ACE Inhibitor: Manfaat, Peringatan, Interaksi, dan Efek Samping 

Obat penurun tekanan darah

Angiotensin-converting enzyme atau disingkat ACE inhibitor adalah obat yang bermanfaat menurunkan tekanan darah. Cara kerjanya yakni dengan mengendurkan pembuluh darah dan arteri. Karena fungsi, ACE inhibitor termasuk jenis obat antihipertensi.

Nah, ACE inhibitor berperan mencegah enzim angiotensin II agar tidak mempersempit pembuluh darah. Karena ketika terjadi terjadi, seluruh tubuh perlu bekerja lebih keras untuk mengendalikan darah. Pun akan sangat membahayakan apabila darah tersumbat. 

1. Manfaat

Dilansir Medicinenet, ACE inhibitor bermanfaat menjaga kesehatan kardiovaskular. Obat ini sering diresepkan pada pasien dengan disfungsi ventrikel kiri dan gagal jantung. Manfaat lain ACE inhibitor termasuk mencegah stroke, serta mengobati penyakit ginjal pada penderita diabetes dan hipertensi. 

Lebih lanjut, penggunaan ACE inhibitor sebagai terapi kesehatan membantu meningkatkan hidup pasien setelah mengalami gagal jantung. Pun menjadi obat yang mampu mencegah kematian dini akibat hipertensi, gagal dan serangan jantung. 

Meski demikian, terdapat pula kelompok individu yang tidak cukup mengandalkan ACE inhibitor sebagai penurun tekanan darah. Guna mengatasi hipertensi akut, dokter mungkin mengombinasikan ACE inhibitor dengan obat lain.

Baca Juga: Hipertensi: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasi, Pencegahan

2. Peringatan

ACE Inhibitor: Manfaat, Peringatan, Interaksi, dan Efek Samping ilustrasi obat (pexels.com/suzy hazelwood)

Clevelandclinic beberapa kondisi kesehatan yang menyebabkan seseorang disebutkan tidak disarankan mengonsumsi ACE inhibitor. Sebabnya, dapat mengakibatkan bahaya yang membahayakan individu. Beberapa alasan umumnya yaitu:

  • Kehamilan dan menyusui. Calon ibu yang sedang mengandung sangat dilarang meminum ACE inhibitor karena dapat menyebabkan cacat lahir bahkan kematian. Untuk kondisi menyusui dapat menyesuaikan kondisi ibu menggunakan jenis ACE inhibitor tertentu.
  • Kondisi kesehatan angioedema, yaitu karena pembengkakan atau benjolan pada kulit baik. Dikarenakan ada reaksi ACE inhibitor sebelumnya maupun sebab yang belum diketahui.
  • Penyakit ginjal berat atau penyakit yang mengganggu suplai darah ke ginjal (stenosis arteri ginjal).

Dilansir WebMD, ACE inhibitor dapat diberikan baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Namun, anak-anak cenderung lebih sensitif terhadap efek yang dapat timbul dari konsumsi obat tersebut. konsultasikan terlebih dahulu pada spesialis jantung anak. 

Konsumsi ACE inhibitor harus dilakukan secara rutin dan kontinu. Dokter dan ahli medis akan menyarankan untuk selalu menjaga stok obat agar terhindar dari efek tekanan darah. Pun selalu komunikasikan pada dokter terkait jenis obat atau vitamin lain yang sedang kamu konsumsi.

3. Aturan minum

Tanyakan pada dokter terkait ketentuan meminum ACE inhibitor. Umumnya, panduan penggunaan menyarankan untuk menenggak obat satu jam sebelum makan atau dalam kondisi perut kosong.

konsultasi pada dokter dan ahli medis sebelum berhenti mengonsumsi ACE inhibitor. Pemutusan konsumsi obat secara bebas dapat menimbulkan efek daya darah kembali. Risikonya tentu saja terjadi serangan jantung, stroke, hingga gagal jantung. 

Jika kamu menginginkan terapi pengobatan jenis lain, dokter mungkin akan membantu mengurangi dosis secara perlahan. Pun akan menggantinya dengan jenis obat lain yang sesuai dengan kondisi kesehatanmu.

Meminum dua dosis obat ACE inhibitor dalam waktu dekat atau bahkan bersamaan. Hal ini meningkatkan risiko yang dapat membahayakan nyawa. Jika kamu terlupa dan melewatkan jadwal minum ACE inhibitor, biarkan dan tunggu hingga waktu berikutnya. 

4. Interaksi

ACE Inhibitor: Manfaat, Peringatan, Interaksi, dan Efek Samping ilustrasi interaksi obat (pexels.com/anna shvets)

ACE inhibitor dapat memiliki interaksi pada kandungan obat tertentu. Yang pertama yakni penggunaan suplemen kalium. ACE inhibitor bersifat meningkatkan kadar kalium dalam darah, menambahnya dengan suplemen akan mengakibatkan jumlah kalium berlebih. 

Pasien yang menerima obat diuretik bersamaan dengan ACE inhibitor dapat mengalami penurunan tekanan darah berlebih. Sebelum minum ACE inhibitor ada baiknya menghentikan konsumsi obat diuretik atau meningkatkan asupan garam. 

Beberapa obat lain yang tidak boleh dikombinasikan dengan ACE inhibitor yakni:

  • ARB. Konsumsi keduanya dapat meningkatkan risiko hipotensi, hiperkalemia dan gangguan ginjal.
  • Aliskiren (Tekturna) atau jenis obat serupa yang bertujuan mengobati tekanan darah tinggi. Jika dipaksakan maka dapat meningkatkan risiko gagal ginjal, tekanan darah di bawah batas normal, hiperkalemia.
  • Pengobatan rheumatoid arthritis karena dapat memicu reaksi nitritoid berupa wajah memerah, mual, muntah, hingga turunnya tekanan darah secara berlebih.

Penggunaan ACE inhibitor bersamaan dengan obat antiinflamasi nonsteroid juga dapat menurunkan efektivitas obat penurun tekanan darah ini. Maka, sangat tidak dianjurkan untuk mengambil ACE inhibitor bersamaan dengan obat seperti ibuprofen dan naproxen.

5. Efek samping

ACE Inhibitor: Manfaat, Peringatan, Interaksi, dan Efek Samping ilustrasi batuk (freepik.com/jcomp)

Serupa dengan jenis obat terapi pada umumnya, ACE inhibitor dapat menyebabkan efek samping wajar. Jenis efek samping ini dapat berkurang seiring tubuh terbiasa dengan obat. Adapun melansir Medicinenet, gejala efek samping yang sering timbul yakni:

  • Batuk kering 
  • Pusing, terlebih ketika bangkit secara tiba-tiba dari posisi duduk atau berbaring
  • Sakit kepala
  • Lelah
  • Mengantuk 

Jika gejala efek samping di atas muncul, kamu dapat menunggu hingga mereda dengan sendirinya. Apabila mengganggu, jangan ragu menghubungi layanan kesehatan. 

Selain gejala wajar, terdapat pula indikasi terjadinya gangguan kesehatan akibat konsumsi ACE inhibitor. Medical News Today menjelaskan beberapa kondisi yang mengindikasikan efek samping parah penggunaan ACE inhibitor, termasuk:

  • Angioedema (pembengkakan) pada lidah dan tenggorokan
  • Penurunan kemampuan lidah dalam merasakan
  • Memar yang tidak biasa
  • Detak jantung cepat dan tidak beraturan hingga timbul nyeri
  • Masalah ginjal dan reaksi alergi terhadap obat

Segera hubungi dokter apabila gejala efek samping yang dirasakan berlangsung dalam jangka waktu lama dan tidak kunjung mereda. 

Mengonsumsi ACE inhibitor membutuhkan komitmen untuk rutin. Dengan demikian, kesehatan tubuh dapat terjaga lebih maksimal dan terhindar dari risiko yang membahayakan nyawa. 

Baca Juga: Waspada Serangan Jantung di Usia Muda,  Ini Pemicunya

Topik:

  • Laili Zain
  • Langgeng Irma Salugiasih
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya