Mitos yang beredar cukup luas di dunia maya adalah bahwa COVID-19 bukanlah virus "baru". Informasi tersebut dibeberkan oleh seorang QAnon dan YouTuber yang "ahli" soal teori konspirasi, Jordan Sather.
Bagi yang tidak tahu, QAnon adalah ideologi bahwa terdapat rencana jahat oleh sebuah "negara rahasia" untuk menggulingkan satu pemerintahan.
Melalui sebuah utasan Twitter, Sather bercuit bahwa virus corona "baru" tersebut sebenarnya sudah dipatenkan oleh sebuah perusahaan Inggris, Pirbright Institute, pada 2015 dan dikabulkan pada 2017.
Sather kemudian menuduh bahwa COVID-19 adalah "epidemik berencana" oleh pemerintah dunia; dan, media bertugas untuk menakut-nakuti masyarakat.
Terlebih lagi, Sather kemudian membagikan tautan yang menghubungkan Pirbright Institute dengan co-founder Microsoft, Bill Gates. Hal itu karena sebuah siaran pers pada 2019 menyatakan bahwa Pitbright bekerja sama dengan Bill and Melinda Gates Foundation untuk meneliti penyakit ternak, khususnya coronavirus pada flu burung.
Hal ini kemudian merebak ke berbagai kalangan penyuka teori konspirasi dan anti-vaksinasi. Tak ayal, misinformasi itu terus menyebar hingga beberapa orang percaya akan hal itu.
Kebenarannya? Ternyata paten pada 2015 oleh Pirbright Institute digunakan untuk meneliti virus corona yang menyebabkan flu burung. Terlebih lagi, Pirbright menyatakan bahwa Bill and Melinda Gates Foundation tidak mendanai paten tersebut.
Menyoal pencatutan nama Gates ke dalam isu tersebut, hal tersebut lumrah terjadi di saat genting seperti ini. Sama seperti saat kasus penyakit Zika melanda dunia, nama Bill Gates pun ikut dilibatkan sebagai "dalang".
Sebagai filantrofis, Bill dan Melinda Gates memang aktif berpartisipasi untuk membantu dunia menanggulangi penyakit dan mortalitas. Mengutip kata Bill Gates,
"Menangani penyakit sama seperti sedang berperang."
Tetap saja, walaupun tidak valid, para penyuka teori konspirasi akan terus menyebarkan teori-teori menarik yang selain melatih otak juga membuat bulu kudukmu merinding.