Gigi Sensitif: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Perawatan

Gigi sering ngilu saat makan makanan atau minuman dingin?

Pernahkah atau seringkah kamu merasakan rasa sakit, ngilu, atau tidak nyaman setelah menggigit es krim atau makan sesendok sup panas? Bila iya, bisa jadi kamu memiliki gigi sensitif. Apabila kamu memiliki gigi sensitif, aktivitas tertentu, seperti menyikat gigi atau makan dan minum, dapat menyebabkan ngilu atau nyeri tajam yang sementara pada gigi.

Gigi sensitif umumnya merupakan akibat dari enamel gigi yang aus atau akar gigi yang terbuka. Namun, terkadang rasa tidak nyaman pada gigi disebabkan oleh faktor lain, seperti gigi berlubang, gigi retak atau terkelupas, tambalan gigi yang rusak atau longgar, atau penyakit gusi. Inilah informasi lengkapnya yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

1. Gejala

Orang-orang dengan gigi sensitif mungkin mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan sebagai respons dari beberapa pemicu. Keluhan tersebut biasanya dirasakan di akar gigi yang terkena. Pemicu yang paling umum meliputi:

  • Makanan dan minuman dingin.
  • Makanan dan minuman panas.
  • Udara dingin.
  • Makanan dan minuman dingin.
  • Makanan dan minuman asam.
  • Air dingin, terutama selama pembersihan gigi rutin.
  • Menyikat gigi atau flossing.
  • Pencuci mulut yang mengandung alkohol.

Gejala mungkin datang dan pergi dari waktu ke waktu tanpa alasan yang jelas, dan intensitas rasa sakit dan ketidaknyamanan berkisar dari ringan hingga intens.

2. Penyebab

Gigi Sensitif: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Perawatanilustrasi menyikat gigi terlalu keras (pexels.com/Miriam Alonso)

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan perkembangan sensitivitas gigi, termasuk:

  • Menyikat gigi terlalu keras: Seiring waktu, menyikat gigi terlalu keras atau menggunakan sikat gigi berbulu keras dapat mengikis enamel dan menyebabkan dentin terbuka. Ini juga dapat menyebabkan resesi gusi atau gusi turun.
  • Resesi gingiva: Saat kondisi gusi turun atau surut karena kondisi seperti penyakit periodontal, permukaan akar menjadi terbuka.
  • Penyakit gusi: Jaringan gusi yang meradang dan sakit dapat menyebabkan sensitivitas karena hilangnya ligamen pendukung, yang mana ini mengekspos permukaan akar yang mengarah langsung ke saraf gigi.
  • Gigi retak: Gigi patah, retak, atau rusak dapat terisi oleh bakteri dari plak dan masuk ke pulpa, yang kemudian menyebabkan peradangan.
  • Menggemeretakkan gigi: Perilaku menggemeretakkan atau mengatupkan gigi (bruksisme) dapat mengikis email dan mengekspos dentin di bawahnya.
  • Produk pemutih gigi atau pasta gigi dengan soda kue dan peroksida: Produk-produk ini merupakan kontributor utama sensitivitas gigi.
  • Usia: Kejadian sensitivitas gigi tertinggi antara usia 25 dan 30 tahun.
  • Penumpukan plak: Adanya plak pada permukaan akar dapat menyebabkan sensitivitas gigi.
  • Penggunaan obat kumur: Penggunaan jangka panjang dari beberapa obat kumur. Beberapa obat kumur yang dijual bebas mengandung asam yang dapat memperburuk sensitivitas gigi jika telah mengekspos dentin (lapisan tengah gigi). Asam lebih lanjut merusak lapisan dentin gigi. Jika kamu memiliki sensitivitas dentin, tanyakan kepada dokter gigi tentang penggunaan larutan fluorida netral.
  • Makanan asam: Konsumsi makanan dengan kandungan asam tinggi secara teratur, seperti buah jeruk, tomat, acar, dan teh dapat menyebabkan erosi email.
  • Prosedur gigi rutin terkini: Sensitivitas dapat terjadi setelah pembersihan gigi, root planing, penempatan mahkota (crown), dan restorasi gigi. Sensitivitas yang disebabkan oleh prosedur gigi bersifat sementara dan biasanya hilang dalam 4 hingga 6 minggu.

Baca Juga: Gusi Turun (Resesi Gingiva): Penyebab, Gejala, Perawatan

3. Diagnosis

Jika kamu mengalami gigi sensitif untuk pertama kalinya, temuilah dokter gigi. Dokter gigi dapat memeriksa kesehatan gigi dan kemungkinan masalah seperti gigi berlubang, tambalan gigi yang longgar, atau resesi gingiva yang dapat menyebabkan gigi sensitif.

Semua hal tersebut bisa dilakukan oleh dokter gigi selama pembersihan gigi rutin. Mereka akan membersihkan gigi secara profesional dan melakukan pemeriksaan visual. Dokter gigi mungkin akan menyentuh gigi menggunakan instrumen gigi untuk memeriksa sensitivitas. Bila perlu, dokter gigi akan memesan sinar-X pada gigi untuk mengesampingkan penyebab potensial lainnya seperti gigi berlubang.

4. Perawatan

Gigi Sensitif: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Perawatanilustrasi kontrol rutin ke dokter gigi (unsplash.com/lafayett zapata montero)

Setelah penyebab gigi sensitif ditemukan, ada beberapa hal yang bisa dianjurkan oleh dokter gigi untuk membantu meringankan gejala, seperti:

  • Menjaga kebersihan mulut dengan baik: Ikuti teknik menyikat gigi dan flossing yang benar untuk membersihkan semua bagian gigi dan mulut secara menyeluruh.
  • Gunakan sikat gigi berbulu lembut: Ini akan mengurangi abrasi sikat gigi pada permukaan gigi dan mengurangi iritasi pada gusi. Sikatlah gigi dengan lembut dan hati-hati di sekitar garis gusi agar tidak membuang lebih banyak jaringan gusi.
  • Menggunakan pasta gigi desensitisasi: Ada beberapa merek pasta gigi yang tersedia untuk gigi sensitif. Dengan penggunaan teratur, sensitivitas gigi dapat berkurang. Kamu mungkin perlu mencoba beberapa merek berbeda untuk menemukan produk yang paling cocok. Tips lainnya, oleskan lapisan tipis pasta gigi pada akar gigi yang terbuka dengan jari atau korek kuping sebelum tidur. Jangan gunakan pasta gigi pengontrol karang gigi. Sebaliknya, gunakan pasta gigi yang mengandung fluorida.
  • Perhatikan pola makan: Konsumsi rutin makanan yang sangat asam dapat secara bertahap melarutkan email gigi dan menyebabkan eksposur dentin. Mereka juga dapat memperburuk sensitivitas dan memulai reaksi nyeri.
  • Gunakan produk gigi yang mengandung fluorida: Penggunaan pembersih mulut yang mengandung fluorida setiap hari dapat menurunkan sensitivitas gigi. Tanyakan kepada dokter gigi tentang rekomendasi produk untuk digunakan di rumah.
  • Hindari perilaku menggemeretakkan atau mengatupkan gigi: Bila ini masalahmu, tanyakan kepada dokter mengenai penggunaan mouth guard pada malam hari.
  • Rutin kontrol ke dokter gigi: Lakukan pembersihan gigi, mematuhi instruksi kebersihan mulut, dan perawatan fluorida setiap 6 bulan sekali.

5. Efek samping gigi sensitif

Sensitivitas gigi memengaruhi permukaan akar yang terbuka. Ini terjadi ketika email gigi menjadi lebih tipis. Apabila kamu memiliki gigi sensitif, hindari mengonsumsi makanan panas dan dingin.

Apabila orang dengan gigi sensitif juga mengalami sakit gigi, ia mungkin akan mengalami kesulitan dalam menggigit, mengunyah, dan bahkan tidur pada malam hari. Sumber sakit gigi bisa dari pembusukan, cedera, atau infeksi pada gigi.

Hidup dengan gigi sensitif bisa menyakitkan dan tidak nyaman. Namun, menjaga kebersihan mulut yang baik, termasuk menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi yang dirancang untuk gigi sensitif, ini bisa sangat membantu dalam mengurangi atau mencegah sensitivitas gigi.

Mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan rutin juga dapat membantu mencegah atau menghilangkan hipersensitivitas dentin dengan mengobati penyebab potensial seperti gigi berlubang dan penyakit gusi.

Baca Juga: 7 Penyebab Umum Sakit Gigi saat Bangun Tidur dan Cara Mengatasinya

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya