situlah mikropsia mulai dipikirkan sebagai efek dari kerusakan otak. Lewat sebuah laporan kasus dalam jurnal Neurocase tahun 2019, hasil pemeriksaan pencitraan resonansi magnetik (MRI) otak pada pasien mikropsia menunjukkan penyusutan otak sisi atas hingga samping. Area ini normalnya berfungsi untuk memberikan informasi lebih detail dari benda yang dilihat, termasuk untuk membedakan ukuran benda.
Mengutip penjelasan dalam jurnal BioMed Research International, penyebab tersering kasus ini adalah nyeri kepala sebelah atau migrain. Penyebab lain yang mungkin menyebabkan mikropsia di antaranya:
- Infeksi otak.
- Gejala pasca stroke.
- Kejang berulang atau epilepsi dan kelainan struktur otak.
- Tumor otak.
- Gejala pascaoperasi kepala.
- Konsumsi narkotika golongan halusinogen (seperti LSD dan ganja).
- Konsumsi obat penstabil reaksi imun (montelukast).