10 Jenis Obat Darah Tinggi dan Cara Kerjanya

Ada pilihan lini pertama dan alternatif

Hipertensi adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya tekanan darah, dengan nilai tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Hipertensi dapat memicu komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, serta penyakit ginjal.

Untuk meresepkan obat tekanan darah tinggi atau hipertensi, dokter akan mempertimbangkan banyak hal, seperti riwayat kesehatan, usia, dan risiko komplikasi. Dari situ, dokter dapat menentukan rencana perawatan yang aman dan efektif. Dokter juga dapat membantu menemukan pengobatan yang sesuai dengan bujet kita.

Kabar baiknya, ada banyak obat tekanan darah tinggi atau obat anti hipertensi yang bisa dipilih. Berikut ini jenis obat darah tinggi, dari pilihan pertama yang umum hingga pilihan alternatif.

Obat darah tinggi pilihan pertama yang umum

Ada empat jenis obat tekanan darah yang umum digunakan sebagai lini pertama. Obat-obatan ini bekerja dengan cara berbeda untuk menurunkan tekanan darah. Terkadang, kamu mungkin membutuhkan lebih dari satu obat.

1. Calcium channel blocker

10 Jenis Obat Darah Tinggi dan Cara Kerjanyailustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Calcium channel blocker atau penghambat saluran kalsium umum diresepkan untuk pasien hipertensi.

Cara kerjanya, saat kalsium memasuki sel jantung, itu membuat jantung berdetak makin kencang. Obat akan memblokir kalsium di jantung, memperlambat jantung, dan membuat pembuluh darah rileks.

Calcium channel blocker merupakan pilihan pertama yang baik untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada kebanyakan orang.

Penting untuk diperhatikan bahwa beberapa calcium channel blocker dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki. Ini umumnya hilang saat pengobatan dihentikan.

Contoh calcium channel blocker antara lain amlodipine dan diltiazem.

2. Diuretik thiazide

Diuretik thiazide menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan buang air kecil untuk membuang kelebihan air dan natrium (garam). Ini akan memudahkan jantung untuk memompa dan mengurangi stres pada pembuluh darah.

Sebagai peringatan, diuretik thiazide dapat menurunkan kadar kalium atau natrium dalam darah. Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap efek samping ini jika mereka kehilangan kalium dan natrium melalui muntah atau diare atau jika mereka tinggal di iklim hangat. Secara keseluruhan, diuretik thiazide memiliki risiko efek samping yang rendah, tetapi tetap penting untuk membicarakan kekhawatiran apa pun dengan dokter.

Menurut laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), contoh diuretik thiazide adalah thiazid, indapamide, dan hydrochlorothiazide.

3. Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor

10 Jenis Obat Darah Tinggi dan Cara Kerjanyailustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

ACE inhibitor menghentikan tubuh memproduksi bahan kimia yang disebut angiotensin II. Angiotensin II menyempitkan dan mengencangkan pembuluh darah. Memblokirnya akan melemaskan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.

Obat ini juga menurunkan jumlah air dan garam yang ditahan ginjal, tetapi tanpa membuat kamu buang air kecil sebanyak diuretik.

ACE inhibitor dapat bekerja dengan baik bagi kebanyakan orang. Namun, obat ini merupakan pilihan yang baik bagi orang dengan penyakit ginjal (termasuk penyakit ginjal terkait diabetes).

Penting untuk diperhatikan bahwa ACE inhibitor dapat menyebabkan kadar kalium tinggi, batuk kering, dan angioedema (pembengkakan parah pada wajah dan mulut).

Contoh ACE inhibitor adalah benazepril, captopril, enalapril, fosinopril, lisinopril, perindopril, ramipril, trandolapril, quinapril, dan moexipril.

4. Angiotensin II receptor blocker (ARB)

Obat ARB bekerja pada jalur kimia yang sama dengan ACE inhibitor, tetapi di tempat yang berbeda. ARB memblokir angiotensin II agar tidak menempel pada reseptornya. Hasilnya sangat mirip ACE inhibitor, yaitu mengendurkan pembuluh darah. ARB juga menurunkan jumlah air dan garam yang disimpan tubuh.

ARB merupakan pilihan yang baik untuk orang dengan penyakit ginjal dan hipertensi (termasuk penyakit ginjal akibat diabetes).

Ketahuilah bahwa ARB dapat menyebabkan pusing atau tekanan darah rendah. Namun, obat-obatan ini cenderung tidak menyebabkan batuk kering yang mengganggu seperti yang disebabkan oleh ACE inhibitor.

Jenis obat hipertensi ini adalah candesartan, eprosartan, irbesartan, losartan, olmesartan, telmisartan, valsartan, dan azilsartan medoxomil.

Obat tekanan darah alternatif

Selain daftar di atas, ada juga obat lain yang bisa diresepkan oleh dokter untuk menurunkan tekanan darah. Pilihan alternatif ini biasanya diresepkan saat tekanan darah masih tinggi setelah mengonsumsi obat darah tinggi lini pertama. Pilihan di bawah ini mungkin digunakan jika kamu memiliki kondisi kesehatan lain yang dapat diatasi dengan obat-obatan ini.

Baca Juga: Hipertensi Renovaskular: Penyebab, Gejala, Pengobatan

5. Beta blocker

10 Jenis Obat Darah Tinggi dan Cara Kerjanyailustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Beta blocker menurunkan tekanan darah dengan memperlambat detak jantung. Ini memungkinkan jantung berdetak dengan kekuatan yang lebih kecil, menghilangkan stres pada pembuluh darah.

Beta blocker biasanya bukan pilihan pertama terbaik untuk mengobati tekanan darah tinggi karena bisa menyebabkan merasa lelah atau kurang energik.

Manfaat beta blocker adalah, karena menurunkan stres pada jantung, maka obat ini berguna jika arteri di jantung tersumbat (penyakit arteri koroner). Beta blocker membantu mengobati nyeri dada, serangan jantung, dan gagal jantung. Obat ini juga merupakan salah satu pilihan yang lebih aman selama kehamilan.

Apabila kamu mengonsumsi beta blocker secara rutin, jangan tiba-tiba menghentikan pengobatan ini karena bisa menyebabkan tekanan darah meningkat. Beta blocker juga dapat menyebabkan pusing, kelelahan, dan sembelit.

Contoh beta blocker adalah atenolol dan propranolol.

6. Alpha blocker

Alpha blocker menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir lebih lancar. Obat-obatan ini berguna untuk mengobati beberapa pria dengan tekanan darah tinggi yang juga mengalami pembesaran prostat.

Sebagai peringatan, alpha blocker bisa menyebabkan pusing saat berdiri terlalu cepat. Jadi, sebaiknya minum obat ini sebelum tidur.

Contoh alpha blocker alfuzosin, doxazosin, indoramin, prazosin, dan tamsulosin.

7. Pil kombinasi alpha/beta blocker

10 Jenis Obat Darah Tinggi dan Cara Kerjanyailustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Kombinasi alpha blocker dan beta blocker memiliki efek (dan efek samping) yang sama dengan meminum salah satu pil saja. Obat kombinasi ini mengendurkan pembuluh darah dan memperlambat detak jantung.

Contohnya termasuk carvedilol dan labetalol.

8. Diuretik lainnya

Selain diuretik thiazide, ada jenis diuretik lain. Semua diuretik atau "pil air" menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan buang air kecil untuk membuang kelebihan cairan dari tubuh.

Kamu mungkin perlu tes darah secara teratur jika mengonsumsi salah satu jenis diuretik ini:

  • Diuretik loop: Ini baik untuk orang yang memiliki kelebihan cairan yang disebabkan oleh gagal jantung atau penyakit ginjal. Contohnya furosemide dan torsemide.
  • Diuretik hemat kalium: Jenis diuretik ini mempunyai efek yang paling lemah di antara yang lain. Oleh sebab itu, direkomendasikan untuk mengkonsumsi obat jenis ini dengan jenis diuretik loop dan thiazide, mengutip laman Kemenkes. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kanal natrium/kalium di ginjal sehingga mencegah penyerapan natrium dan meningkatkan penyerapan kalium dan menyebabkan natrium akan dibuang melalui urine. Contoh jenis obatnya adalah amiloride, triamterene, eplerenone, dan spironolactone.
  • Antagonis aldosteron: Ini juga merupakan diuretik hemat kalium. Obat ini menurunkan tekanan darah dan meningkatkan hasil pada beberapa orang dengan gagal jantung. Contohnya termasuk eplerenone dan spironolactone.

9. Pilihan obat tekanan darah yang kurang umum

10 Jenis Obat Darah Tinggi dan Cara Kerjanyailustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Beberapa jenis obat lain lebih jarang digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Walaupun juga bekerja dengan merelaksasi pembuluh darah, tetapi obat-obatan ini biasanya memiliki lebih banyak efek samping atau berinteraksi dengan banyak obat lain.

Contohnya termasuk:

  • Vasodilator, seperti hidralazin dan minoksidil.
  • Alpha-2 receptor agonist dan central agonist, seperti clonidine, metildopa, dan guanfacine.
  • Direct renin inhibitor (DRI), seperti aliskiren.

10. Obat tekanan darah kombinasi

Dua atau lebih obat tekanan darah terkadang digabungkan menjadi satu pil. Produk kombinasi ini memudahkan penggunaan beberapa obat tekanan darah sekaligus. Kekurangannya? Hal ini dapat mempersulit penyesuaian dosis obat mana pun.

Contoh obat tekanan darah kombinasi yang populer adalah:

  • Diovan HCT (valsartan/hydrochlorothiazide).
  • Maxzide (hydrochlorothiazide/triamterena).
  • Lotensin HCT (benazepril/hydrochlorothiazide).
  • Hyzaar (losartan/hydrochlorothiazide).
  • Lotrel (amlodipine/benazepril).
  • Zestoretic (lisinopril/hydrochlorothiazide).

Ada banyak pilihan obat tekanan darah tinggi. Dokter akan memutuskan yang terbaik untuk kamu berdasarkan sejumlah faktor, termasuk usia, riwayat kesehatan, dan obat lain yang mungkin sedang kamu gunakan. Harga juga bisa menjadi faktor pertimbangan. Kabar baiknya, banyak obat darah tinggi memiliki pilihan generik yang lebih murah. Bicaralah dengan dokter tentang semua pilihan pengobatan kamu.

Baca Juga: Anak Muda Rentan Kena Hipertensi? Ini Kata Dokter

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya