Bukan Sekadar Cemas, Kenali 6 Jenis Gangguan Kecemasan 

Waspada bila mengalami rasa cemas terus-terusan

Setiap orang pasti pernah mengalami situasi yang membuatnya cemas. Ini adalah emosi yang normal, karena otak bereaksi terhadap stres dan memperingatkan tentang potensi bahaya. Namun, beda halnya jika kecemasan dirasakan berlebihan.

Gangguan kecemasan dapat menyebabkan rasa cemas dan ketakutan secara terus-menerus, bahkan bisa sampai mengganggu aktivitas. Agar lebih jelas, yuk, kenali berapa jenis gangguan kecemasan yang perlu kamu ketahui, dirangkum dari Healthline, WebMD, dan buku Cari Tahu tentang Gangguan Kecemasan karya Brigitta Adelia Dewandari.

1. Gangguan kecemasan umum

Bukan Sekadar Cemas, Kenali 6 Jenis Gangguan Kecemasan pixabay.com/Anemone123

Jenis ini merupakan gangguan kecemasan kronis (berlangsung terus-menerus) yang ditandai dengan rasa khawatir dan tegang yang berlebihan.

Berbeda dengan kecemasan sehari-hari, orang-orang dengan gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder) merasakan kecemasan yang bertahan terus-menerus setidaknya selama 6 bulan. Orang tersebut juga bisa tiba-tiba merasa gelisah meskipun dalam kondisi baik-baik saja.

2. Gangguan panik

Bukan Sekadar Cemas, Kenali 6 Jenis Gangguan Kecemasan pexels.com/Nathan Cowley

Gangguan panik (panic disorder) adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan munculnya ketakutan yang tiba-tiba datang dan berulang.

Umumnya, gangguan panik berkembang saat beranjak dewasa dan disebabkan oleh stres yang berlebihan.

Menurut keterangan dari American Psychiatric Association (APA), selama serangan, beberapa gejala ini bisa muncul bersamaan:

  • Palpitasi (jantung berdebar atau detak jantung cepat)
  • Berkeringat
  • Gemetar
  • Merasa sesak napas atau sensasi tercekik
  • Nyeri dada
  • Merasa pusing atau ingin pingsan
  • Perasaan seperti tercekik
  • Mati rasa atau kesemutan
  • Menggigil atau mengalami hot flashes
  • Mual atau sakit perut
  • Merasa terpisah
  • Takut akan kehilangan kontrol
  • Takut akan kematian

Karena gejala yang dirasakan bisa parah, banyak orang yang mengalami serangan panik mungkin menganggap dirinya sedang mengalami serangan jantung atau penyakit fatal lainnya, sehingga bergegas ke layanan gawat darurat rumah sakit.

Usia rata-rata onset serangan panik adalah 22-23 tahun. Serangan panik juga dapat terjadi dengan gangguan mental lain seperti depresi atau gangguan stres pascatrauma.

Baca Juga: 7 Makanan yang Meredakan Gangguan Kecemasan, Dapat Membuatmu Rileks

3. Fobia

Bukan Sekadar Cemas, Kenali 6 Jenis Gangguan Kecemasan pexels.com/Kat Jayne

Selanjutnya ada gangguan fobia. Ini  merupakan jenis gangguan kecemasan yang dapat membuat penderitanya mengalami panik dan membatasi kegiatan.

Adanya gangguan ini bisa membuat seseorang memiliki ketakutan berlebihan terhadap sesuatu. Ketakutan tersebut kemudian berkembang menjadi fobia ketika berada pada situasi yang dianggapnya mengancam, sehingga orang tersebut berusaha untuk menghindari penyebab dari ketakutan tersebut.

4. Gangguan obsesif kompulsif

Bukan Sekadar Cemas, Kenali 6 Jenis Gangguan Kecemasan pixabay.com/Couleur

Gangguan obsesif kompulsif atau obssesive compulsive disorder (OCD) adalah gangguan kecemasan ketika seseorang memiliki pikiran yang menimbulkan kecemasan dan tidak bisa hilang begitu saja, kecuali dengan melakukan perilaku yang berulang. Ia akan menunjukkan kekhawatirannya dan mengulang rutinitasnya.

5. Gangguan stres pascatrauma

Bukan Sekadar Cemas, Kenali 6 Jenis Gangguan Kecemasan Pexels/ Juan Pablo Serrano Arenas

Gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah gangguan yang terjadi karena seseorang melihat atau mengalami kejadian traumatis, seperti bencana alam, peperangan, atau penyerangan. Beberapa orang yang mengalami kejadian seperti itu tidak punya masalah dengan trauma, tetapi beberapa di antaranya mengembangkan PTSD.

Trauma disebut-sebut dapat menyebabkan perubahan pada otak. Sebagai contoh, menurut sebuah laporan dalam jurnal Biological Psychiatry tahun 2018 menemukan bahwa orang-orang dengan PTSD memiliki hipokampus yang lebih kecil, yaitu area pada otak yang terlibat dalam memori dan emosi.

Meski begitu, tidak diketahui apakah mereka memiliki volume hipokampus yang lebih kecil sebelum trauma atau apakah trauma mengakibatkan penurunan volume hipokampus. Diperlukan penelitian lebih lanjut. Orang dengan PTSD juga mungkin punya kadar hormon stres yang tidak normal, yang dapat dapat memicu respons fight or flight secara belebihan.

PTSD membuat penderitanya tidak dapat melupakan atau sebaliknya tidak mau mengingat pengalaman tersebut, serta berpikir negatif terhadap diri sendiri dan sekitarnya.

6. Gangguan kecemasan sosial

Bukan Sekadar Cemas, Kenali 6 Jenis Gangguan Kecemasan pixabay.com/Graehawk

Terakhir adalah gangguan kecemasan sosial atau social anxiety disorder. Kondisi ini adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan terhadap situasi sosial sehari-hari.

Menurut keterangan dari Anxiety and Depression Association of America (ADAA), diperkirakan 15 juta penduduk Amerika Serikat mengalami gangguan kecemasan sosial. Gejala umumnya dimulai sejak usia 13 tahun.

Seseorang yang mengalami kondisi ini takut jika orang berpikir buruk tentang dirinya atau jika ia tidak dapat mengerjakan sesuatu sebaik yang diharapkan orang lain.

Itulah enam jenis gangguan kecemasan. Jika kamu merasa mengalami salah satunya, hindari diagnosis diri sendiri, sebaiknya konsultasikan ke ahli kejiwaan seperti psikolog atau psikiater agar mendapat penanganan yang tepat.

Baca Juga: Kenali 8 Gejala Fisik Gangguan Kecemasan atau Anxiety

rohimah mega Photo Writer rohimah mega

Bermain dengan aksara

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya