Tingkat Keguguran Berdasarkan Usia Kandungan

- Risiko keguguran turun seiring bertambahnya usia kehamilan: 25 persen pada 0–4 minggu, 5 persen pada 4–8 minggu, dan kurang dari 2 persen pada 8–12 minggu.
- Setelah trimester pertama, risiko keguguran menurun drastis: sekitar 2–3 persen pada usia kehamilan 13–20 minggu dan 0,5 persen setelah 20 minggu.
- Risiko keguguran meningkat seiring bertambahnya usia ibu: mulai dari 15,8 persen di bawah usia 20 tahun hingga mencapai 53,6 persen pada usia 45 tahun.
Ada berbagai masalah yang berpotensi terjadi saat kehamilan, salah satunya adalah keguguran.
Keguguran didefinisikan sebagai hilangnya kehamilan sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu. Keguguran biasanya terjadi pada trimester pertama, dan sekitar 10 hingga 15 persen dari kehamilan yang diketahui berakhir dengan keguguran.
Umumnya, makin lama usia kehamilan, makin kecil kemungkinan terjadi keguguran. Keguguran sendiri bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dan banyak di antaranya yang tidak dapat dicegah.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang risiko keguguran berdasarkan usia kandungan dan usia ibu.
1. Tingkat keguguran berdasarkan usia kandungan
Makin bertambah usia kehamilan, risiko keguguran makin turun. Secara umum, tingkat keguguran berdasarkan usia kehamilan adalah sebagai berikut:
- Usia kehamilan 0–4 minggu: 25 persen.
- Usia kehamilan 4–8 minggu: 5 persen.
- Usia kehamilan 8–12 minggu: kurang dari 2 persen.
Setelah trimester pertama, risiko keguguran menurun drastis:
- Pada usia kehamilan 13–20 minggu: risikonya sekitar 2–3 persen.
- Setelah 20 minggu: kehilangan kehamilan disebut sebagai lahir mati (stillbirth), dengan risiko sekitar 0,5 persen.
Jika dokter mendeteksi detak jantung janin yang sehat pada USG awal (biasanya dilakukan pada usia kehamilan 7–8 minggu), ini menandakan kehamilan yang sehat dengan risiko keguguran yang lebih rendah. Namun, meskipun sudah melihat detak jantung, keguguran tetap mungkin terjadi.
2. Tingkat keguguran berdasarkan usia ibu

Risiko keguguran meningkat seiring bertambahnya usia ibu. Penyebab paling umum keguguran adalah kelainan kromosom pada janin, yang lebih sering terjadi pada perempuan yang hamil pada usia lebih tua.
Studi tahun 2019 dalam jurnal BMJ terhadap lebih dari 400.000 kehamilan di Norwegia menunjukkan tingkat keguguran berdasarkan usia ibu sebagai berikut:
- Di bawah 20 tahun: 15,8 persen.
- 25–29 tahun: 9,8 persen.
- 30–35 tahun: 11–14 persen.
- 36–40 tahun: 17–25 persen.
- 40–44 tahun: 30–45 persen.
- 45 tahun: 53,6 persen.
3. Faktor risiko keguguran
Keguguran paling sering disebabkan oleh kelainan kromosom, yang bertanggung jawab atas lebih dari 50 persen kasus keguguran.
Kelainan kromosom dapat terjadi pada sel telur atau sperma, atau terjadi selama perkembangan.
Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko keguguran, yang meliputi:
- Riwayat dua atau lebih keguguran sebelumnya.
- Hamil saat usia lebih dari 35 tahun.
- Merokok.
- Konsumsi alkohol.
- Penyalahgunaan obat-obatan.
- Paparan bahan kimia berbahaya.
- Gangguan autoimun seperti lupus.
- Obesitas.
- Masalah hormon seperti sindrom ovarium polikistik.
- Diabetes yang sudah ada sebelumnya.
- Masalah tiroid.
- Konsumsi kafein berlebihan.
- Penyakit jantung bawaan.
- Penyakit ginjal parah.
- Malnutrisi berat.
- Paparan radiasi.
- Penggunaan obat-obatan tertentu seperti isotretinoin.
4. Gejala dan tanda keguguran

Tanda awal keguguran yang paling umum adalah perdarahan. Namun, tidak semua perdarahan disebabkan oleh keguguran. Perdarahan yang berat, makin parah seiring waktu, atau disertai kram intens lebih mungkin menjadi tanda keguguran.
Gejala keguguran lainnya, meliputi:
- Berkurangnya gejala kehamilan secara tiba-tiba dan signifikan.
- Penurunan gerakan janin.
- Kram yang hebat.
- Keluarnya gumpalan darah.
5. Pencegahan
Sebagian besar keguguran disebabkan oleh kelainan genetik atau faktor kesehatan yang tidak dapat dikendalikan. Meskipun begitu, menjaga kesehatan sebelum dan selama kehamilan dapat membantu.
Jaga kesehatan selama kehamilan dengan tips ini:
- Konsumsi makanan seimbang.
- Berolahraga secara teratur.
- Hindari alkohol, obat-obatan rekreasi, dan rokok.
- Batasi konsumsi kafein maksimal 200 mg per hari.
- Lakukan pemeriksaan prenatal secara teratur.
Jadi, secara umum, peluang terjadinya keguguran adalah sekitar 20 persen pada 4 minggu pertama dan terus menurun seiring bertambahnya usia kehamilan. Sementara itu, jika dilihat dari usia ibu, peluang keguguran paling rendah pada perempuan yang hamil pada usia 25–29 tahun, selanjutnya risiko keguguran bertambah seiring bertambahnya usia ibu. Meskipun begitu, risiko keguguran bisa dikurangi dengan gaya hidup sehat dan menghindari faktor-faktor risikonya.
Referensi
"Your week-by-week risk of miscarriage in early pregnancy, according to studies and gynos". Business Insider. Diakses November 2024.
"A Breakdown of Miscarriage Rates by Week". Healthline. Diakses November 2024.
Magnus, Maria C, Allen J Wilcox, Nils-Halvdan Morken, Clarice R Weinberg, and Siri E Håberg. “Role of maternal age and pregnancy history in risk of miscarriage: prospective register based study.” BMJ, March 20, 2019, l869.
"What are the average miscarriage rates by week?" Medical News Today. Diakses November 2024.
"What Week Is the Highest Risk of a Miscarriage?" MedicineNet. Diakses November 2024.