Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perdoski Luncurkan Pedoman Penanganan Jerawat, Ini Insight Menariknya!

Tim La Roche Posay, Perdoski, dan KSDKI di acara ”Dermlive by La Roche Posay: The Latest Advancement in Acne Care” pada Sabtu (30/11/2024) di Movenpick Hotel, Jakarta Pusat. (IDN Times/Febriyanti Revitasari)
Intinya sih...
  • Perdoski dan telah memiliki Buku Pedoman Tata Laksana Akne Vulgaris tahun 2024. Buku pedoman ini disusun secara komprehensif dan didedikasikan untuk sejawat dokter sehingga menjadi rujukan yang tepercaya dalam menangani masalah akne.
  • Dalam buku pedoman tersebut, ada rekomendasi penggunaan dermokosmetik dengan bahan-bahan tertentu, seperti Aqua Posae Filiformis, Niacinamide, Lipohydroxy Acid (LHA), Procerad dan Zinc PCA.

Jakarta, IDN Times - Bagi dokter kulit, jerawat adalah permasalahan yang banyak dialami pasien dari segala tingkatan umur. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penanganan jerawat perlu diperbarui.

Melalui diskusi panel bertajuk ”Dermlive by La Roche Posay: The Latest Advancement in Acne Care” pada Sabtu (30/11/2024) di Movenpick Hotel, Jakarta Pusat, La Roche-Posay, Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), dan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI) berbagi soal penanganan jerawat terkini.

Bahkan, Perdoski dan KSDKI turut meluncurkan Buku Pedoman Tata Laksana Akne Vulgaris 2024. Berikut insight menariknya.

1. Setelah 9 tahun lamanya, Buku Pedoman Tata Laksana AkneVulgaris diperbaharui pada tahun 2024

Dr. dr. Reti Hindritiani, Sp.D.V.E., Subsp D.K.E, FINSDV, FAADV menjelaskan proses pembaharuan Buku Pedoman Penanganan Akne Vulgaris di acara ”Dermlive by La Roche Posay: The Latest Advancement in Acne Care” pada Sabtu (30/11/2024) di Movenpick Hotel, Jakarta Pusat. (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

Sejatinya, Perdoski dan telah memiliki Buku Pedoman Tata Laksana Akne Vulgaris sebelumnya. Pembaruan terakhirnya dibuat pada tahun 2015 dan merupakan edisi kedua.

Seiring berkembangnya IPTEK, buku tersebut kembali diperbarui dengan penanganan jerawat yang terkini pada tahun 2024. Dengan demikian, para dokter kulit bisa memberikan pelayanan terbaik dan aman bagi masyarakat.

Proses pembaharuan buku pedoman ini meliputi 19 kontributor dokter spesialis kulit di Indonesia. Ada pula lima editor yang terlibat.

Tahapan yang dilalui pun cukup kompleks. Awalnya, dibentuk Kelompok Kerja CPG Acne oleh Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia. Pembentukan ini disertai pakta integritas tidak adanya konflik kepentingan selama penyusunan CPG (Clinical Practice Guideline). Hingga akhirnya, tahapan peluncuran CPG Akne Vulgaris Indonesia 2024 dilakukan oleh Kelompok Kerja CPG Akne Vulgaris pada KONAS XVII Perdoski di Makassar, Sulawesi Selatan.

Ketua Umum Perdoski, Dr. dr. Hanny Nilasari, SpDVE, Subsp. Ven., FINSDV, FAADV, berkata, “Perkembangan pengetahuan dasar sangat berpengaruh terhadap perkembangan tata laksana penyakit di bidang dermatologi, termasuk akne vulgaris. Buku pedoman ini disusun secara komprehensif dan didedikasikan untuk sejawat dokter sehingga menjadi rujukan yang tepercaya dalam menangani masalah akne.”

2. Di dalam buku tersebut, terdapat beberapa bahan yang direkomendasikan untuk penanganan jerawat

Dr. dr. Reti Hindritiani, Sp.D.V.E., Subsp D.K.E, FINSDV, FAADV menjelaskan bahan yang direkomendasikan untuk penanganan jerawat di acara ”Dermlive by La Roche Posay: The Latest Advancement in Acne Care” pada Sabtu (30/11/2024) di Movenpick Hotel, Jakarta Pusat. (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

Dalam buku pedoman terbaru tersebut, terdapat rekomendasi penggunaan dermokosmetik dengan bahan-bahan tertentu. Beberapa bahan itu bahkan ada yang sudah cukup dikenal oleh pencinta skincare.

Bahan-bahan tersebut adalah Aqua Posae Filiformis, Niacinamide, Lipohydroxy Acid (LHA), Procerad dan Zinc PCA. Beberapa kandungan tersebut pula yang ada dalam formulasi Effaclar Duo+M sebagai terapi pendamping dalam meningkatkan efektivitas terapi jerawat. 

Aqua Posae Filiformis adalah bahan yang berfungsi menyeimbangkan kembali keadaan kulit. Niacinamide adalah bahan untuk menenangkan kulit. LHA adalah bahan aktif untuk eksfoliasi kulit. Sementara itu, Procerad adalah bahan anti-mark (menghilangkan bekas/noda jerawat).

Dr. dr. Reti Hindritiani, SpDVE, Subsp D.K.E., FINSDV, FAADV menjelaskan, ”Dermokosmetik digunakan sebagai bagian dari tata laksana akne vulgaris (AV) dengan tujuan untuk mencapai hasil terapi yang optimal, meningkatkan kepatuhan pasien, dan mengurangi efek samping yang dapat muncul akibat terapi jangka panjang. Berdasarkan hasil studi klinis di Indonesia, penggunaan dermokosmetik yang mengandung Aqua Posae Filiformis, Niacinamide, Lipohydroxy Acid, Procerad, dan Zinc PCA efektif membantu terapi jerawat standar dari dermatolog.”

3. Studi terbaru Perdoski menunjukkanvaliditas yang tinggi dalam Spotscan+, teknologi berbasis AI dengan medical-grade analysis

Prof. Dr. dr. Satya Wydya Yenny, Sp.D.V.E., Subsp. D.K.E., M.Ag., FINSDV, FAADV memaparkan tentang Spotscan+ di acara ”Dermlive by La Roche Posay: The Latest Advancement in Acne Care” pada Sabtu (30/11/2024) di Movenpick Hotel, Jakarta Pusat. (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

Di samping kandungan untuk penanganan jerawat tersebut, studi terkini Perdoski menunjukkan validitas tinggi pada Spotscan+. Spotscan+ adalah teknologi berbasis AI dengan medical-grade analysis persembahan merek dermokosmetik La Roche Posay.

Teknologi tersebut tidak menggantikan peran dokter, melainkan membantu analisis awal dari kasus-kasus pasien. Teknologi ini pun bisa diakses para pejuang jerawat untuk mendapatkan analisis awal dan memantau keadaan jerawatnya di https://www.larocheposay.co.id/event/spotscan-plus secara gratis.

Prof. Dr. dr. Satya Wydya Yenny, SpDVE., Subsp. D.K.E., M.Ag., FINSDV, FAADV memaparkan, “Spotscan+ menjadi alat yang sangat efektif untuk membantu dermatolog ataupun pejuang jerawat. Bagi pejuang jerawat, Spotscan+ menawarkan screening awal yang membantu mereka, terutama di daerah dengan akses terbatas ke dermatologis, menilai tingkat keparahan jerawat mereka dan memutuskan apakah konsultasi medis lebih lanjut diperlukan."

Dilanjutkannya, "Dari sisi efisiensi klinis, Spotscan+mendukung dermatolog dengan memberikan data awal yang relevan, meningkatkan efisiensi waktu diagnosis, dan memungkinkan fokus pada perawatan yang dipersonalisasi. Lebih lanjut, Spotscan+ juga bermanfaat untuk memantau perkembangan jerawat selama perawatan, memastikan evaluasi yang objektif dan konsisten terhadap perubahan tingkat keparahan jerawat.”

4. Kapan kasus jerawat mulai perlu diperiksakan ke dokter kulit?

Prof. Dr. dr. Satya Wydya Yenny, Sp.D.V.E., Subsp. D.K.E., M.Ag., FINSDV, FAADV memaparkan tentang klasifikasi GEA di acara ”Dermlive by La Roche Posay: The Latest Advancement in Acne Care” pada Sabtu (30/11/2024) di Movenpick Hotel, Jakarta Pusat. (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

Pada kesempatan yang sama, dipaparkan pula klasifikasi jerawat berdasarkan Global Evaluation of Acne (GEA). Dari klasifikasi ini, kamu bisa mengetahui kapan jerawatnya harus berkonsultasi ke dokter spesialis kulit.

  1. Grade 0: kulit tidak memiliki lesi akne dan tampak bersih.
  2. Grade 1: kulit hampir bersih, hampir tidak ada lesinya. Hanya ada beberapa komedo (blackheads atau whiteheads) atau papula yang sangat sedikit. Lesi-lesi yang ada hanya mempengaruhi penampilan sedikit.
  3. Grade 2 atau ringan: kurang dari separuh wajah terlibat jerawat. Ada banyak komedo, baik terbuka dan tertutup. Ada juga sedikit papul dan beberapa pustule.
  4. Grade 3 atau sedang: lebih dari separuh wajah dijumpai lesi akne. Terdapat banyak lesi papul dan pustule, banyak juga komedo terbuka dan tertutup. Bahkan, satu nodul dapat ditemukan.
  5. Grade 4 atau berat: seluruh wajah dijumpai lesi akne. Banyak lesi papul dan pustule, ada komedo terbuka dan tertutup, serta beberapa nodul.
  6. Grade 5 atau sangat berat: seluruh wajah dijumpai lesi akne yang mengalami tanda-tanda inflamasi dan banyak nodul.

Menurut Prof. Wydya, jika kulit sudah menampakkan ciri-ciri GEA di atas Grade 2, maka sudah harus konsultasi ke dokter spesialis kulit (SpKK atau SpDVE). Bila tidak ditangani secara optimal, derajat jerawat berpotensi lebih parah serta memengaruhi kualitas hidup seseorang.

5. La Roche Posay Effaclar Duo+M telah teruji sebagai dermokosmetik yang digunakan sebagai bagian dari tata laksana akne vulgaris

Pemaparan Phylobioma di acara ”Dermlive by La Roche Posay: The Latest Advancement in Acne Care” pada Sabtu (30/11/2024) di Movenpick Hotel, Jakarta Pusat. (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

Inovasi dalam La Roche Posay Effaclar Duo+M telah memiliki studi yang menunjukkan efektivitas produk pada kulit orang Indonesia. Selain mengandung bahan untuk penanganan jerawat seperti yang disebutkan sebelumnya, Effaclar Duo+M hadir dengan Phylobioma yang dipatenkan untuk melawan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.

Phylobioma adalah bahan aktif natural yang kayak polifenol untuk bekerja pada mikrobioma dan serum. Phylobioma mampu menurunkan filotipe IA1 dan terbukti bekerja pada sebogenesis.

Effaclar Duo+M dengan formulasi Phylobioma ini mampu meringankan jerawat dalam waktu 8 jam. Hal ini diuji pada ketidaksempurnaan kulit yang parah dan terbukti pada semua fototipe.

Silvia Yohana, General Manager L’Oreal Dermatological Beauty Indonesia berujar, “Kami bangga dapat menjadi dermocosmetic brand yang direkomendasikan dalam tata laksana penanganan jerawat di Indonesia. Hal ini jadi bukti nyata akan misi kami untuk menghadirkan inovasi produk seperti Effaclar Duo+M dan teknologi seperti Spotscan+ yang bermanfaat dan mudah dijangkau, serta terbukti efektif dan aman di berbagai studi klinis untuk membantu pejuang jerawat di Indonesia.”

Demikianlah insight menarik seputar peluncuran buku pedoman penanganan jerawat terkini. Buat pejuang jerawat, semangat ya! Pastikan kamu menganalisis jerawatmu dengan baik dan lakukan pemeriksaan segera ke dokter spesialis kulit agar mendapatkan penanganan yang tepat dan aman.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Febriyanti Revitasari
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us