Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penanganan Cedera dengan PEACE and LOVE, Apa Maksudnya?

ilustrasi cedera pergelangan kaki (pixabay.com/jacqueline macou)
Intinya sih...
  • Alih-alih PRICE, beberapa ahli beralih ke metode PEACE and LOVE sebagai alternatif untuk menangani cedera seperti sprain dan strain.
  • PEACE: Protect, Elevate, Avoid anti-inflammatory modalities, Compress, Education.
  • LOVE: Load, Optimism, Vascularisation, Exercise.

Saat beraktivitas atau berolahraga, kamu mungkin mengalami otot tertarik atau pergelangan kaki terkilir. Setelah itu terjadi, kamu mungkin segera mengaplikasikan kompres dingin atau mengambil obat antiperadangan yang dijual bebas. Namun, beberapa ahli kesehatan kini menyarankan untuk menghindari obat antiperadangan selama tahap awal cedera jaringan lunak.

Ada panduan "PEACE and LOVE", sebuah pendekatan yang lebih baru namun tidak diadopsi secara universal, yang direkomendasikan oleh beberapa ahli untuk menangani cedera seperti sprain dan strain.

Sprain dan strain berbeda pada penyebabnya. Sprain (keseleo) terjadi ketika ligamen meregang berlebihan atau mengalami robekan. Ligamen adalah jaringan yang menghubungkan dua tulang dalam sendi.

Sprain bisa terjadi di bagian sendi seperti pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, dan ibu jari saat mengalami tekanan berlebih. Contoh insidennya adalah mendarat di permukaan yang tidak rata setelah melompat atau jatuh pada posisi menahan dengan pergelangan tangan.

Sementara itu, strain (salah urat) terjadi pada bagian otot tau tendon (jaringan ikat yang menghubungkan otot ke tulang). Penyebabnya antara lain mengangkat beban berat dengan postur yang salah, gerakan mendadak, atau melakukan gerakan berulang-ulang secara berlebihan.

Inilah informasi seputar panduan PEACE and LOVE untuk menangani cedera jaringan lunak.

Metode PEACE and LOVE

ilustrasi cedera olahraga (pexels.com/Allan Mas)

Sebelum membahas PEACE and LOVE, kamu perlu memahami dulu panduan awal dalam menangani cedera jaringan lunak.

Sudah lama dokter merekomendasikan cedera ini dengan metode RICE, yaitu singkatan dari rest (istirahat), ice (es/dingin), compress (kompresi), dan elevate (mengangkat area cedera lebih tinggi). Akronim tersebut kemudian berkembang menjadi PRICE, dengan penambahan "P" adalah protect (melindungi area tersebut dari cedera lebih lanjut).

Baru-baru ini, beberapa ahli beralih ke metode PEACE and LOVE sebagai alternatif. Dua peneliti Kanada memperkenalkan konsep tersebut dalam editorial yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine tahun 2020.

PEACE 

P: Protect (lindungi)

Kurangi atau batasi pergerakan selama 1–3 hari untuk meminimalkan perdarahan, mencegah distensi serat otot yang cedera, dan mengurangi risiko memperparah cedera.

Minimalkan istirahat karena istirahat yang lama dapat mengganggu kekuatan dan kualitas jaringan. Sinyal nyeri seharusnya memandu penghentian perlindungan.

E: Elevate (tinggikan)

Tinggikan anggota tubuh lebih tinggi dari jantung untuk meningkatkan aliran cairan interstitial (cairan yang terletak diantara sel) keluar dari jaringan.

Walaupun bukti yang ada lemah untuk mendukung penggunaannya, tetapi peninggian menunjukkan rasio risiko terhadap manfaat yang rendah.

A: Avoid anti-inflammatory modalities (menghindari modalitas antiinflamasi)

Berbagai fase peradangan membantu memperbaiki jaringan lunak yang rusak. Oleh karena itu, menghambat peradangan dengan obat-obatan dapat berdampak negatif pada penyembuhan jaringan dalam jangka panjang, terutama bila digunakan dengan dosis yang lebih tinggi. Standar perawatan untuk cedera jaringan lunak tidak boleh mencakup obat antiperadangan atau antiinflamasi.

Para peneliti juga mempertanyakan penggunaan cryotherapy. Meski penggunaannya luas di kalangan dokter dan masyarakat, tetapi tidak ada bukti berkualitas tinggi mengenai kemanjuran es dalam mengobati cedera jaringan lunak.

Walaupun sebagian besar bersifat analgesik, tetapi es berpotensi mengganggu peradangan, angiogenesis (proses terbentuknya pembuluh darah baru) dan revaskularisasi (mengembalikan aliran darah), menunda infiltrasi neutrofil (salah satu jenis sel darah putih yang bertugas untuk memberikan respons pertama dalam melawan serangan infeksi virus, bakteri, atau kuman patogen lainnya) dan makrofag (jenis sel darah putih dari sistem imun yang menelan dan mencerna patogen, seperti sel kanker, mikroba, puing-puing seluler, dan zat asing) serta meningkatkan serat otot yang belum matang. Hal ini dapat menyebabkan gangguan perbaikan jaringan dan sintesis kolagen yang berlebihan.

C: Compress (kompresi)

Tekanan mekanis eksternal dengan menggunakan plester atau perban membantu membatasi edema intra artikular (sendi bengkak) dan perdarahan jaringan.

Walaupun ada penelitian yang bertentangan, tetapi kompresi setelah keseleo pergelangan kaki tampaknya mengurangi pembengkakan dan meningkatkan kualitas hidup.

E: Education (edukasi)

Terapis harus mendidik pasien tentang manfaat pendekatan aktif dalam pemulihan. Modalitas pasif, seperti elektroterapi, terapi manual, atau akupunktur, pada tahap awal setelah cedera memiliki efek yang tidak signifikan terhadap nyeri dan fungsi dibandingkan dengan pendekatan aktif, dan bahkan mungkin kontraproduktif dalam jangka panjang.

Menekankan pada lokus kontrol eksternal atau "kebutuhan untuk memperbaiki" bisa mengarah pada perilaku yang bergantung pada terapi.

Edukasi yang lebih baik mengenai kondisi dan manajemen beban akan membantu menghindari pengobatan yang berlebihan. Hal ini pada gilirannya mengurangi kemungkinan suntikan atau pembedahan yang tidak perlu, dan mendukung pengurangan biaya perawatan kesehatan (misalnya, karena kompensasi kecacatan yang terkait dengan nyeri pinggang).

Walaupun teknologi medis sudah sangat maju, tetapi para peneliti menganjurkan untuk menetapkan harapan yang realistis kepada pasien mengenai waktu pemulihan daripada mengejar pendekatan "pengobatan ajaib."

ilustrasi dokter menangani pasien yang cedera (freepik.com/freepik)

LOVE

Setelah hari-hari pertama cedera berlalu, jaringan lunak membutuhkan LOVE. Maksudnya adalah:

L: Load (beban)

Pendekatan aktif dengan gerakan dan olahraga bermanfaat bagi sebagian besar pasien dengan gangguan muskuloskeletal (berhubungan dengan otot dan tulang).

Stres mekanis harus ditambahkan sejak dini dan aktivitas normal dilanjutkan segera setelah gejalanya memungkinkan. Pembebanan yang optimal tanpa memperburuk nyeri mendorong perbaikan, remodeling (renovasi), dan membangun toleransi jaringan serta kapasitas tendon, otot, dan ligamen melalui transduksi mekanis.

O: Optimism (optimisme)

Optimisme pasien dikaitkan dengan hasil dan prognosis yang lebih baik. Faktor psikologis seperti bencana alam, depresi, dan ketakutan dapat menjadi hambatan dalam pemulihan. Keyakinan dan emosi dianggap lebih menjelaskan variasi gejala setelah keseleo pergelangan kaki dibandingkan derajat patofisiologinya.

V: Vascularisation (vaskularisasi)

Aktivitas kardiovaskular merupakan landasan dalam pengelolaan cedera muskuloskeletal. Meskipun penelitian mengenai dosis diperlukan, tetapi latihan aerobik bebas nyeri harus dimulai beberapa hari setelah cedera untuk meningkatkan motivasi dan meningkatkan aliran darah ke struktur yang cedera.

Mobilisasi dini dan latihan aerobik meningkatkan fungsi fisik, mendukung kembali bekerja, dan mengurangi kebutuhan obat nyeri pada individu dengan kondisi muskuloskeletal.

E: Exercise (berolahraga)

Ada bukti kuat yang mendukung penggunaan olahraga untuk pengobatan keseleo pergelangan kaki dan untuk mengurangi prevalensi cedera berulang. Latihan membantu memulihkan mobilitas, kekuatan, dan propriosepsi sejak dini setelah cedera.

Nyeri harus dihindari untuk memastikan perbaikan yang optimal selama fase pemulihan subakut, dan harus digunakan sebagai panduan untuk kemajuan olahraga.

Mengelola cedera jaringan lunak lebih dari sekadar pengendalian kerusakan jangka pendek. Mirip dengan cedera lainnya, dokter harus menargetkan untuk mendapatkan hasil jangka panjang yang menguntungkan dan merawat orang yang mengalami cedera, bukan cedera pada orang tersebut.

Referensi

Eka Hospital. Diakses pada Juli 2024. Perbedaan Sprain Dan Strain, Ini Penjelasannya.
Dubois, Blaise, dan Jean-Francois Esculier. “Soft-tissue injuries simply need PEACE and LOVE.” British Journal of Sports Medicine 54, no. 2 (3 Agustus 2019): 72–73.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us