Penyakit Kronis Sebabkan 15 Juta Orang Meninggal Setiap Tahun

Apakah ada cara untuk menekan angkanya?

Manusia menghadapi tantangan yang makin berat di bidang kesehatan. Sebanyak 15 juta orang di seluruh dunia meninggal dunia setiap tahun sebelum mencapai usia 70 tahun akibat penyakit kronis, seperti kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan obesitas.

Menjawab tantangan tersebut, industri farmasi perlu menyediakan obat-obatan inovatif untuk penyakit kronis. Ini karena jumlah orang yang didiagnosis dengan penyakit kronis diperkirakan makin meningkat dalam puluhan tahun ke depan.

Atas dasar itu, Bayer Pharmaceuticals Asia Pasifik menghelat media briefing tahunan pada Rabu (20/4/2022). Terdapat dua narasumber yang dihadirkan, yaitu Dr. Ying Chen, head of commercial operations Bayer Pharmaceuticals Asia Pasifik, dan Dr. Catherine Donovan, head of medical affairs Bayer Pharmaceuticals Asia Pasifik. Mari simak bersama!

1. Penyebab utama kematian adalah penyakit kronis dan kardiovaskular

Penyakit kronis didefinisikan sebagai penyakit atau kondisi medis yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih dan bisa memburuk seiring waktu. Walau bisa dikendalikan, tetapi penyakit kronis biasanya tidak bisa disembuhkan. Contohnya adalah kanker, penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

Berdasarkan data yang dikutip Bayer dari jurnal The Lancet di tahun 2020, sebanyak 1 dari 10 orang dewasa di dunia hidup dengan diabetes dan hampir setengahnya tidak terdiagnosis. Di India, lebih dari 70 juta orang hidup dengan diabetes.

Di sisi lain, sekitar 20 juta orang di seluruh dunia didiagnosis kanker pada tahun 2020, dan diperkirakan akan naik 47 persen pada tahun 2040, merujuk laporan Global Cancer Statistics 2020.

Sementara itu, gagal jantung menyebabkan lebih dari 60 juta kematian di seluruh dunia. Sebanyak 50 persen orang yang didiagnosis gagal jantung tidak akan bertahan dalam lima tahun. Bahkan, 1 dari 5 pasien akan meninggal dalam dua tahun!

2. Perubahan spesifik pada gen adalah penyebab beberapa jenis kanker

Penyakit Kronis Sebabkan 15 Juta Orang Meninggal Setiap Tahunilustrasi sel kanker (Eye of Science/SPL)

Kanker masih menjadi penyakit yang ditakuti banyak orang. Bukan hanya karena gaya hidup tidak sehat, beberapa jenis kanker disebabkan oleh perubahan spesifik pada gen.

Saat gen neurotrophic tyrosine receptor kinase (NTRK) bergabung dengan gen yang tidak terkait, maka terjadilah kanker yang memiliki fusi tropomyosin receptor kinase (TRK). Kanker ini bisa terjadi di bagian tubuh mana pun dan usia berapa pun.

Namun, masih ada harapan untuk sembuh. Terapi presisi kanker dengan Larotrectinib (obat oral Bayer) menunjukkan efektivitas pengobatan pada anak-anak dan orang dewasa dengan kanker fusi TRK.

Jenis kanker lain yang perlu diwaspadai ialah kanker prostat. Secara global, diperkirakan sebanyak 1,4 juta laki-laki menderita kanker prostat dan 375 ribu di antaranya meninggal dunia tahun 2020. Salah satu pilihan pengobatan kanker prostat adalah menggunakan antagonis reseptor hormon.

Dalam banyak kasus, kanker prostat menjadi resistan terhadap terapi hormon konvensional. Akan tetapi, fungsi reseptor dan pertumbuhan sel prostat bisa dihambat dengan Darolutamide, yaitu obat oral penghambat reseptor androgen dari Bayer.

3. Uji klinis industri farmasi tumbuh pesat selama pandemi

Kebutuhan akan obat-obatan makin tinggi, seiring makin banyaknya orang yang didiagnosis penyakit tertentu. Menjawab tantangan zaman, uji klinis industri farmasi tumbuh pesat selama masa pandemik.

Sekitar 5.500 uji klinis mulai dilakukan pada tahun 2021, yang meningkat 14 persen dari tahun 2020. Selain itu, menurut IQVIA, persetujuan dan peluncuran obat baru dipercepat pada tahun 2021.

Sebanyak 84 zat aktif baru diluncurkan, meningkat dua kali lipat dari lima tahun lalu. Bayer Pharmaceuticals Asia Pasifik sendiri berencana meluncurkan produk-produk inovatif di bidang penyakit kardiovaskular dan onkologi di tahun 2022.

Sebanyak 46 uji klinis berkelanjutan Bayer telah dilakukan di kawasan Asia Pasifik sepanjang tahun 2020 dan 2021. Lebih dari setengahnya berkaitan dengan onkologi (bidang ilmu kedokteran yang fokus pada deteksi dan penanganan kanker).

Baca Juga: Gagal Jantung dan Kematian bisa Dicegah dengan Kontrol Hipertensi

4. Bayer juga fokus dalam bidang perawatan kesehatan perempuan

Penyakit Kronis Sebabkan 15 Juta Orang Meninggal Setiap Tahunilustrasi alat kontrasepsi (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Selama lebih dari 50 tahun, Bayer telah mendukung program pendidikan dan keluarga berencana di lebih dari 130 negara. Pada tahun 2030 mendatang, Bayer berkomitmen menyediakan akses keluarga berencana untuk 100 juta perempuan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Selain itu, Bayer juga memberikan edukasi dan mendukung perempuan di kawasan Asia Pasifik yang mengidap gangguan hormonal, seperti endometriosis dan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Banyak yang tidak terdiagnosis dan tidak mendapatkan pengobatan karena kurangnya pengetahuan akan penyakit.

"Menjadi yang terdepan dalam perawatan kesehatan perempuan, Bayer Pharmaceuticals mendukung perempuan di Asia Pasifik. Tidak hanya terkait kebutuhan keluarga berencana, tetapi juga mendukung di setiap tahap siklus reproduksinya," ujar Dr. Ying Chen.

5. Berkat komitmennya, bisnis Bayer Pharmaceuticals Asia Pasifik mengalami pertumbuhan

Semua kerja keras dan komitmen Bayer tidak sia-sia. Menurut Dr. Ying Chen, Bayer Pharmaceuticals di Asia Pasifik mengalami pertumbuhan sebesar 4,8 persen dan menghasilkan 5,8 miliar Euro tahun 2021. Sepertiga dari penjualan obat-obatan Bayer secara global disumbang dari kawasan Asia Pasifik.

Produk yang paling sukses di Asia Pasifik sejak diluncurkan hingga saat ini adalah Aflibercept, dengan penjualan meningkat sebesar 10 persen. Ini adalah obat untuk degenerasi makula basah dan kanker kolorektal metastatik.

Contoh lainnya yang tak kalah sukses adalah Rivaroxaban, obat antikoagulan oral yang digunakan oleh 100 juta pasien dari 130 negara sejak tahun 2008. Ini adalah obat untuk mencegah dan mengobati pembekuan darah.

Baca Juga: Pasien Ginjal Kronis Tetap Bisa Hidup Berkualitas, Caranya?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya