Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penyakit Mad Hatter (Erethisme): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

ilustrasi penyakit mad hatter (pexels.com/Engin Akyurt)
ilustrasi penyakit mad hatter (pexels.com/Engin Akyurt)

Penyakit mad hatter atau mad hatter's disease adalah suatu kondisi kronis yang disebabkan oleh paparan merkuri dalam jumlah yang cukup signifikan. Dengan kata lain, ini adalah bentuk dari keracunan merkuri yang dapat memengaruhi kinerja sistem saraf. Gejala yang tampak cenderung berkaitan dengan perubahan emosional, mental, dan perilaku.

Penyakit mad hatter dapat menyebabkan seseorang mengalami efek neurologis parah, atau dikenal juga dengan erethisme. Kondisi ini terbilang cukup langka. Namun, seseorang yang bekerja di lingkungan dengan paparan merkuri dan yang sering mengonsumsi ikan yang kandungan merkurinya tinggi juga berisiko mengembangkan penyakit mad hatter.

1. Apa itu keracunan merkuri?

ilustrasi menanam pohon (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi menanam pohon (pexels.com/Karolina Grabowska)

Merkuri termasuk unsur kimia logam yang dapat menguap pada suhu tertentu. Apabila merkuri masuk ke dalam tubuh kita (misalnya terhirup) dengan intensitas sering, ini dapat menyebabkan masalah kesehatan. Pernyataan ini didukung oleh penelitian dalam jurnal Annals of Occupational and Environmental Medicine yang mengungkapkan bahwa merkuri dapat merusak otak dan paru-paru.

Bisa dibilang kalau merkuri adalah racun bagi saraf. Pasalnya, paparan merkuri dapat mengganggu kinerja sistem saraf yang mengarah pada psikosis dan halusinasi.

Sementara itu, studi dalam Journal of Environmental and Public Health memaparkan beberapa bagian tubuh lain yang juga dapat berisiko terdampak paparan merkuri, yakni perut, kulit, ginjal, hati, tiroid, payudara, hati, otot, kelenjar adrenal, testis, dan prostat.

2. Asal muasal istilah

ilustrasi Mad Hatter dalam Alice in Wonderland (pixabay.com/Prawny)
ilustrasi Mad Hatter dalam Alice in Wonderland (pixabay.com/Prawny)

Laporan dalam Journal of Biomedicine & Biotechnology menjelaskan, pada abad pertengahan di Eropa, masyarakatnya menggunakan merkuri dalam bidang manufaktur dan pengobatan. Ini kemudian berkembang pada para pekerja pembuat topi, di mana mereka terpapar merkuri dalam kurun waktu yang cukup lama. Akibatnya, orang-orang mengembangkan gejala yang tidak biasa hingga dilabeli dengan "mad as a hatter".

Beberapa tahun kemudian, seorang penulis bernama Lewis Carroll menuliskan cerita fantasi bertajuk Alice in Wonderland. Dalam cerita tersebut ia menciptakan tokoh bernama Mad Hatter, yang kemudian nama tersebut diadopsi untuk menggambarkan seseorang yang terpapar merkuri berlebih.

3. Gejala

ilustrasi pusing (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi pusing (pexels.com/Kindel Media)

Gejala penyakit mad hatter tergantung pada tingkat dan jenis paparan merkuri. Secara umum, kondisi ini ditandai dengan gejala paparan yang cukup berkesinambungan. Pada tahap awal gejala, seseorang mungkin akan mengembangkan beberapa gejala, meliputi:

  • Batuk.
  • Diare.
  • Mual dan muntah.
  • Radang gusi (gingivitis).
  • Muncul ruam pada kulit.
  • Peningkatan air liur.

Sementara itu, gejala yang sudah mengindikasikan keparahan yakni:

  • Insomnia.
  • Sakit kepala.
  • Gugup dan lekas marah.
  • Kehilangan massa otot.
  • Timbul rasa malu berlebihan.
  • Timbul permasalahan terkait mental.
  • Perubahan suasana hati, sensasi, memori, dan kepribadian.

4. Penyebab

ilustrasi ikan (unsplash.com/Duangphorn Wiriya)
ilustrasi ikan (unsplash.com/Duangphorn Wiriya)

Penyebab umum penyakit mad hatter adalah paparan merkuri yang berkepanjangan. Adapun pola paparan dapat bervariasi berdasarkan situasi dan kondisi individu yang bersangkutan. Biasanya pola tersebut terbagi ke dalam tiga kategori, yakni:

  • Elemental mercury: Dapat berasal dari termometer dan lampu neon, yang mana keduanya mengandung unsur merkuri. Dalam pola ini, uap unsur merkuri dapat terhirup misalnya di tempat kerja, misalnya pada operasi pertambangan.
  • Inorganic mercury: Biasanya ditemukan dalam penggunaan obat-obatan, krim kulit, dan produk lain untuk pengawet. Pola paparan dapat terhirup, dioleskan, serta dikonsumsi.
  • Organic mercury: Dalam pola ini biasanya terjadi dalam kasus mengonsumsi makanan laut, seperti ikan dan kerang yang mengandung senyawa metil merkuri.

Mengacu pada penyebab di atas, secara gamblang dapat ditarik benang merah mengenai faktor risiko yang dapat memicu penyakit mad hatter. Faktor risiko tersebut berkaitan dengan:

  • Seseorang yang terpapar merkuri di tempat kerja, misalnya klinik gigi, tempat peleburan logam, fasilitas pertambangan, dan tempat operasi penangkapan ikan.
  • Seseorang yang mengonsumsi makanan dengan kandungan tinggi merkuri, misalnya ikan todak, marlin, raja makarel, hiu, dan tuna mata besar.

5. Perawatan

ilustrasi istirahat (pexels.com/Victoria Borodinova)
ilustrasi istirahat (pexels.com/Victoria Borodinova)

Perawatan untuk keracunan merkuri adalah melibatkan pencegahan paparan lebih lanjut. Ini biasanya dilakukan dengan pemberian oksigen, cairan, dan bronkodilator.

Jika jumlah merkuri cukup tinggi dalam darah dan urine, dokter mungkin meresepkan obat khusus yang dikenal dengan agen pengkelat, seperti penisilamin dan dimercaprol.

Siapa pun yang merasa mengembangkan gejala akibat paparan merkuri harus segera mendatangi dokter. Pada praktik diagnosis, dokter dapat menggunakan beberapa prosedur medis seperti tes darah, sinar-X, dan kajian toksikologi. Hal ini juga menghindari kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.

Penyakit mad hatter mengacu pada sekumpulan gejala neurologis akibat paparan merkuri dalam waktu cukup lama. Paparannya dapat berasal dari lingkungan tempat kerja sampai makanan yang dikonsumsi.

Setelah memahami bahaya akan paparan merkuri, sebaiknya kamu tetap waspada dalam memilih lingkungan kerja. Selain itu, pertimbangkan kembali konsumsi makanan laut yang berpotensi mengandung merkuri dalam jumlah cukup tinggi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Bayu Aditya Suryanto
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us