Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penyakit Ebola: Gejala, Pengobatan, Pencegahan

ilustrasi penanganan pasien dengan penyakit Ebola (flickr.com/Paul Foguenne)
Intinya sih...
  • Ebola adalah penyakit virus yang langka dan mematikan, menimbulkan gejala seperti demam, nyeri, diare, dan pendarahan internal maupun eksternal.
  • Penyakit ini disebabkan oleh empat spesies virus Ebola yang menginfeksi manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
  • Saat ini terdapat dua vaksin Ebola berlisensi yang aman dan efektif dalam melindungi terhadap spesies virus Ebola Zaire, dan uji klinis untuk vaksin yang menargetkan strain virus Ebola telah dimulai.

Penyakit virus Ebola adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola, yang termasuk dalam famili filovirus. Penyakit ini dikenal dengan Ebola virus disease (EVD) atau Ebola haemorrhagic fever (EHF).

Ebola adalah virus langka mematikan yang bisa menyebabkan demam, nyeri, diare, dan terkadang pendarahan di dalam maupun luar tubuh. Saat virus menyebar ke seluruh tubuh, virus ini akan merusak sistem kekebalan dan organ tubuh. Pada akhirnya, Ebola akan menyebabkan tingkat sel pembekuan darah menjadi turun. 

1. Gejala

Gejala Ebola dapat muncul tiba-tiba dan biasanya diawali dengan demam, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Gejala ini diikuti dengan muntah, diare, ruam, dan pendarahan internal maupun eksternal.

Masa inkubasi (waktu antara infeksi dan timbulnya gejala) berkisar antara 2 hingga 21 hari. Ebola hanya menular setelah gejala muncul, dan penularan dapat terus berlanjut selama virus tersebut masih berada di dalam tubuh, bahkan setelah kematian.

Beberapa orang yang pulih dari Ebola mungkin mengalami gejala jangka panjang yang berlangsung selama dua tahun atau lebih, termasuk:

  • Merasa kelelahan.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri otot dan sendi.
  • Nyeri mata dan masalah penglihatan.
  • Kenaikan berat badan.
  • Nyeri perut dan kehilangan nafsu makan.
  • Rambut rontok dan masalah kulit.
  • Masalah tidur.
  • Gangguan pendengaran.
  • Depresi dan kecemasan.

Konsultasikan dengan dokter jika:

  • Memiliki gejala dan pernah berada di daerah yang diketahui memiliki kasus Ebola.
  • Pernah melakukan kontak dengan seseorang yang mungkin pernah terjangkit Ebola.

2. Jenis

Virus Ebola (wikipedia.org/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image Library/Cynthia Goldsmith)

Virus yang menyebabkan Ebola dinamai berdasarkan lokasi tempat pertama kali virus tersebut diidentifikasi (meskipun telah terjadi wabah di lokasi lain sejak saat itu). Virus-virus tersebut meliputi:

  • Zaire ebolavirus: Dikenal juga sebagai virus Ebola, ini menyebabkan penyakit virus Ebola (EVD).
  • Sudan ebolavirus: Dikenal juga sebagai virus Ebola Sudan, ini menyebabkan penyakit virus Sudan (SVD).
  • Taï Forest ebolavirus: Dikenal juga sebagai virus Taï Forest, ini menyebabkan penyakit virus Taï Forest (TAFV).
  • Bundibugyo ebolavirus: Dikenal juga sebagai virus Bundibugyo, ini menyebabkan penyakit virus Bundibugyo (BDBV).

3. Penyebaran virus Ebola

ilustrasi virus Ebola (unsplash.com/CDC)

Ebola tidak dapat ditularkan melalui udara atau hanya dengan sentuhan. Transmisi virus memerlukan kontak langsung dengan cairan tubuh seseorang yang sudah terinfeksi virus Ebola. Virus Ebola dapat ditularkan melalui darah, ASI, air liur, keringat, kotoran, dan cairan tubuh lainnya.

Transmisi virus bisa terjadi melalui mata, hidung, mulut, kulit yang terbuka, atau kontak seksual. Petugas kesehatan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk tertular virus Ebola karena berinteraksi langsung dengan darah dan cairan tubuh lain.

Proses pemakaman yang melibatkan kontak langsung dengan mayat juga bisa berkontribusi dalam penyebaran Ebola. Seseorang tetap bisa menyebarkan virus selama darah mereka mengandung Ebola, walaupun orang tersebut sudah meninggal. 

4. Diagnosis

Penyakit infeksi Ebola mungkin sulit dibedakan secara klinis dari penyakit menular lainnya, seperti malaria, demam tifoid, dan meningitis. Gejala kehamilan dan gejala penyakit Ebola juga sangat mirip. Karena risiko pada kehamilan, ibu hamil idealnya harus dites dengan cepat saat dicurigai terinfeksi Ebola.

Tes darah bisa mengidentifikasi antibodi virus Ebola. Hal yang dilihat dalam tes tersebut bisa meliputi:

  • Jumlah sel darah putih yang sangat tinggi atau rendah.
  • Jumlah trombosit rendah.
  • Peningkatan enzim hati.
  • Tingkat faktor koagulasi abnormal.

Selain tes darah, dokter juga akan mempertimbangkan risiko penyebaran virus terhadap orang-orang sekitar pasien tersebut.

5. Pengobatan

ilustrasi obat (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Terdapat dua vaksin Ebola berlisensi.

Ervebo dilisensikan pada November 2019 oleh European Medicines Agency (EMA) dan diprakualifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) melisensikan vaksin tersebut pada Desember 2019. Sejak saat itu, Burundi, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Ghana, Guinea, Rwanda, Uganda, dan Zambia juga telah menyetujui vaksin tersebut.

Vaksin tersebut aman dan melindungi terhadap spesies virus Ebola Zaire. Vaksin ini direkomendasikan oleh Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) on Immunization sebagai bagian dari perangkat respons wabah Ebola yang lebih luas.

Pada Mei 2020, EMA merekomendasikan untuk memberikan otorisasi pemasaran kepada vaksin baru kedua yang diberikan dalam dua dosis, yang disebut Zabdeno (Ad26.ZEBOV) dan Mvabea (MVA-BN-Filo) untuk individu berusia 1 tahun ke atas.

Vaksin diberikan dalam dua dosis: Zabdeno diberikan terlebih dahulu dan Mvabea diberikan sekitar delapan minggu kemudian sebagai dosis kedua. Rejimen profilaksis dua dosis ini tidak cocok untuk respons wabah yang membutuhkan perlindungan segera.

Bagi individu yang berisiko tinggi terpapar Ebola (misalnya, tenaga kesehatan dan mereka yang tinggal di atau mengunjungi daerah dengan wabah yang sedang berlangsung) yang telah menyelesaikan rejimen vaksinasi Zabdeno dan Mvabea dua dosis, vaksinasi penguat Zabdeno harus dipertimbangkan jika lebih dari empat bulan telah berlalu sejak dosis kedua diberikan.

Terbaru, Uganda memulai uji klinis untuk vaksin yang menargetkan strain virus Ebola Sudan pada Senin, 3 Februari 2025. Tindakan ini didorong oleh wabah baru-baru ini di ibu kota, Kampala, yang mengakibatkan kematian seorang perawat dan dua kasus tambahan yang dikonfirmasi dalam keluarga yang sama.

Vaksin uji coba, yang dikembangkan oleh International AIDS Vaccine Initiative (IAVI), sedang diberikan oleh Makerere Lung Institute, yang telah menerima sekitar 2.460 dosis.

Fokus utama uji coba ini adalah pada petugas kesehatan dan individu yang telah terpapar virus. WHO telah menyoroti uji coba ini sebagai langkah signifikan dalam respons kesehatan masyarakat, dengan mencatat bahwa saat ini tidak ada vaksin yang disetujui untuk strain Ebola Sudan.

6. Pencegahan

ilustrasi pencegahan penyakit (unsplash.com/Kobby Mendez)

Ada beberapa cara untuk mencegah penyakit infeksi Ebola, meliputi:

  • Menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh orang yang diduga terinfeksi Ebola.
  • Menjaga kebersihan dengan baik, seperti rutin mencuci tangan dengan sabun dan air, atau pembersih tangan berbasis alkohol.
  • Tidak ikut serta dalam proses penguburan yang melibatkan interaksi langsung dengan mayat.
  • Mengenakan pakaian pelindung di sekitar satwa liar.
  • Tidak menyentuh barang-barang yang berhubungan dengan pasien Ebola. Ini meliputi pakaian, tempat tidur, jarum, atau peralatan medis.

Petugas kesehatan dan teknisi laboratorium juga harus melakukan tindakan pencegahan. Ini termasuk mengisolasi pasien Ebola dan mengenakan gaun pelindung, sarung tangan, masker, dan pelindung mata. 

Ebola diketahui dapat mengancam jiwa, tetapi kemajuan dalam vaksin dan perawatan telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup. Penyakit ini masih dapat menyebabkan dampak kesehatan yang bertahan lama, jadi mengambil tindakan perlindungan sangat penting.

Jika curiga terpapar, pantau kesehatan dan segera cari pertolongan medis jika gejala muncul.

Referensi

"Penyakit Virus Ebola (PVE/EVD)." Penyakit Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI. Diakses Februari 2025.
"Ebola virus disease." World Health Organization. Diakses Februari 2025.
"Groundbreaking Ebola vaccination trial launches today in Uganda." World Health Organization. Diakses Februari 2025.
"Ebola Virus Disease." Cleveland Clinic. Diakses Februari 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Rifki Wuda Sudirman
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us