Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Obat yang Bisa Menyebabkan Hipotiroidisme

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Ketika obat yang diminum menyebabkan kelenjar tiroid kurang aktif dari seharusnya, ini disebut sebagai hipotiroidisme yang diinduksi oleh obat. 

Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat dua bahan kimia, yaitu hormon tiroid T3 dan T4, yang membantu tubuh mengontrol detak jantung, suhu, dan metabolisme. Ketika kelenjar hipofisis di dekatnya melepaskan hormon perangsang tiroid (TSH), itu memberi tahu kelenjar tiroid untuk mengirim lebih banyak T3 dan T4 ke seluruh tubuh.

Biasanya, obat-obatan yang menyebabkan hipotiroidisme secara langsung memengaruhi kadar TSH, T3, dan/atau T4. Beberapa di antaranya juga menyebabkan tiroiditis (radang kelenjar tiroid) yang juga dapat mengubah kadar TSH, T3, atau T4.

Kalau khawatir obat yang sedang kamu gunakan menyebabkan hipotiroidisme sebagai efek samping, mengetahui informasi berikut ini akan membantu.

1. Obat-obatan untuk hipertiroidisme

Obat hipertiroidisme seperti propylthiouracil, methimazole, yodium radioaktif (radioidine), dan kalium iodida, dilansir GoodRx Health. Masing-masing obat ini digunakan untuk mengobati hipertiroidisme, kondisi saat tubuh membuat terlalu banyak hormon tiroid.

Sebagai efek samping, obat-obatan tersebut bisa membuat kadar hormon tiroid turun terlalu rendah. Obat-obatan yang mengandung yodium, khususnya, menyebabkan kelenjar tiroid menyusut sehingga menghasilkan lebih sedikit hormon tiroid.

2. Litium

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Litium digunakan untuk gangguan bipolar. Hipotiroidisme akibat litium kemungkinan besar terjadi pada awal pengobatan, mengutip laporan dalam International Journal of Bipolar Disorders tahun 2016. Ini juga lebih mungkin terjadi pada perempuan berusia di atas 45 tahun dan orang dengan riwayat keluarga hipotiroidisme.

Faktanya, makin tua usia, makin besar kemungkinannya mengalami hipotiroidisme setelah mengonsumsi litium. Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin melihat gejala dari perubahan tiroid ini. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin hanya melihat perubahan ini pada nilai tes tiroid.

3. Amiodarone

Amiodarone digunakan untuk membuat detak jantung lebih teratur. Dikutip dari Medscape, obat ini mengandung banyak yodium (hampir 40 persen). 

Amiodarone dapat menyebabkan hipotiroidisme dengan dua cara utama, yaitu secara langsung dapat menghalangi pembentukan T3, dan dapat memblokir sinyal tubuh untuk membuat T3 dan T4.

Seseorang lebih mungkin mengembangkan hipotiroidisme akibat amiodarone jika kelenjar tiroidnya tidak dalam kondisi prima.

4. Penghambat tirosin kinase

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Penghambat tirosin kinase atau tyrosine kinase inhibitor (TKI) adalah kelas obat yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis kanker dan leukemia. Contohnya termasuk sunitinib dan sorafenib.

Hingga 40 persen orang yang menggunakan TKI akan mengalami hipotiroidisme. Studi dalam European Journal of Nuclear Medicine and Molecular Imaging tahun 2021 menunjukkan bahwa ini dapat terjadi mulai dari beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah memulai pengobatan.

5. Interleukin-2

Interleukin-2 umumnya digunakan untuk mengobati beberapa kanker atau leukemia. Merujuk pada laporan dalam jurnal Acta Endocrinologica (Copenhagen), sebagian kecil orang yang menggunakan obat ini mengalami tiroiditis, yang dapat menyebabkan hipotiroidisme.

6. Interferon alfa

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Interferon alfa digunakan untuk mengobati leukemia, melanoma, limfoma non-Hodgkin, dan sarkoma Kaposi. Obat ini juga bisa mengobati hepatitis C, hepatitis B, dan human papillomavirus (HPV). Menurut penelitian dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, obat ini lebih mungkin mengubah fungsi tiroid makin lama seseorang meminumnya.

Selain menyebabkan tiroiditis, obat ini memerintahkan tubuh untuk membuat antibodi yang melawan kelenjar tiroid. Dilaporkan bahwa hingga 15 persen orang yang mengembangkan antibodi ini akan menderita penyakit tiroid seperti hipotiroidisme.

7. Checkpoint inhibitor

Checkpoint inhibitor digunakan untuk membantu tubuh melawan tumor kanker. Contohnya termasuk nivolumab, pembrolizumab, dan ipilimumab. Mereka menyebabkan perubahan pada banyak hormon berbeda di seluruh tubuh, termasuk hormon tiroid.

Temuan penelitian dalam jurnal JAMA Oncology tahun 2018 melaporkan, mulai dari 4 persen hingga hampir 14 persen orang yang menggunakan checkpoint inhibitor mengalami hipotiroidisme. Risiko terbesar adalah dengan terapi kombinasi.

8. Thalidomide

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Meskipun jarang, tetapi ada laporan, seperti yang dilaporkan dalam Journal of the Royal Society of Medicine tahun 2004, tentang orang yang mengalami hipotiroidisme karena terapi thalidomide. Akan tetapi, para ahli belum tahu persis bagaimana itu bisa terjadi.

Thalidomide digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, termasuk multiple myeloma dan kusta.

Karena sebagian besar obat di atas fungsinya cukup penting, jadi jika terjadi hipotiroidisme dokter mungkin tidak langsung menghentikan pengobatan. Namun, karena kesehatan tiroid penting, dokter mungkin meresepkan obat seperti levothyroxine. Ini adalah versi sintetis dari T4 yang meniru hormon T4 alami sehingga dapat menggantikan hormon yang hilang dari tubuh.

Fungsi tiroid juga akan diperiksa secara teratur jika seseorang mengonsumsi salah satu dari obat di atas. Dokter dapat memeriksa tes tiroid setelah sekitar dua bulan memulai pengobatan. Kemudian mereka akan memeriksa setidaknya setiap 6 hingga 12 bulan untuk memastikan tiroid tetap sehat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us