“Meski terdengar kecil secara persentase, angka tersebut mencerminkan bahwa ribuan keluarga dihadapkan pada tantangan hidup yang berat setiap tahun, karena dampak dari penyakit kanker bukan saja beban ekonomi, tetapi juga beban psikologi dan sosial yang harus dihadapi pasien serta keluarganya,” ujarnya pada Rabu (10/9/2025) di Jakarta.
Tak Punya Gejala Khas, Waspada Kanker Multiple Myeloma

- Multiple myeloma merupakan jenis kanker darah yang berkembang pada sel plasma di sumsum tulang. Ada 3.289 kasus baru per tahun di Indonesia.
- Faktor risiko yang harus diwaspadai: usia lanjut, riwayat keluarga, jenis kelamin laki-laki, paparan radiasi atau bahan kimia tertentu, berat badan berlebih, dan kelainan sel plasma.
- Pilihan pengobatan multiple myeloma beragam, seperti kemoterapi, kortikosteroid, imunomodulator, hingga proteasome inhibitor untuk mempertahankan kualitas hidup mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, Santyna Sanjaya berusaha mangabaikan rasa lelah yang tak kunjung hilang. Nyeri berulang yang ia rasakan dianggapnya bagian wajar dari proses penuaan, hingga suatu hari tubuhnya kolaps dan memaksanya mencari jawaban medis.
Saat mendapatkan diagnosis, rasa lelah yang ia alami ternyata berasal dari multiple myeloma. Ini merupakan salah satu jenis kanker darah yang sering hadir tanpa gejala jelas dan baru terdeteksi ketika sudah terlambat.
Kisah seperti Santyna bukan hal yang jarang terjadi. Di Indonesia, lebih dari 3.000 kasus baru multiple myeloma terdiagnosis setiap tahunnya. Sebagian besar pasien baru mengetahui kondisinya saat kerusakan organ sudah terjadi.
Melihat situasi ini, Takeda bersama Multiple Myeloma Indonesia (MMI) dan Kementerian Kesehatan RI menggelar edukasi media yang bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kanker Darah.
1. Ada 3.289 kasus baru multiple myeloma per tahun di Indonesia
Multiple myeloma merupakan jenis kanker darah yang berkembang pada sel plasma di sumsum tulang. Sel plasma berfungsi menghasilkan antibodi untuk melindungi tubuh dari virus dan bakteri. Pada kondisi ini, sumsum tulang memproduksi sel plasma abnormal atau sel mieloma yang tidak lagi berfungsi normal.
Dokter Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, menegaskan bahwa kanker, termasuk multiple myeloma, masih menjadi salah satu beban besar kesehatan masyarakat di Indonesia.
Data GLOBOCAN 2022 mencatat bahwa multiple myeloma menempati urutan ke-19 dari seluruh jenis kanker di Indonesia, dengan estimasi 3.289 kasus baru per tahun atau sekitar 0,8 persen dari total insiden kanker nasional. Secara angka mungkin sekilas tampak sedikit, tetapi dampaknya besar.
Tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan pilihan pengobatan, termasuk akses terhadap obat-obatan, yang berpengaruh besar pada tingkat kesintasan pasien.
Karena itu, dr. Nadia menekankan pentingnya deteksi dini. Makin cepat kanker ditemukan, makin tinggi peluang bertahan hidup pasien.
2. Faktor risiko yang harus diwaspadai
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD, KHOM, M.Epid, M.PdKed, FACP, FINASIM, FISQua, Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, menekankan bahwa multiple myeloma merupakan ancaman serius. Ini karena sebagian besar kasus baru terdiagnosis pada stadium lanjut, saat kerusakan organ sudah terjadi.
Ia menjelaskan bahwa sejumlah faktor risiko bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap penyakit ini, termasuk:
- Usia lanjut.
- Riwayat keluarga.
- Jenis kelamin laki-laki.
- Paparan radiasi atau bahan kimia tertentu.
- Berat badan berlebih.
- Kelainan sel plasma.
"Penyakit ini menyerang area tubuh di mana sumsum tulang aktif seperti tulang belakang, tengkorak, panggul, tulang rusuk, dan sekitar bahu serta pinggul. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan tulang yang berujung pada patah tulang maupun kadar kalsium tinggi dalam darah," ujar Prof. Ikhwan.
Gangguan produksi sel darah juga membuat pasien rentan mengalami anemia, infeksi berulang, perdarahan, bahkan komplikasi serius pada ginjal.
"Salah satu yang menjadi tantangan terbesar untuk hal ini adalah masih rendahnya literasi dan pemahaman masyarakat di Indonesia terhadap multiple myeloma. Sementara, deteksi dini sangat penting untuk keberhasilan terapi," tambahnya.
3. Pilihan pengobatan multiple myeloma

Prof. Ikhwan menjelaskan bahwa saat ini pasien multiple myeloma di Indonesia memiliki beragam pilihan terapi yang bisa diberikan baik secara oral maupun infus. Pilihan tersebut mencakup kemoterapi, kortikosteroid, imunomodulator, hingga terapi inovatif seperti proteasome inhibitor.
"Seiring berkembangnya terapi, makin besar peluang pasien untuk mempertahankan kualitas hidup mereka," ungkap Prof. Ikhwan.
Namun, ia menekankan pentingnya kesadaran untuk segera bertindak. Jika seseorang mulai merasakan gejala yang mencurigakan, jangan menunda untuk memeriksakan diri ke tenaga medis. Makin cepat multiple myeloma didiagnosis, makin cepat pula tata laksana dapat dilakukan, sehingga pengobatan bisa diberikan dengan lebih tepat dan efektif.
4. Cerita Santyna Sanjaya sebagai pasien multiple myeloma
Sekilas perjalanan hidup dengan multiple myeloma diceritakan oleh Santyna Sanjaya, seorang penyintas yang sudah beberapa tahun terakhir berjuang melawan penyakit ini. Ia mengaku awalnya tidak menyadari gejala yang muncul, seperti wajah pucat dan nyeri berulang.
Namun, keluhan tersebut makin parah hingga membuatnya sulit bergerak, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk memeriksakan diri. Setelah sekitar empat bulan pemeriksaan, barulah diagnosis ditegakkan, yaitu multiple myeloma.
Kala itu, informasi yang tersedia masih sangat terbatas, sehingga Santyna bahkan sempat mencari second opinion ke luar negeri demi memahami kondisi yang ia alami. Menurutnya, perjalanan sebagai pasien multiple myeloma tak lepas dari beban besar lain yang ikut menyertainya, mulai dari biaya pengobatan, rasa cemas, hingga perubahan dalam kehidupan sehari-hari.
Meski begitu, ia tetap merasa bersyukur karena makin banyak dukungan hadir, baik dari keluarga, komunitas, maupun organisasi pasien.
"Harapan saya sederhana, agar akses terhadap pengobatan yang lebih baik semakin luas, sehingga lebih banyak pasien bisa menjalani hidup dengan kualitas yang layak dan penuh harapan. Untuk sesama pejuang multiple myeloma, agar mendapatkan hasil yang optimal, ayo ikuti anjuran pengobatan yang diberikan oleh dokter sampai tuntas," Santyna berkata.
Kisah pasien dan fakta seputar multiple myeloma menunjukkan betapa pentingnya deteksi dini, edukasi, serta akses pada terapi yang tepat. Dengan meningkatnya kesadaran, pasien memiliki peluang lebih besar untuk menjalani hidup dengan kualitas yang lebih baik.