Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Unik tapi Nyata! Nama 5 Sindrom Ini Diambil dari Negeri Dongeng

dailybruin.com

Setiap hari tenaga medis dihadapkan dengan berbagai macam keluhan pasien, mulai dari yang umum hingga kasus langka yang belum diketahui penyebabnya.

Dari sekian banyak kondisi medis, tidak sedikit dari kondisi tersebut yang memiliki nama unik. Bahkan, beberapa kondisi medis tersebut dikaitkan dengan tokoh dari negeri dongeng. Berikut lima sindrom yang memiliki nama unik dari tokoh negeri dongeng.

1. Sindrom Rapunzel

teahub.io

Dalam cerita, Rapunzel memiliki rambut panjang berwarna keemasan yang digunakan sebagai tangga bagi pangeran untuk memasuki menara tempat tinggal gadis tersebut.

Berdasarkan laporan "The Rapunzel Syndrome: An Unusual Trichobezoar Presentation" dalam jurnal Case Reports in Medicine tahun 2010, berbanding terbalik dengan cerita di dunia nyata, seseorang dengan sindrom Rapunzel biasanya memiliki masalah kejiwaan yang mendasari.

Mereka biasanya sering mencabut dan mengonsumsi rambutnya sendiri. Dalam jumlah yang banyak, rambut tersebut akan menumpuk di dalam tubuh, sehingga jika dilihat tampak seperti rambut yang memanjang dari lambung hingga usus.

2. Sindrom Putri Tidur

riealfilms.com

Kondisi medis yang satu ini benar-benar mirip dengan cerita dongeng Princess Aurora. Menurut keterangan di laman National Institutes of Health, memiliki nama lain Klein-Levin syndrome, sindrom Putri Tidur sering terjadi pada laki-laki, meski tak menutup kemungkinan perempuan bisa mengalaminya. 

Seseorang dengan kondisi medis ini dapat tidur hingga 20 jam sehari tanpa terbangun. Suatu episode bisa terjadi tiba-tiba atau didahului infeksi saluran pernapasan atas. Selama gejala muncul, individu dapat memperlihatkan nafsu makan yang meningkat, mudah tersinggung, tampak kekanak-kanakan, serta halusinasi. Penyebab kondisi ini masih belum diketahui.

3. Sindrom Peter Pan

discussingfilm.net

Menurut laporan berjudul "Medical conditions revealed in fairy tales, folklore and literature" dalam Journal of Paediatrics and Child Health tahun 2019, sindrom Peter Pan merujuk pada perkembangan emosional seorang anak yang terhambat akibat kedekatan yang buruk dengan sosok ibu pada usia dini.

Berbanding lurus dengan cerita Peter Pan yang tidak pernah dewasa dan tidak memiliki figur seorang ibu, seseorang dengan kondisi ini memiliki tubuh dewasa dengan pikiran seperti anak-anak.

Menariknya, ada pula sindrom Wendy, yang mana kondisi ini mendeskripsikan perempuan yang menyebabkan terjadinya sindrom Peter Pan, yaitu dengan melakukan segala sesuatu hal untuk seorang laki-laki, sehingga berakibat buruk bagi keduanya.

4. Sindrom Alice in Wonderland

orlandosentinel.com

Mengacu pada laporan berjudul "Alice in Wonderland syndrome: A rare neurological manifestation with microscopy in a 6-year-old child" dalam Journal of Pediatric Neurosciences tahun 2014, seseorang dengan sindrom Alice in Wonderland memiliki gangguan dalam melihat ukuran suatu objek.

Mereka merasa ukuran suatu benda atau bagian tubuh mereka tidak sesuai dengan ukuran yang sewajarnya. Selain itu, mereka kehilangan persepsi terhadap waktu. Kadang, mereka bisa merasa waktu berjalan dengan sangat cepat atau lambat.

Penyebab sindrom ini masih belum diketahui. Namun, para ahli mencurigai migrain, tumor, virus, serta obat-obatan bisa mencetuskan kondisi ini. Terapi yang efektif sampai sekarang pun belum ditemukan.

5. Kutukan Ondine

blogdeinformaticaiccp.blogspot.com

Berasal dari dongeng Jerman, kutukan Ondine bermula dari seorang peri bernama Ondine yang dikhianati oleh suaminya, seorang manusia biasa. Ondine mengutuk suaminya, yang mana suaminya tidak akan bisa bernapas jika tertidur.

Melansir Verywell Health, kutukan tersebut menginspirasi suatu kondisi medis bernama congenital central hypoventilation syndrome (CCHS), yaitu henti napas saat tidur yang muncul sejak lahir. Kondisi ini tergolong langka dan biasanya memiliki gejala penyerta lain.

Itulah lima kondisi medis yang namanya terinspirasi dari negeri dongeng. Semoga dengan semakin berkembangnya teknologi kedokteran, para ilmuwan menemukan tata laksana yang tepat dan efektif pada orang-orang dengan kondisi medis di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us