11 Penyebab Gusi Berdarah saat Flossing

- Gusi berdarah saat flossing bisa jadi tanda masalah kesehatan gigi dan gusi.
- Ketika plak dan bakteri berkumpul di bawah gusi, ini dapat menyebabkan pendarahan besar pada gusi, bahkan keropos pada gigi.
- Kekurangan nutrisi tertentu, teknik flossing yang salah, perubahan hormon, obat antikoagulan, atau anemia pernisiosa dapat menjadi penyebab gusi berdarah.
Gusi berdarah saat flossing atau membersihkan gigi dengan benang gigi (dental floss) bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan gigi dan gusi. Banyak orang menganggap ini sebagai hal yang wajar, terutama jika mereka baru mulai rutin membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi.
Akan tetapi, perdarahan pada gusi bisa menandakan kondisi seperti peradangan, kebiasaan flossing yang kurang tepat, atau bahkan penyakit gusi yang lebih serius. Dalam artikel ini akan dibahas berbagai kemungkinan penyebab gusi berdarah saat flossing serta cara mencegahnya.
1. Penyakit periodontal
Ketika plak dan bakteri berkumpul di bawah gusi, plak dan bakteri tersebut cenderung mengeras. Penumpukan keras ini biasanya disebut sebagai kalkulus atau karang gigi. Jumlah bakteri ini biasanya tidak dapat dibersihkan hanya dengan menyikat gigi.
Jika tidak dihilangkan, ini dapat menyebabkan pendarahan besar pada gusi, bahkan keropos pada gigi. Ketika peradangan sampai pada titik ini, biasanya disebut sebagai penyakit periodontal.
Penyakit periodontal adalah infeksi bakteri yang menyebabkan gusi berdarah dan membengkak. Pada akhirnya, ini dapat merusak tulang yang menyangga gigi, menyebabkan gigi goyang dan tanggal.
Kondisi ini lebih mungkin terjadi seiring bertambahnya usia, paling sering terjadi pada orang yang berusia di atas 30 tahun. Namun, kondisi ini dapat mempengaruhi siapa saja yang memiliki kebersihan mulut yang buruk.
Beberapa orang juga secara genetik lebih rentan terhadap penyakit periodontal daripada yang lain. Jika orang tua kandung atau kakek nenek memiliki riwayat penyakit gusi, kamu lebih mungkin untuk memilikinya juga.
2. Radang gusi

Radang gusi adalah bentuk penyakit gusi yang ringan, yang mana gusi cenderung berdarah ketika disikat atau dibersihkan dengan benang gigi. Pendarahan biasanya disebabkan oleh penumpukan plak, yaitu bakteri yang berkumpul di sekitar garis gusi gigi.
Zat lengket ini sulit dihilangkan jika teknik pembersihan tidak tepat, yang dapat menyebabkan gusi membengkak dan mudah berdarah.
Gusi yang sehat berwarna merah muda pucat. Gusi yang sehat akan melekat erat di sekitar gigi.
Gejala-gejala radang gusi meliputi:
- Gusi bengkak.
- Gusi berwarna merah terang atau merah tua atau lebih gelap dari biasanya.
- Gusi yang mudah berdarah saat menyikat gigi atau menggunakan benang gigi.
- Gusi yang lunak.
- Bau mulut.
3. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi dalam makanan—seperti vitamin C dan K—dapat menjadi alasan lain mengapa gusi berdarah saat flossing. Memenuhi kebutuhan vitamin C harian dalam pola makan sehari-hari akan memastikan jaringan gusi tetap kuat.
Vitamin K membantu pembekuan darah dengan benar, yang akan mengurangi pendarahan. Meningkatkan asupan makanan seperti bayam dan blueberry dapat membantu jika kekurangan nutrisi tersebut.
4. Teknik flossing yang salah

Cara menggunakan benang gigi yang salah juga bisa menjadi alasan gusi berdarah. Teknik flossing yang tidak tepat dapat meninggalkan bakteri berbahaya dan terkadang menyebabkan jaringan gusi terluka.
Menyikat gigi dengan benar setidaknya sekali sehari dapat menyebabkan gusi tidak terlalu meradang dan tidak mudah berdarah.
Petunjuk penggunaan benang gigi:
- Siapkan benang gigi dan cermin, flossing di depan cermin.
- Ambil benang gigi sepanjang 30–45 cm. Cara lebih mudah adalah diukur dengan memegang benang menggunakan ujung jari tangan, lalu tarik benang ke arah siku.
- Lilitkan sebagian besar benang pada jari tengah tangan dominan, lalu gulung sisa benang pada jari tengah tangan lainnya.
- Dengan kuat, pegang benang menggunakan jempol dan telunjuk.
- Sisipkan benang ke sela-sela gigi dengan gerakan maju mundur secara lembut hingga mencapai dasar gusi.
- Tekuk benang hingga membentuk huruf C pada gigi yang ingin dibersihkan.
- Tekan benang ke gigi yang dibersihkan, kemudian lakukan gerakan naik-turun sebanyak 8–10 kali untuk membersihkan sela-sela gigi dari sisa makanan dan plak.
- Keluarkan benang dari sela-sela gigi, lalu gulung benang agar gigi berikutnya dibersihkan dengan benang yang bersih.
- Ulangi tahapan tersebut ke semua gigi, atas dan bawah. Lakukannya secara berurutan agar tidak ada gigi yang terlewat.
5. Perubahan hormon
Perubahan hormon—seperti peningkatan estrogen dan progesteron—dapat menyebabkan peningkatan aliran darah ke jaringan gusi. Peningkatan sirkulasi darah dapat menyebabkan gusi membengkak, menjadi lunak, dan lebih mudah berdarah saat teriritasi karena menyikat gigi atau menggunakan benang gigi.
Hal ini lebih mungkin terjadi selama:
- Pubertas.
- Kehamilan.
- Menstruasi.
- Menopause.
- Menggunakan alat kontrasepsi.
- Sedang hamil.
Perubahan hormon yang terjadi pada masa pubertas juga dapat meningkatkan sensitivitas gusi. Anak-anak pada usia tersebut juga cenderung kurang rajin menyikat gigi maupun menggunakan benang gigi.
6. Melakukan perawatan gigi

Kejadian-kejadian tertentu seperti pasca menjalani perawatan gigi, memakan sesuatu yang tajam atau keras, dapat menyebabkan kerusakan sementara pada jaringan gusi yang membuatnya berdarah.
Kabar baiknya, jaringan gusi dapat sembuh lebih cepat daripada kebanyakan luka pada kulit. Jadi, akan kembali normal dalam waktu singkat.
7. Trench mouth
Trench mouth atau acute necrotizing ulcerative gingivitis adalah infeksi gusi yang serius. Ini adalah bentuk radang gusi yang lebih parah. Kondisi ini akan membuat gusi berdarah, sakit, dan bengkak. Ini juga menyebabkan ulkus atau lesi di antara gigi dan membunuh jaringan gusi.
Trench mouth dikaitkan dengan kondisi dan aktivitas yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Tanpa pengobatan, kondisi ini dapat merusak jaringan gusi, kemudian menyebar ke jaringan di dekatnya seperti pipi, bibir, atau tulang rahang.
Trench mouth terjadi ketika bakteri alami di mulut mulai berkembang biak atau tumbuh berlebihan, sehingga menginfeksi gusi. Beberapa hal yang memicu pertumbuhan berlebihan adalah:
- Positif HIV.
- Mempunyai diabetes.
- Riwayat radang gusi.
- Mengalami cedera gusi.
- Kurang tidur.
- Merokok.
- Penyalahgunaan alkohol.
- Pola makan yang buruk.
- Kebersihan mulut yang buruk.
8. Diabetes

Ketika gula darah tinggi akibat diabetes, air liur di sekitar gigi dan di bawah gusi akan mengandung lebih banyak gula. Kondisi ini membuat kuman dan plak yang berbahaya tumbuh. Penyakit gusi membuat gusi berdarah, terlihat merah, dan membengkak. Gula darah yang tinggi dapat membuat penyakit gusi lebih cepat memburuk.
Jika mengontrol gula darah dengan baik, masalah ini cenderung tidak akan terjadi. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki kontrol yang baik terhadap diabetes lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki penyakit gusi daripada mereka yang tidak mengontrol diabetes dengan baik. Mereka juga cenderung kehilangan lebih sedikit gigi akibat penyakit gusi.
Terlebih lagi, penelitian menunjukkan bahwa memiliki penyakit gusi dapat memperburuk gula darah. Namun, pertolongan yang cepat untuk penyakit gusi dapat memperbaiki kadar gula darah.
9. Konsumsi antikoagulan
Antikoagulan adalah sekelompok obat yang mengurangi kemampuan darah untuk membeku. Obat ini bekerja dengan cara membiarkan tubuh memecah gumpalan yang ada atau dengan mencegah pembentukan gumpalan baru.
Obat ini sering kali mengobati dan mencegah kondisi mengancam jiwa yang dapat terjadi karena pembekuan darah, seperti stroke, serangan jantung, dan emboli paru.
Ketika gumpalan darah bekerja sebagaimana mestinya, itu akan terbentuk di lokasi cedera yang perlu diperbaiki dan akan tetap bertahan. Namun, ketika gumpalan tidak berada di satu tempat atau terbentuk di aliran darah, gumpalan tersebut dapat menjadi sangat berbahaya.
Jika terlalu besar, gumpalan dapat tersangkut di pembuluh darah yang lebih kecil. Namun, jika pembuluh darah yang lebih kecil itu berada di lokasi yang kritis, maka dapat menghalangi aliran darah yang dibutuhkan salah satu organ tubuh untuk bertahan hidup.
Risiko efek samping yang paling umum dari antikoagulan adalah perdarahan.
10. Anemia pernisiosa

Anemia pernisiosa, salah satu penyebab kekurangan vitamin B12, adalah kondisi autoimun yang mencegah tubuh menyerap vitamin B12. Tanpa vitamin B12 yang cukup, kamu memiliki lebih sedikit sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Kamu dapat mengalami anemia pernisiosa selama beberapa tahun sebelum menyadari adanya perubahan pada tubuh. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan masalah serius, termasuk kerusakan permanen pada sistem saraf. Dokter mengobati anemia pernisiosa dengan meresepkan suplemen vitamin B12.
Istilah “pernisiosa” berarti berbahaya dan penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa sistem tubuh, di antaranya:
- Masalah sistem pencernaan yang menyebabkan mual, kembung dan penurunan berat badan.
- Kerusakan sistem saraf yang menyebabkan kelemahan otot, mati rasa atau kesemutan pada tangan dan kaki, kehilangan ingatan dan demensia.
- Masalah jantung yang dapat menyebabkan jantung berdebar-debar (merasa jantung berdetak terlalu cepat atau detaknya tidak beraturan).
- Kelemahan dan kelelahan.
Salah satu gejala anemia pernisiosa adalah perdarahan gusi, yang terjadi karena tubuh mengalami gangguan dalam pembentukan sel darah merah yang sehat, sehingga jaringan di mulut, termasuk gusi, menjadi lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi.
11. Menyikat gigi
Menyikat gigi adalah hal yang sangat baik untuk menjaga kesehatan gusi. Disarankan melakukannya selama dua menit. Namun, cara menyikat dan peralatan yang digunakan dapat menyebabkan gusi berdarah saat melakukan flossing.
Jika memberikan tekanan yang terlalu kuat saat menyikat gigi, kamu dapat secara tidak sengaja menyebabkan gusi berdarah. Cobalah untuk mengarahkan sikat pada sudut 45 derajat ke garis gusi dan gunakan sapuan pendek yang tumpang tindih pada sisi pipi, sisi yang menggigit dan bagian dalam gigi.
Bila cenderung menyikat gigi dengan keras, pertimbangkan untuk membeli sikat gigi elektrik dengan sensor tekanan atau kontrol intensitas.
Penting juga untuk memilih sikat gigi berbulu lembut.
Gantilah sikat gigi ketika bulu sikat mulai usang. Sikat gigi dengan bulu yang sudah usang dapat membuat kamu menekan lebih keras saat menyikat gigi, menyebabkan gusi berdarah.
Tips mencegah gusi berdarah

Tidak ada pendekatan yang cocok untuk semua orang untuk menghentikan gusi berdarah. Namun, ada beberapa hal yang dapat membuat jaringan gusi lebih sehat. Berikut ini tips untuk membantu gusi lebih jarang berdarah:
- Tingkatkan rutinitas kebersihan mulut: Perbaikan sederhana ini dapat menjadi perubahan yang dibutuhkan untuk membantu gusi berhenti berdarah.
- Makan makanan yang seimbang: Diet yang bergizi sangat penting, tidak hanya untuk kesehatan gusi, tetapi juga kesehatan mulut secara keseluruhan. Jaringan gusi dapat terus berdarah saat flossing jika tidak memiliki nutrisi yang tepat untuk menyembuhkannya. Mengonsumsi makanan yang tinggi vitamin C dan K akan memastikan tubuh memiliki bahan bakar untuk melawan radang gusi dan penyakit periodontal.
- Kunjungi dokter gigi untuk pembersihan dan diagnosis yang tepat: Meskipun pendarahan dari gusi biasanya disebabkan oleh peradangan ringan, tetapi mungkin ada beberapa kondisi yang lebih serius. Mengunjungi dokter gigi akan memungkinkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. Dokter gigi juga dapat melakukan pembersihan profesional. Ini akan membantu menghilangkan plak, karang gigi, dan karang yang membandel dari sela-sela gusi dan gigi.
Referensi
"Why Do My Gums Bleed When I Floss?". GoodRx. Diakses Maret 2025.
"Why Do Gums Bleed When Flossing?". Cleveland Clinic. Diakses Maret 2025.
"Periodontitis". Cleveland Clinic. Diakses Maret 2025.
"What’s the Best Way to Floss Your Teeth?". Healthline. Diakses Maret 2025.
"Pernicious Anemia". Cleveland Clinic. Diakses Maret 2025.
"Anticoagulants". Cleveland Clinic. Diakses Maret 2025.
"Flossing." American Dental Association. Diakses Maret 2025.