Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Orang dengan Pekerjaan Ini Berisiko Rendah Meninggal karena Alzheimer

ilustrasi pengemudi taksi (pexels.com/Tim Samuel)
Intinya sih...
  • Penelitian menemukan sopir taksi dan ambulans memiliki risiko kematian akibat penyakit Alzheimer yang rendah.
  • Dua pekerjaan ini menuntut aktivitas mental dan fisik tinggi, serta interaksi sosial intens, yang membantu menjaga kesehatan otak.
  • Korelasi antara profesi ini dan tingkat kematian karena penyakit Alzheimer rendah memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi efek perlindungannya.

Penyakit Alzheimer adalah kondisi yang menyerang banyak individu lanjut usia. Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi risiko seseorang terkena penyakit ini, termasuk gaya hidup dan jenis pekerjaan. Menariknya, penelitian terbaru menemukan bahwa orang yang memiliki pekerjaan tertentu memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal karena penyakit Alzheimer.

Penelitian terkini telah mengidentifikasi sopir taksi dan sopir ambulans sebagai profesi dengan tingkat kematian yang sangat rendah akibat penyakit Alzheimer. Alasannya, keduanya menuntut aktivitas mental dan fisik yang tinggi, serta interaksi sosial yang intens, disebut-sebut dapat membantu menjaga kesehatan otak. Berikut ini ulasan penelitian tersebut.

1. Studi

Studi ini meneliti 443 profesi yang berbeda dan menemukan bahwa pengemudi taksi memiliki tingkat kematian terkait Alzheimer sebesar 1,03 persen, sementara pengemudi ambulans memiliki tingkat yang lebih rendah lagi yaitu 0,91 persen. Sebaliknya, populasi umum menunjukkan tingkat kematian terkait Alzheimer yang lebih tinggi, yaitu 1,69 persen (BMJ, 2024).

Para peneliti memiliki hipotesis bahwa tuntutan kognitif dari pekerjaan ini—terutama kebutuhan akan navigasi spasial dan memori waktu nyata—dapat berperan sebagai pelindung terhadap penyakit Alzheimer.

Hipokampus, wilayah otak yang penting untuk memori spasial dan navigasi, juga merupakan salah satu area pertama yang terkena Alzheimer. Dengan demikian, pekerjaan yang menuntut individu untuk terus-menerus menggunakan dan melatih kemampuan kognitif mereka dapat membantu menjaga kesehatan otak. Aktivitas mental yang intensif ini mungkin memperkuat koneksi saraf dan meningkatkan plastisitas otak, sehingga mengurangi risiko perkembangan gejala Alzheimer.

2. Tidak semua pekerjaan mengemudi memilki risiko Alzheimer yang rendah

ilustrasi pilot dan kopilot (pexels.com/Kelly)

Pekerjaan terkait mengemudi lainnya, seperti pengemudi bus dan pilot pesawat, tidak menunjukkan tingkat kematian akibat Alzheimer yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan populasi umum; tingkat kematian terkait Alzheimer pada pengemudi bus sebesar 1,65 persen dan pilot pesawat 2,34 persen.

Temuan ini menunjukkan bahwa tantangan navigasi unik yang dihadapi oleh pengemudi taksi dan ambulans mungkin menjadi kunci untuk menurunkan tingkat kematian akibat Alzheimer.

3. Implikasi untuk memahami Alzheimer

Para peneliti yang terlibat dalam studi ini mencatat bahwa meskipun ada korelasi antara menjadi pengemudi taksi atau ambulans dan tingkat kematian Alzheimer yang lebih rendah, tetapi hal ini tidak mengonfirmasi bahwa pekerjaan ini secara langsung mengurangi risiko terkena gangguan neurodegeneratif progresif tersebut.

Faktor-faktor lain, seperti kemampuan kognitif atau pilihan gaya hidup, dapat memengaruhi hubungan ini. Oleh sebab itu, meskipun hasilnya layak diselidiki lebih lanjut, tetapi penting untuk menghindari kesimpulan prematur mengenai efek perlindungan dari profesi ini terhadap penyakit Alzheimer. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperjelas dinamika yang kompleks ini.

4. Kenapa sopir taksi dan ambulans memiliki risiko rendah meninggal karena Alzheimer?

ilustrasi paramedis dan ambulans (pexels.com/Mikhail Nilov)

Ada beberapa alasan mengapa sopir taksi dan ambulans memiliki risiko rendah meninggal karena penyakit Alzheimer.

Misalnya, kebutuhan sopir taksi dan ambulans untuk menghafal tata letak kota yang kompleks dan beradaptasi dengan cepat terhadap rute yang berubah dapat meningkatkan ketahanan kognitif, yang berpotensi menunda atau mengurangi timbulnya gejala Alzheimer.

Ada juga kemungkinan bahwa individu yang cenderung memiliki keterampilan navigasi yang lebih baik lebih cenderung menekuni profesi ini, yang dapat mendistorsi hasil.

Penelitian ini membuka jalan baru untuk memahami bagaimana faktor pekerjaan dapat memengaruhi risiko terkena penyakit Alzheimer. Meskipun mengemudi taksi dan ambulans tidak menjamin perlindungan terhadap demensia, tetapi tuntutan kognitif mereka yang unik memerlukan penyelidikan lebih lanjut tentang bagaimana tugas serupa dapat berkontribusi terhadap kesehatan otak dari waktu ke waktu.

Temuan ini dapat mengarah pada strategi inovatif yang bertujuan untuk mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer pada populasi yang lebih luas.

Referensi

Vishal R Patel et al., “Alzheimer’s disease mortality among taxi and ambulance drivers: population based cross sectional study,” BMJ, December 17, 2024, e082194, https://doi.org/10.1136/bmj-2024-082194.
"Scientists Believe People Who Work In These Two Jobs Have a Lower Risk of Alzheimer's". Euro News. Diakses pada Desember 2024. 
"Do Taxi Drivers Really Have A Lower Risk Of Alzheimer’s Disease?" Forbes. Diakses pada Desember 2024. 
"These Surprising Professions Have the Lowest Rate of Alzheimer’s Disease Deaths". Independent. Diakses pada Desember 2024. 
"People with These Jobs Have Low Risk of Dying From Alzheimer's. Not Pilots or Doctors". India Today. Diakses pada Desember 2024. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us